BAB IV HASIL PENELITIAN
…………………………………………... 23
BAB V PEMBAHASAN
………………………………………………… 28
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
…………………………………. 31
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 33
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Retinopati Diabetik RD adalah salah satu penyebab kebutaan yang ditemukan di seluruh dunia. WHO dengan program Vision 2020 the right to sight
pun memasukkan RD sebagai salah satu programnya. Disadari bahwa selama ini kesadaran akan bahaya RD ini masih rendah, baik pada dokter Spesialis Penyakit
Dalam dan Spesialis Mata maupun pada penderita Diabetes Melitus sendiri.
1,2
Berdasarkan National Programme for Control of Blindness NPCB 1992, kebutaan akibat kelainan retina menempati urutan keempat 6,3 setelah katarak,
kelainan kornea, dan optik atrofi. Menurut Andrha Padesh Eye Disease Study APEDS kebutaan akibat kelainan retina menempati urutan kedua 22,4
setelah katarak . Kelainan retina yang sering menyebabkan kebutaan antara lain adalah
retinopati diabetik hampir 80 dari seluruh kelainan retina adalah retinopati diabetik, menurut WHO tahun 2002, retinopati diabetik merupakan penyebab
kebutaan yang mencapai 4,8 di seluruh dunia. Berdasarkan studi retinopati diabetik, di Amerika dan Inggris prevalensi kebutaan akibat retinopati diabetik
merupakan penyebab utama kebutaan pada usia 20-70 tahun. Berdasarkan Visual Impairment and Blindness di Eropa, retinopati diabetik menempati urutan teratas
penyebab kebutaan pada usia 45-64 tahun.
2,3
Di seluruh dunia saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 170 juta penderita Diabetes Melitus DM dan berdasarkan peningkatan jumlah penderita selama ini,
4,5,6,7
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan akan mencapai 366 juta penderita pada tahun 2030 nanti. Di Indonesia diperkirakan pada tahun 2000 ada 8 juta lebih penderita DM dan
menurut perhitungan, pada tahun 2030 akan ada 21 juta lebih. Di antara komplikasi DM yang paling banyak ditemukan adalah retinopati diabetik. Tujuh
puluh lima persen dari penderita DM yang sudah mengalami DM sekitar 20 tahun akan mendapat RD sebagai komplikasinya.
3-8
Lama menderita diabetes, kemampuan mengontrol kadar gula darah, ibu hamil yang menderita diabetes,
penderita anemia, hiperlipidemia dan perokok merupakan faktor resiko terjadinya retinopati.
Retinopati diabetik adalah penyakit yang tidak mempunyai gejala yang mengkhawatirkan pada saat-saat awalnya, namun progresifitas RD akan berakhir
dengan kebutaan. Hanya skrining pada tahap awal dan teraturlah yang dapat menghindari kebutaan akibat RD ini. Dokter Spesialis Mata harus proaktif
mencari kasus RD tahap awal dan diharapkan mampu merubah pola hidup pasien DM sehingga dia menyadari akibat RD. Prof Ian Constable pernah mengatakan “
the eyes are a very good way of getting somebody to change their lifestyle. If someone has diabetic retinopathy, you show them the photographs, you say you’ll
go blind if you don’t change. They will change for that. It’s important that you become part of that change in their lifestyle”.
1
Dengan pertambahan jumlah penderita DM yang sangat pesat, dapat dikatakan bahwa akan terjadi pandemi DM di seluruh dunia, dan RD pun akan
menjadi masalah besar. Namun 90 dari RD ini dapat dihindari menjadi buta dengan pengawasan yang ketat baik terhadap diabetesnya dan terhadap retinopati
diabetiknya. Dalam hal ini Dokter Spesialis Mata harus mengambil sikap yaitu
5
Universitas Sumatera Utara
harus melihat fundus setiap penderita DM paling tidak sekali dalam satu tahun dan follow up yang terbaik adalah dengan foto fundus, karena diperkirakan 5-10
RD tidak terdiagnosa dengan funduskopi saja. Beberapa faktor di luar DM diperkirakan berkaitan dengan makin beratnya
RD yang didapat pada seorang penderita DM. Hipertensi yang sering menyertai DM, ditemukan mempercepat dan memperberat terjadinya RD. Profil plasma lipid
dikatakan memperberat terjadinya RD, walaupun pada penelitiannya di Jakarta dr. Andi tidak menemukan hubungan yang signifikan.
5,7
Dengan perkiraan saat ini ada sekitar 10-12 juta penderita DM di Indonesia, maka sudah seharusnya kita mempunyai data yang lebih akurat tentang
keadaan RD di Indonesia. Diharapkan penelitian ini dapat dilakukan di semua tempat pelayanan mata terutama sub bagian Vitreoretina di institusi pendidikan
di seluruh Indonesia.
5-7
Dengan didapatkannya data-data tentang RD ini, diharapkan selanjutnya bisa disusun pola pelayanan untuk penderita DM, sehingga dapat dicegah
terjadinya kebutaan pada penderita ini.
5,6
5-7
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berapa jumlah penderita retinopati diabetik pada penderita Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik Medan ?
Universitas Sumatera Utara
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum Mendapatkan angka persentase Retinopati Diabetik pada penderita
Diabetes Melitus baik tipe 1 maupun tipe 2 di RSUP H. Adam Malik Medan
2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui terjadinya RD pada penderita DM berdasarkan
usia di RSUP H Adam Malik Medan. b. Untuk mengetahui terjadinya RD pada penderita DM berdasarkan
jenis kelamin di RSUP H Adam Malik Medan. c. Untuk mengetahui terjadinya RD pada penderita DM berdasarkan
lama menderita DM di RSUP H Adam Malik Medan. d. Untuk mengetahui terjadinya RD pada penderita DM berdasarkan
klasifikasi RD di RSUP H Adam Malik Medan. e. Untuk mengetahui terjadinya RD pada penderita DM berdasarkan
tajam penglihatan di RSUP H Adam Malik Medan.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Dengan penelitian ini dapat dibuat protap pemeriksaan RD yang dapat dilaksanakan oleh Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Departemen
Ilmu Kesehatan Mata dan penderita DM. 2. Dapat dibuat kebijakan yang berkaitan dengan penatalaksanaan kasus
RD secara lebih maksimal dan lebih baik untuk menurunkan angka kebutaan yang diakibatkan oleh RD.
3. Dapat menjadi referensi data penelitian untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kasus RD ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA