Ibu hamil, hipertensi, merokok, hiperlipidemia dan anemia.

terlihat angka prevalensi diabetes selalu meningkat dari waktu ke waktu. Prevalensi DM untuk Indonesia cukup besar menurut RISKERSDAS, sebesar 14,7 populasi di kawasan urban terancam DM dan 7,2 populasi di rural terancam DM, Jika diproyeksikan, sebanyak 8,2 juta penduduk urban dan 5,5 juta penduduk rural di Indonesia mengalami diabetes yang artinya akan menambah jumlah penderita retinopati diabetik. 2- 11 Faktor resiko yang berpengaruh : 4-14 1. Lama menderita diabetes Bila diabetes didiagnosa sebelum usia 30 tahun, resiko terjadinya retinopati diabetik sekitar 2. Dan apabila sudah menderita selama 7 tahun resiko untuk menderita retinopati 50 sedangkan apabila menderita selama 25 tahun kemungkinan menderita retinopati diabetik 90. Penderita diabetes dengan durasi 25 sampai 50 tahun 26 kemungkinan akan mengalami bentuk proliferatif. Penurunan penglihatan dibawah 2040 dijumpai pada penderita diabetes tergantung insulin sekitar 10 pada penderita diabetes anak, dan 38 pada penderita diabetes dewasa. Serta 24 pada penderita diabetes tidak tergantung insulin. 2. Kontrol kadar gula darah Berdasarkan suatu penelitian pemberian insulin untuk mengontrol kadar gula darah dengan ketat mengurangi resiko terjadinya retinopati hingga sekitar 50.

3. Ibu hamil, hipertensi, merokok, hiperlipidemia dan anemia.

Universitas Sumatera Utara • Patogenesis Retinopati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskular paling sering pada DM. Lama menderita DM merupakan faktor risiko utama yang berkaitan dengan perkembangan retinopati diabetik. Setelah lima tahun menderita DM tipe 1, sekitar 25 pasien mengalami retinopati. Setelah 10 tahun hampir 60 menderita retinopati dan setelah 15 tahun 80 akan menderita retinopati. Proliferatif retinopati diabetik PRD merupakan bentuk retinopati yang sangat mengancam penglihatan dan biasanya terdapat pada 25 pasien DM tipe 1 dengan durasi penyakit 15 tahun, timbul pada 2 pasien dengan durasi DM kurang dari 5 tahun. 1,2,3,5,7,8 Mekanisme kelainan mikrovaskular pada retinopati diabetik sampai saat ini belum jelas. Namun demikian diduga paparan hiperglikemia dalam waktu yang lama mengakibatkan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang dapat menyebabkan perubahan pada endotel vaskular. Perubahan vaskular pada retina meliputi kehilangan perisit dan penebalan membrana basalis. Sel perisit dan sel endotel dihubungkan oleh pori yang terdapat pada membran sel yang terletak di antara keduanya. Dalam keadaan normal, perbandingan jumlah sel perisit dan sel endotel retina adalah 1:1. Sel perisit berfungsi mempertahankan struktur kapiler, mengatur kontraktilitas, membantu mempertahankan fungsi barier, transportasi kapiler, dan mengendalikan proliferasi endotel. Membrana basalis 15-21 Universitas Sumatera Utara berfungsi sebagai barir dengan mempertahankan permeabilitas kapiler agar tidak terjadi kebocoran. Sel endotel saling berikatan erat satu dengan yang lain dan bersama-sama dengan matriks ekstrasel dari membrana basalis membentuk barir yang bersifat selektif terhadap berbagai jenis protein dan molekul kecil. Perubahan histopatologis kapiler retina pada RD dimulai dari penebalan membrana basalis, hilangnya perisit, dan proliferasi endotel dimana pada keadaan lanjut perbandingan antara sel endotel dan sel perisit dapat mencapai 10:1. 1,2,5,20 Patofisiologi RD yang terjadi di kapiler yaitu, pembentukan mikroaneurisma, peningkatan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan kebocoran cairan dan plasma seperti lipoprotein dan makromolekul dari mikrosirkulasi ke dalam ruang ekstraselular yang kemudian menyebabkan pertambahan ketebalan makula retina. Pada keadaan ini garam dan air dipompa ke luar dari retina ke koroid tetapi tidak disesrtai serum lipoprotein sehingga hard exudat yang berasal dari lipoprotein menumpuk di dalam retina. 21,22 Peningkatan permeabilitas kapiler retina ini bisa sampai 12 kali, tetapi aktivitas pompa epitel pigmen hanya meningkat 2 kali, ketidakseimbangan ini menimbulkan akumulasi cairan ekstraselular sehingga terjadi edema makula diabetika. 22 20-22 Universitas Sumatera Utara • Klasifikasi Retinopati diabetik dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis:

1. Nonproliferatif retinopati diabetik NPRD