commit to user
31
Wajib pajak mengajukan permohonan izin penyelenggaraan reklame secara tertulis kepada Walikota Surakarta dengan mengisi formulir yang telah di
sediakan di Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta dengan dilengkapai fotocopy KTP penanggung jawab iklan, surat persetujuan dari
pemilik lahan kepala instansi untuk pemasangan reklame di atas tanah gedung milik pemerintah, materi reklame di bawa ke KPPT untuk di validasi. Setalah di
validasi maka akan diterbitkan SPKPD SKRD sebagai bukti izin reklame.
2 Prosedur Pembayaran dan Penagihan Untuk pembayaran reklame insidentil dibayar dimuka, guna mendapat izin
reklame yang sebelumnya WP juga harus membayar retribusi sewa tanah dan uang jaminan bongkar. Reklame yang telah penuh pajaknya lunas, diberi
tanda lunas pajak reklame. Setiap penyelenggara reklame insidentil membayar 100 uang jaminan bongkar dari jumlah pajak yang dibayar, jadi bisa
dikatakan besarnya pajak yang dibayarkan dua kali lipat lebih besar dari pajak terhutang, hanya saja uang jaminan bongkar ini bisa ditarik kembali oleh WP
jika pada masa penerbitan reklame sudah habis dan reklame yang terpasang diturunkan sendiri oleh penyelenggara reklame dengan batas pembongkaran
reklame dilaksanakan selambat-lambatnya lima belas hari setelah masa berlakunya habis.
2. Cara Perhitungan Pajak Reklame Tahunan dan Pajak Reklame Insidentil
commit to user
32
Dasar perhitungan pengenaan pajak adalah Nilai Sewa Reklame. Nilai Sewa Reklame ini dihitung dengan menjumlahkan Nilai Strategis dan Nilai Jual Objek
Reklame. Tarif dari nilai strategis ditetapkan dalam Kep. Walikota Nomor 03DRT1999 tanggal 27 Desember 1999, sedangkan untuk tarif pajak reklame sendiri
ditetapkan sebesar 20 dari nilai sewa reklame. Khusus untuk reklame non board diperhitungkan dari NJOP reklame tanpa dengan
mempertimbangkan nilai strategis. Perhitungan Nilai Jual Obyek Pajak NJOP reklame berdasarkan besarnya komponen biaya penyelenggaraan reklame yang meliputi
indikator: a biaya pembuatan konstruksi,
b biaya pemeliharaan, c lama pemasangan dan jenis reklame.
Tabel II. 1 Tabel Penetapan NJOP Nilai Jual Objek Pajak Reklame Board
No Jenis Reklame
out door Konstruksi
Rp Non Konstruksi
Rp
commit to user
33
1
2
3
BERSINAR
a. 51 b. 26 - 50
c. 11 - 25 d. 1 - 10
TIDAK BERSINAR
a. 51 b. 26 - 50
c. 11 - 25 d. 1 - 10
MULTIVISION
a. 51 b. 26 - 50
c. 11 - 10 225.000
175.000 125.000
75.000 200.000
150.000 100.000
50.000 500.000
400.000 300.000
115.000 90.000
75.000 40.000
100.000 75.000
50.000 25.000
250.000 200.000
150.000
Tabel II. 2 Tabel Penetapan NJOP Reklame Non Board
No Jenis Reklame
Tahunan Rp
Bulanan Rp
Mingguan Rp
1 2
3 BALIHO
K A I N T E M P E L
50.000 60.000
12.000 7.500
commit to user
34
4 5
a. Kertas b. Plastik
c. Seng d. Triplek
Berjalan UDARA Balon
400.000 10.000
30.000 23.000
21.000
50.000 2.500
5.000 6.000
5.000
12.500
Tabel II. 3 Tabel Penetapan Tarif Retribusi
No Jenis Reklame
Tarif Retribusi Keterangan
1 2
3
Di jalan Protokol Di jalan Ekonomi
Di jalan Lingkungan
20 x NJOP 10 x NJOP
50 x NJOP Per Minggu
Per Minggu Per Minggu
Nilai strategis dihitung berdasarkan besarnya bobot dan skor dari nilai strategis reklame dengan indikator yang mencakup lokasi, kelas jalan, sudut pandang ketinggian
dan luas reklame. Berikut adalah tabel mengenai nilai strategis reklame:
commit to user
35
Dari tebel di atas dapat dibuat rumus perhitungan pajak reklame sebagai berikut:
Dari tebel di atas dapat dibuat rumus perhitungan pajak reklame sebagai berikut : Pajak reklame terutang
= 20 x Nilai Sewa Nilai Sewa
= Nilai Strategis + NOP Reklame NJOP Reklame
= Luas Reklame x Ketetapan NJOP Reklme
Nilai Strategis :
Ø Lokasi = 15 x Score
Ø Kelas Jalan = 25 x Score
Ø Sudut pandang = 15 x Score Ø Ketinggian
= 20 x Score Ø Luas Reklame
= 25 x Score + Total Score x NJOP Reklame
commit to user
36
a. Contoh Perhitungan Pajak Reklame Tahunan Di Jalan Protokol Jalan Protokol adalah jalan-jalan utama yang ada di Kota Surakarta, dan memiliki nilai
titik yang strategis. Beberapa jalan ptotokol di Kota Surakarta adalah Jalan Slamet Riyadi, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Sutarto, Jalan Sutarmi, Jalan Adi Sucipto.
