20 41
Awaliyah Safitri, 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI KELAS IV SDN PANANCANGAN 5 KOTA SERANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian dan pengembangan research and developmentR merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran menurut Brog dalam Sugiyono, 2010:9. Pada kesempatan ini, peneliti menggunkan
metode yang bersifat reklektif dalam penelitiannya yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas PTK yang tujuannya untuk dapat meningkatkan pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk peningkatan metode Role-Playing pada kemampuan bercerita di kelas IV SDN Panancangan 5 Kota Serang dengan memberikan inisial
pada nama didata siswa.
1. Metode Penelitian Tindakan Kelas
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian tindakan action research yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
praktik pembelajaran dikelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas silabus, materi,
dan lain-lain ataupun output hasil belajar. PTK harus tetap tertuju atau mengeni hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Arikunto 2010:87 menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik
minat dan penting bagi peneliti. b.
Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan.
41
Awaliyah Safitri, 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI KELAS IV SDN PANANCANGAN 5 KOTA SERANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Jadi, PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan
tujuan memperbaikimeningkatkan mutu praktik pembelajaran. Saat ini Penelitian Tindakan Kelas PTK sedang berkembang
dengan pesatnya di Negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian penilikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang
cukup besar terhadap PTK. Menurut McNiff dalam Arikunto, 2012:102 dalam bukunya yang berjudul Action Research Principles and Practice
memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan
prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Dalam PTK, penelitiguru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran
atau bersama guru lain dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam PTK guru harus
secara reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan dikelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, pendidik
dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.
Pada intinya, PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul dikelas dan dirasakan langsung oleh guru yang
bersangkutan sehingga dibenarkan jika ada tanggapan bahwa permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang
peneliti. Ada beberapa orang ahli yang menekuni penelitian tindakan ini,
namun dalam sajian ini dikemukakan pendapat tentang model penelitian tindakan antara lain Kurt lewin, Kemmis, henry, Mc Taggart, Jhon Elliott dan
Hopkins. Ahli yang pertama kali menciptakan model penelitian tindakan adalah Kurt Lewin, tetapi yang samai sekarang banyak dikenal adalah
Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto, 2010:64.
41
Awaliyah Safitri, 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI KELAS IV SDN PANANCANGAN 5 KOTA SERANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang
juga menunjukkan langkah, yaitu: a.
Perencanaan atau planning b.
Tindakan atau acting c.
Pengamatan atau observing dan d.
Refleksi atau reflecting Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah
siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus
dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt
Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut ini.
Gambar 3.1 Model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen tersebut
kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka
menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan acting dan pengamatan observing seebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini
mencermati apa yang sudah terjadi reflecting. Dari terselesaikannya refleksi lalu disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian
41
Awaliyah Safitri, 2013
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI KELAS IV SDN PANANCANGAN 5 KOTA SERANG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tindakan dan pengamatan lagi, begitu seterusnya. Bangka waktu untuk suatu siklus dan langkah-langkah dalam suatu siklus sangat tergantung konteks dan
seting permasalahan, bisa jadi dalam billangan hari atau minggu, tetapi dapat juga dalam hitungan semester atau bahkan tahun.
Satu diantara bermacam-macam lokasi atau setting penelitian tindakan adalah yang dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang
dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research CAR. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan misalnya untuk meningkatkan efektivitas metode
mengajar, pemberian tugas kepada siswa, penilaian, dan lain sebagainya. Dalam hal guru yang mengajar perlu berkolaborasi dengan seorang atau tim
peneliti. Baik peneliti maupun guru secara bersama-sama membuat rancangan penelitiannya, selanjutnya guru itulah yang melaksanakan di kelas, tim
peneliti yang mengadakan pengamatan. Sesudah proses pengamatan selesai, guru dan tim peneliti mengadakan refleksi dalam bentuk diskusi bersama.
Dalam kesemptan ini guru menceritkan bagaimana hasil evaluasi diri ketika melaksankan tindakan, lalu tim peneliti mengemukakan hasil pengamatannya
sehingga terjadi proses refleksi yang rumit tetapi runtut.
2. Langkah Penelitian Tindakan kelas