Terjemahan Harfiah dan Terjemahan Bebas Simbol-Simbol Verbal Religi

25 untuk memperjelas variabel penelitian, teori, tahapan analisis, dan pendekatan yang digunakan. Beberapa konsep yang dimaksud adalah: a terjemahan harfiah dan terjemahan bebas, b simbol-simbol verbal religi, dan c kitab Wahyu. Berikut adalah uraian singkat dari istilah-istilah yang dimaksud.

2.2.1 Terjemahan Harfiah dan Terjemahan Bebas

Segregasi atau pemisahan antara terjemahan harfiah dan terjemahan bebas yang dikenal dengan istilah dikotomi di dalam dunia penerjemahan khususnya penerjemahan Alkitab adalah divisi atau pemisahan strategi penerjemahan yang dilakukan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang berbeda yang mencerminkan pendekatan-pendekatan teoretis yang berbeda terhadap terjemahan Kemppanen, 2011:147. Kedua strategi yang menghasilkan kubu yang bertentangan di dalam penerjemahan baik yang berorientasi pada produk maupun proses, diberi label dalam beberapa istilah yang berbeda, yaitu kesepadanan formal dan dinamis Nida, 1964, terjemahan semantik versus komunikatif Newmark, 1981, terjemahan literal dan idiomatik Beekman dan Callow, 1974, terjemahan teraga overt dan tak teraga covert House, 1977, terjemahan yang berasas pada bentuk dan makna Larson, 1984, domestikasi dan foreginisasi Venuti, 1995, 1998, terjemahan langsung direct dan tak langsung indirect Gutt, 1991, dan terjemahan observasional dan partisipatif Pym, 2010. Namun, pemisahan berbagai strategi penerjemahan ke dalam dua kelompok besar diperkenalkan oleh para ahli bahasa dengan berbagai istilah yang 26 berbeda Nida 1964 menegaskan bahwa secara tradisional kita cenderung untuk berpikir dalam kerangka terjemahan harfiah dan terjemahan bebas.

2.2.2 Simbol-Simbol Verbal Religi

Nöth 1990 menyebutkan bahwa dalam arti yang luas simbol adalah sinonim dari tanda. Lebih jauh ditegaskan bahwa terlepas dari ketidakjelasan terminologi, definisi yang lebih sempit yang mendefinisikan simbol sebagai kelas tanda, dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu simbol sebagai tanda konvensional, simbol sebagai tanda ikonik, dan simbol sebagai tanda konotasional. Subtipe dari simbol adalah simbol verbal, grafis dan simbol bergambar lainnya seperti logo atau merek dagang, bendera, dan lambang. Merujuk pada pengertian bahwa definisi istilah verbal mengacu pada segala sesuatu yang berbasis kata, baik yang berwujud ucapan maupun tulisan maka yang dimaksud dengan simbol verbal dalam penelitian ini adalah simbol yang berbasis pada kata yang dalam hal ini berwujud tulisan. Secara umum, Peirce mendefinisikan simbol sebagai tanda yang memiliki tiga elemen yaitu representamen, interpretan, dan objek, yang mana hubungan antara dua elemennya yaitu representamen dan interpretan bersifat konvensional. Sehubungan dengan penjelasan di atas, yang dimaksud dengan simbol verbal adalah eksistensi representamen pada teks yang berbentuk tulisan dan mengacu pada sesuatu yang berbeda dari apa yang tertulis pada teks. Locker 2003 menegaskan pula bahwa tipe dari tanda ini hanya dapat dipahami dengan mengaitkan maknanya. Misalnya, simbol verbal perempuan berselubungkan 27 matahari dalam Kitab Wahyu merupakan simbol dari orang Israel, Gereja Kristen, atau seluruh Umat Allah. Sejalan dengan pernyataan tersebut di atas, Shaw 1881:367 menyajikan definisi simbol sebagai sesuatu yang digunakan untuk, atau dianggap, mewakili sesuatu yang lain. Lebih khusus, simbol adalah sebuah kata, frasa, atau ekspresi lain yang memiliki makna kompleks, dalam hal ini, simbol dipandang memiliki nilai yang berbeda dari apa pun yang disimbolkannya. Sebagai tanda yang arbitrer ditulis atau dicetak yang telah memperoleh signifikasi konvensional, sebuah simbol adalah sesuatu yang terlihat yang melalui asosiasi atau konvensi melambangkan sesuatu yang lain yang tak terlihat Word Reference. Michelson 2005:176 melihatnya sebagai kata kiasan suatu gambaran yang ditransfer oleh sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain, seperti bendera untuk negara, atau musim gugur untuk kedewasaan. ” Simbol dapat mewakili ide-ide yang terkandung dalam gambar tanpa menyatakannya. Simbol dapat menjadi subjek dari keragaman atau konotasi, karena itu, baik penyair maupun pembaca, harus menerapkan kebijaksanaan yang masuk akal untuk menghindari salah tafsir. Simbol didefinisikan dalam Encyclopedia Britannica online sebagai elemen komunikasi yang dimaksudkan untuk hanya mewakili atau menggantikan orang, objek, kelompok atau ide. Lebih jauh, Harshananda 1988 menyebutkan bahwa simbol religi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan simbol-simbol arkitipe, tindakan, karya seni, peristiwa atau fenomena alam oleh agama tertentu untuk berbagai keperluan. Dalam hal ini, agama melihat teks-teks agamawi, ritual, dan karya seni sebagai simbol untuk meyakinkan seseorang tentang ide atau 28 pemahaman tertentu. Simbol membantu menciptakan mitos yang resonan untuk mengekspresikan nilai-nilai moral masyarakat atau ajaran agama, menciptakan solidaritas antarumat dan membawa pengikut lebih dekat ke objek ibadah mereka. Studi mengenai simbol-simbol religi dapat dilakukan, baik secara universal yaitu sebagai komponen perbandingan agama dan mitologi maupun dalam lingkup lokal yaitu dalam batas-batas agama.

2.2.3 Kitab Wahyu