Contoh kasus: Pak Darto dalam usaha bisnis distronya ingin memasang reklame di jalan urip somoharjo
dikawasan perkantoran, dengan ukuran reklame 2m x 1,5m dan tinggi reklame 5m, satu sudut pandang, berjenis reklame bersinar di tanah sendiri, sebanyak satu buah.
Perhitungan pajak reklamenya sebagai berikut; NJOP reklame board bersinar:
175.000 x 2 x 1,5 =
525.000 Nilai Strategis:
Lokasi : 15 x 8 = 1,2
Kelas jalan : 25 x 10 = 2,5
Sudut Pandang : 15 x 8 = 1,2
Tinggi : 20 x 5
= 1 Luas
: 25 x 1 = 0,25 +
Total Score 6,15
Nilai Strategis = 6,15 x 525.000
commit to user
37
= 3.228.750 Pajak terutang : 20 x 3.228.750 + 525.000
= 750.750 Karena ditanah sendiri maka tidak ada penambahan retribusi.
b. Perhitungan Pajak Reklame Tahunan Di Jalan Biasa Ekonomi Pak Darto dalam usaha bisnis distronya juga ingin memasang reklame di jalan M.T.
Haryono dikawasan perkantoran, dengan ukuran reklame 2m x 1,5m dan tinggi reklame 5m, dua sudut pandang, berjenis reklame bersinar di tanah sendiri sebanyak satu buah.
Perhitungan pajak reklamenya sebagai berikut; NJOP reklame board bersinar:
175.000 x 2 x 1,5 =
525.000 Nilai Strategis:
Lokasi : 15 x 8
= 1,2 Kelas jalan
: 25 x 7 = 1,75
Sudut Pandang : 15 x 4 = 0,6
Tinggi : 20 x 5
= 1 Luas
: 25 x 1 = 0,25 + Total Score
4,8 Nilai Strategis
= 4,8 x 525.000 = 2.520.000
Pajak terutang : 20 x 2.520.000 + 525.000 = 609.000 Karena ditanah sendiri maka tidak ada penambahan retribusi.
c. Perhitungan Pajak Reklame Insidentil
commit to user
38
Selain reklame tahunan Pak Darto juga memasang reklame insidentil di panggung reklame daerah Mojosongo, dengan ukuran reklame 2m x 8m, berjenis reklame baliho
sebanyak satu buah dan reklame insidentil di pinggirang jalan Dr. Oen Mojosongo dengan ukuran 2m x 3m berjenis kain sebanyak 5 buah. Masing-masing berdurasi satu
minggu dan satu bulan. Perhitungan pajak reklamenya adalah sebagai berikut :
Tarif NJOP baliho mingguan = 12.000
Tarif NJOP reklame kain 50.000 = 250.000 Tarif retribusi reklame kain:
0,5 x 250.000 = 125.000 +
Pajak terutang 387.000
Dikenakan retribusi karena di tanah Negara. 3.
Analisis Pengaruh Pajak Reklame Tahunan dan Pajak Reklame Insidentil Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta
Keberhasilan dapat diukur dengan melihat kemampuan daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang kemudian digunakan untuk membiayai
pengeluaran daerah. Terbukti untuk di Surakarta sendiri pembangunan infrastruktur penunjang fasilitas umum telah banyak di lakukan. Pembangunan untuk fasilitas
reklame sendiri juga sudah banyak didirikan panggung reklame, yang digunakan untuk memasang reklame-reklame insidentil. Panggung reklame tersebut adalah merupakan
salah satu upaya pemerintah untuk memfasilitasi para penyelenggara reklame untuk memasang reklamenya dan agar reklame yang sifatnya insidentil bisa terpasang rapi di
panggung reklame tersebut.
commit to user
39
Pemungutan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah pajak reklame merupakan salah satu komponen pajak yang cukup potensial peranannya dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Untuk mengetahui berapa prosentase pengaruh pendapatan pajak reklame terhadap
pendapatan asli daerah dapat dihitung dengan:
Penerimaan pajak reklame dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel II. 5 berikut ini.
Tabel II. 5 Kontribus Penerimaan Pajak Reklame Tahunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
di Kota Surakarta dalam Rupiah
Tahun Penerimaan Pajak Reklame PAD
2008 3.527.909.910
102.989.919.369 3,43
2009 3.850.377.341
101.972.318.682 3,78
2010 4.697.717.016 113.972.332.541
4,12 Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta
Dari tabel II.5 dapat dilihat penerimaan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta secara signifikan mengalami peningkatan pada tahun 2009,
dengan kenaikan sebesar 0,35 dari tahun 2008. Begitu pula di tahun 2010 yang juga
=
100 PAD
Daerah Asli
Pendapatan Reklame
Pajak Penerimaan
Realisasi X
commit to user
40
mengalmi kenaikan sebesar 0,34 dari tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa minat para perusahaan sebagai penyelenggara reklame dari tahun ke tahun terus diminati
sebagai sarana promosi produk-produknya. Sehingga perlu adanya pengawasan khusus bagi pemerintah sebagai penyedia fasilitas penempatan titik reklame. Sehingga dengan
begitu kenaikan penerimaan pajak reklame di setiap tahunnya dapat terus meningkat dan media reklame sendiri dari tahun ke tahun akan terus berkembang dan peminatnya pun
juga akan semakin banyak, asalkan penataan dan pengelolaan reklame dapat dimaksimalkan oleh pemerintah kota. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya media
promosi yang dikembangkan oleh penyedia jasa advertising. Sebuah hal yang positif jika dipandang dari sisi penerimaan pajaknya, tapi menjadi tugas sendiri bagi pemerintah
untuk menghadapi segala masalah yang akan terjadi. Berbanding terbalik pada penerimaan pajak reklame insidentil, yang penerimaannya
relatif lebih sedikit. Penerimaan pajak reklame insidentil dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah di Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel II. 6 berikut ini:
Tabel II. 6 Kontribusi Penerimaan Pajak Reklame Insidentil Terhadap Pendapatan Asli
Daerah di Kota Surakarta dalam Rupiah
Tahun Penerimaan Pajak Reklame PAD
2008 1.030.539.450
102.989.919.369 1,00
2009 808.021.350
101.972.318.682 0,79
2010 1.442.271.255 113.972.332.541
1,26
commit to user
41
Sumber: Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta Dari tabel II. 6 dapat dilihat penerimaan pajak reklame terhadap Pendapatan Asli
Daerah di Kota Surakarta secara signifikan mengalami penurunan pada tahun 2009, dengan prosentase penurunan sebesar 0,21 dari tahun 2008. Hal ini disebabkan pada
tahun 2009 para penyelenggara reklame lebih berminat pada reklame yang berjenis tahunan. Selain masa pemasangan yang jauh lebih lama, biaya yang dikeluarkan pun juga
lebih hemat dalam jangka panjang. Namun pada tahun 2010 penerimaan pajak reklame insidentil mengalami lonjakan yang cukup besar, prosentase kenaikannya adalah sebesar
0,47 jika dibanding dengan Pendapatan Asli Daerah. Hal ini dikarenakan padatnya reklame tahunan di tahun 2010 membuat penyelenggara reklame memilih alternatif untuk
memasang reklame insidentil. Pada kenyataannya pemohon reklame insidentil sebenarnya terus mengalami penurunan dari tahun 2008 jumlah pemohon sebesar 2.962,
tahun 2009 jumlah pemohon 2.441, tahun 2010 jumlah pemohon 1.858. Jumlah pemohon yang terus menurun tetapi penerimaan cenderung meningkat, hal ini disebabkan karena
perubahan tarif yang juga mengikuti perkembangan reklame insidentil. Dengan segala fasilitas infrastruktur yang sangat mendukung, sehingga penetapan
target pendapatan pada pajak reklame juga ditingkatkan setiap tahunnya. Hal ini bertujuan guna memaksimalkan fasilitas yang telah dibangun, dan juga memaksimalkan
potensi-potensi pajak reklame yang ada di Kota Surakarta. Untuk mengetahui besarnya prosentase capaian target pajak reklame dengan pendapatan pajak reklame dapat dihitung
dengan rumus:
Besarnya prosentase capaian target pajak reklame, dapat di lihat di tabel II.7 berikut ini:
=
100 Reklame
Pajak Pendapatan
Target Reklame
Pajak Pendapatan
Realisasi X
commit to user
42
Tabel II. 7 Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Tahunan
