Aktor-aktor dalam Penetapan Kebijakan

25 keputusan pokok dan inkrementalis, menetapkan proses-proses pembuatan kebijakan pokok dan urusan tinggi yang menentukan petunjuk-petunjuk dasar, prose-proses yang mempersiapkan keputusan pokok dan menjalankannya setelah keputusan itu tercapai. Dalam model penyelidikan campuran para pembuat keputusan dapat memanfaatkan teori-teori rasional komprehensif dan inkrementalisme dalam situasi- siyuasi yang berbeda. Dalam beberapa hal pendekatan inkrementalis telah cukup memadai namun dalam situasi yang lain dimana masalah yang dihadapi berbeda, maka pendekatan yang lebih cermat dengan menggunakan rasional komprehensif adalah jauh lebih memadai. Penyelidikan campuran juga memperhitungkan kemampuan-kemampuan yang berbeda dari para pembuata keputusan. Semakin besar kemampuan para pembuat keputusan memobilisasi kekuasaan untuk melaksanakan keputusan, maka semakin besar pula penyelidikan campuran dapat digunakan secara realistis oleh para pembuat keputusan. Dengan demikian, penyelidikan campuran merupakan suatu bentuk pendekatan kompromi yang menggabungkan penggunaan inkrementalisme dan rasionalisme komprehensif sekaligus.

1.6.2.4 Aktor-aktor dalam Penetapan Kebijakan

Aktor-aktor atau pemeran serta dalam penetapan kebijakan dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni Aktor resmi dan aktor tidak resmi 21 . 1.6.2.4.1 AktorPemeran serta resmi : 1 Badan-badan administrasi agen-agen pemerintah Badan-badan administrasi dalam hal ini dapat membuat dan melanggar undang-undang, dan sering membuat keputusan- 21 Budi Winarno Ibid Universitas Sumatera Utara 26 keputusan yang mempunyai konsekuensi-konsekuensi politik dan kebijakan yang luas. 2 Lembaga Legislatif Dalam hal ini yaitu dalam penetapan kebijakan, maka lembaga legislatif adalah yang lebih mempunayi kapasitas karena sesuai dengan tugas dan fungsinya. Legislatif dapat membahas dan megeluarkan sebuah kebijakan yang menyangkut tentang kepentingan masyarakat dalam bentuk Undang-undang. 1.6.2.4.2 AktorPemeran serta tidak resmi 1 Kelompok-kelompok kepentingan. Kelompok ini merupakan pemeran serta tidak resmi yang memainkan peran serta tidak resmi dalam pembuatan kebijakan di hampir semua Negara. Pengaruh kelompok kepentingan terhadap keputusan kebijakan tergantung pada banyak faktor yang menyangkut ukuran-ukuran keanggotaan kelompok, keuangan dan sumber lain. Seperti misalnya Serikat Buruh, Organisasi guru. Kamar dagang dan lain sebagainya. 2 Partai Politik Dalam konteks masyarakat modern, partai politik seringkali melakukan agregasi kepentingan dan berusaha untuk mengubagh tuntutan-tuntutan dari masyarakat menjadi alternatif kebijakan. Karena dalam perspektif negara demokrasi, kebijakan yang dijalankan oleh birokrasi adalah merupakan agenda kebijakan Universitas Sumatera Utara 27 dari Partai Politik. Eksistensi partai politik ditunjukkan melalui kompetensi mereka dalam hal kebijakan publik, yaitu sejauh manakah parati politik yang ada respon terhadap tuntutan- tuntutan masyarakat.

1.7 Defenisi Konsep

Defenisi Konsep dirancang untuk memberikan batasan-batasan yang jelas mengenai konsep-konsep yang hendak di teliti sehingga tidak menimbulkan interprestasi ganda dari variable-variabel yang diteliti, adapun yang menjadi kosep dalam penelitian ini adalah :

1.7.1 Gerakan Sosial Buruh

Gerakan sosial buruh adalah sebuah tantangan aksi kolektif oleh pihak buruh terhadap pemegang kekuasaan atas nama orang-orang tertindas. Gerakan sosial buruh berwujud pada sebuah perlawananan terhadap diskursus neoliberalisme yang meruntuhkan paham kedaulatan rakyat. Sehingga konsep gerakan sosial buruh adalah sebuah konsep perlawanan yang tidak hanya menentang kebijakan pemerintah, tetapi lebih dari itu yaitu menentang kebijakan neoliberalisme yang selalu mempengaruhi kebijakan negara atupun sistem governance. Salah satu bentuk dari gerakan sosial buruh adalah perlawanan buruh terhadap kebijakan upah buruh yang biasanya ada dalam kebijakan Upah Minimum Propinsi UMP . Universitas Sumatera Utara