Dampak Pencemaran Udara Akibat Karbon monoksida CO

sampah domestik. Didalam laporan WHO 1997 dinyatakan paling tidak 90 dari karbon monoksida diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor.

2.6 Dampak Pencemaran Udara Akibat Karbon monoksida CO

Gas karbon monoksida atau CO merupakan pencemar udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun hewan dan tumbuhan. Bahaya gas karbon monoksida bagi manusia sendiri dapat menyebabkan kematian apabila menghirup gas karbon monoksida dengan konsentrasi yang tinggi. Dan gas karbon monoksida pada konsentrasi rendah juga dapat mengganggu kesehatan pada manusia. Pengaruh karbon monoksida pada tubuh manusia sangat berbahaya, terutama karena reaksi antara karbon monoksida CO dengan hemoglobin Hb dalam darah yang menghasilkan karboksihemoglobin:O 2 Hb + CO → COHb + O 2 .Pengaruh dari reduksi ini menyebabkan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen menjadi berkurang. Zuhriyah, 2008 Hemoglobin di dalam darah sendiri secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk untuk mengangkut oksigen dalam bentuk oksihemoglobin O2Hb dari paru-paru ke sel-sel tubuh kemudian membawa karbon dioksida CO 2 tersebut dalam bentuk CO 2 Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru, namun apabila didalam tubuh terdapat CO maka hemoglobin dapat membentuk karboksihemoglobin COHb. Jika reaksi antara karbon monoksida denganhemoglobin terjadi maka kemampuan darah untuk mentranspor atau mengangkutoksigen menjadi berkurang. Faktor penting yang menentukan pengaruh karbon monoksida terhadap tubuh manusia adalah konsentrasi karboksihemoglobin yang terdapat di dalam darah, dimana semakin tinggi persentase hemoglobin yang terikat dalam bentuk karboksihemoglobin, semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Hal tersebut dimungkinkan dapat terjadi pada polisi lalu lintas, satpam, juru parkir dan pedagang kaki lima yang beraktifitas di sekitar jalan raya karena pada tempat tersebut banyak kendaraan bermotor yang mesinnya masih hidup dan polutan yang dihasilkan semakin bertambah jika tidak didukung sistem sirkulasi udara yang baik, selain itu timbulnya gangguan kesehatan pada populasi yang berisiko terpapar tersebut juga dipengaruhi oleh kebiasaan hidup sehari-hari dan masa kerja. Berdasarkan penelitian Niken Setyowati,dkk 2014 diperoleh hasil analisa korelasi sebesar 0,264 yang berarti gas karbon monoksida yang berasal dari kendaraan berpotensi dirasakan oleh petugas polisi lalu lintas di Pontianak. Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa kemungkinan seseorang terpapar oleh gas karbon monoksida akan lebih besar jika ia lebih sering melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kendaraan bermotor.

2.7 Pelaksanaan Car Free Day di Indonesia