Tahun Penerimaan Pajak Reklame Target 2008
3.527.909.910 3.450.000.000 102,26
2009 3.850.377.341
4.500.000.000 85,56 2010
4.697.717.016 4.550.000.000 103,25 Sumber: DPPKA Kota Surakarta
Dari tabel II.7 dapat dilihat prosentase capaian target penerimaan pajak reklame di Kota Surakarta. Pada tahun 2008 dari target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Pemkot penerimaan pajak reklame terpenuhi sebesar 102,26 . Namun pada tahun 2009 dari target yang telah ditentukan Pemkot, penerimaan pajak reklame tidak
memenuhi target, dengan selisih sebesar Rp 649.622.659,- dari target yang ditentukan. Hal ini dikarenakan masa pajak dari tahun 2008 yang habis di tahun 2009 banyak yang
diperpanjang masa terbitnya, sehingga penambahan reklame tahunan yang baru prosentasenya hanya sedikit. Meskipun di tahun 2009 penerimaan pajak reklame tidak
memenuhi target yang ditentukan, potensi penerimaan pajak reklame di tahun 2010 sangat mungkin terjadi peningkatan, kerena reklame yang sudah terpasang selama dua
tahun otomatis perlu dipindah ketempat-tempat yang dinilai lebih strategis, sehingga penyelenggaraan pada reklame yang baru pada titik-titik reklame juga semakin
meningkat. Kenaikan ini ditunjukkan pada tabel di atas, dimana tahun 2010 penerimaan
commit to user
43
pajak memenuhi target yang ditetapkan dan lebih besar dari target tahun 2009, yaitu sebesar 103,25 dari target.
. Untuk capaian prosentase penerimaan pajak reklame insidentil dapat dilihat di tabel II.8 berikut ini:
Tabel II. 8 Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Insidentil
Tahun Penerimaan Pajak Reklame Target 2008
1.030.539.450 872.229.750
118,15 2009
808.021.350 872.300.000
92,64 2010
1.442.271.255 872.250.000 165,35
Sumber: Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu Kota Surakarta Dari table diatas dapat diketahui potensi per tahunanya relatif sama, karena
fasilitas untuk penempatan reklame insidentil tidak ada pembangunan baru. Jadi potensi pajak reklame insidentil pun relatif sama tiap tahunnya, tetapi meskipun potensi relatif
sama penerimaan pajaknya terus memenuhi target, dapat dilihat di tahun 2008 prosentase capaian target reklame insidentil sebesar 118,15, tahun 2009 sebesar 92,64, dan tahun
2010 sebesar 165,35. Prosentase realisasi penerimaan pajak reklame insidentil sangat dipengaruhi dari event-event yang diselenggarakan di Surakarta sendiri, seperti pada
tahun 2008 yang penerimaan pajak reklamenya bisa mencapai satu millir lebih, karena banyak event-event besar di tahun ini misal SIEM dan SIPA . Event besar yang diadakan
setiap tahun selalu menarik banyak wisatawan asing maupun domestik datang ke
commit to user
44
Surakarta, sehingga banyak perusahaan yang memanfaatkan event ini untuk memasang sebanyak-banyaknya reklame insidentil. Penerimaan pajak insidentil juga sangat
dipengaruhi oleh fasilitas panggung reklame yang sudah ada di beberapa titik jalan di Surakarta, karena panggung reklame sendiri merupakan sarana utama reklame insidentil
untuk diselenggarakan. Jika dari panggung reklame tidak terurus alias sudah kusam otomatis para penyelenggara reklame enggan tuk memasangnya di panggung reklame
tersebut. Hal ini terjadi pada tahun 2009, dimana panggung reklame dinilai tidak menunjukkan citra tempat iklan yang layak untuk media promosi.
Dalam penerimaan pajak insidentil relatif sedikit tiap tahunnya, reklame insidentil tetap di pertahankan dan terus dikembangkan inovasinya, karena reklame insidentil
merupakan alternatif fasilitas yang disediakan oleh Pemkot Surakarta untuk tetap menjalin hubungan dengan wajib pajak yang telah menyelenggarakan reklame tahunan
dan juga masih tetap menyelenggarakan reklame insidentil. Pemungutan pajak reklame insidentil juga berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah untuk memantau perkembangan
reklame insidentil, baik itu mengenai jumlah atau pun perkembangan jenis reklamenya.
4. Analisis Penentuan Target dan Potensi Penerimaan Pajak Reklame Dengan