23 yang diinginkan. Dalam hal ini memperbaiki masalah yang dihadapi
masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran atau kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak
yang diinginkan.
1.6.2.3 Teori Penetapan Kebijakan
1.6.2.3.1 Teori Rasional Konprehensif
Model ini merupakan model perumusan kebijakan yang paling terkenal dan juga paling luas diterima di kalangan para pengkaji kebijakan publik. Pada dasarnya teori ini
terdiri dari beberapa elemen, yakni
20
: 1.
Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu. Masalah ini dapat dipisahkan dengan masalah yang lain atau paling tidak masalah
tersebut dapat dipandang bermakna bila dibandingkan dengan maslah- masalah yang lain.
2. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran-sasaran yang mengarahkan pembuat
kebijakan dijelaskan dan disusun menurut arti pentingnya. 3.
Berbagi alternative untuk mengatasi maslah perlu diselidiki, 4.
Konsekuensi biaya dan keuntungan yang timbul dari setiap pemilihan alternaif diteliti.
5. Setiap alternatif dan konsekuensi yang menyertainya dapat dibandingkan
dengan alternatif dengan alternatif lainnya. Keseluruhan proses tersebut akan menghasilkan suatu keputusan rasional, yaitu
keputusan yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Namun demikian terdapat
20
Budi Winarno, Teori dan Proses Kebijakan Publik,Yogyakarta, MedPress, 2002.
Universitas Sumatera Utara
24 beberapa keberatan dan kritik terhadap teori rasional konprefensif ini. Seperti misalnya
kritik bahwa teori rasional komprehensif tidak realistis dalam tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh para pembuat keputusan. Karena menurut asumsi model ini pembuat
keputusan akan mampu membuat perbandingan alternatif berdasarkan keuntungan yang tepat.
1.6.2.3.2 Teori InkrementalPenambahan
Teori ini lahir dan berusaha menutupi kekurangan yang ada dalam model rasional komprehensif. Teori ini lebih bersifat deskriptif dalam pengertian, dan menggambarkan
secara aktual cara-cara yang dipakai para pejabat dalam membuat keputusan. Inkrementalisme merupakan proses pembuatan keputusan yang khas dalam masyarakat
yang plural seperti di Amerika Serikat. Keputusan dan kebijakan merupakan hasil kompromi dan kesepakatan bersama antara banyak partisipan. Sehingga pembuatan
kebijakan atau keputusan secara inkrementalis adalah penting dalam rangka mengurangi konflik, memelihara stabilitas dan sistem politik itu sendiri.
Menurut kaum inkrementalis, para pembuat keputusan dalam menunaikan tugasnya berada di bawah keadaan yang tidak pasti yang berhubungan dengan
konsekuensi dari tindakan mereka di masa depan, maka keputusan atau kebijakan inkrementalis dapat mengurangi resiko atau biaya ketidakpastian tersebut. Teori ini juga
mempunyai sifat yang realistis dan menghaslikan keputusan yang terbatas, dapat dilakukan dan diterima.
1.6.2.3.3 Teori Penyelidikan Campuran
Teori ini adalah gabungan dari dua teori yang ada sebelumnya, dan merupakan suatu pendekatan terhadap pembuatan kebijakan yang memperhitungkan keputusan-
Universitas Sumatera Utara
25 keputusan pokok dan inkrementalis, menetapkan proses-proses pembuatan kebijakan
pokok dan urusan tinggi yang menentukan petunjuk-petunjuk dasar, prose-proses yang mempersiapkan keputusan pokok dan menjalankannya setelah keputusan itu tercapai.
Dalam model penyelidikan campuran para pembuat keputusan dapat memanfaatkan teori-teori rasional komprehensif dan inkrementalisme dalam situasi-
siyuasi yang berbeda. Dalam beberapa hal pendekatan inkrementalis telah cukup memadai namun dalam situasi yang lain dimana masalah yang dihadapi berbeda, maka
pendekatan yang lebih cermat dengan menggunakan rasional komprehensif adalah jauh lebih memadai. Penyelidikan campuran juga memperhitungkan kemampuan-kemampuan
yang berbeda dari para pembuata keputusan. Semakin besar kemampuan para pembuat keputusan memobilisasi kekuasaan untuk melaksanakan keputusan, maka semakin besar
pula penyelidikan campuran dapat digunakan secara realistis oleh para pembuat keputusan. Dengan demikian, penyelidikan campuran merupakan suatu bentuk
pendekatan kompromi yang menggabungkan penggunaan inkrementalisme dan rasionalisme komprehensif sekaligus.
1.6.2.4 Aktor-aktor dalam Penetapan Kebijakan