Analisa Kolorimetri TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan berdasarkan kolorimetri dilakukan dengan sederetan larutan, masing-masing diketahui dengan tepat konsentrasinya. Larutan yang dicari konsentrasinya dibandingkan dengan deretan standar. Konsentrasi yang dicari adalah konsentrasi standar yang warnanya sama dengan larutan yang dianalisa. Kemungkinan besar tidak satupun standar yang warnanya sama, tetapi intensitas warna larutan cuplikan terdapat diantara dua buah standar. Artinya konsentrasi larutan terdapat diantara konsentrasi kedua standar tersebut Jamil, 2007. Menurut Basset 1994, kolorimetri terbagi menjadi dua, yakni: 1. Kolorimetri visual, dan 2. Kolorimetri fotolistrik. Dalam kolorimetri visual, cahaya putih alamiah ataupun buatan umumnya digunakan sebagai sumber cahaya. Penetapannya biasa dilakukan dengan suatu instrumen sederhana yang disebut kolorimeter pembanding comparator warna, dan perbedaan intensitas warna dilihat dengan menggunakan mata. Sementara itu, dalam kolorimetri fotolistrik, sel fotolistrik digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Pada alat ini cahaya yang digunakan dibatasi dalam jangka panjang gelombang yang relatif sempit dengan melewatkan cahaya putih melalui filter- filter dalam bentuk lempengan berwarna yang terbuat dari kaca, gelatin, dan sebagainya Basset, 1994. Keuntungan utama metode kolorimetri adalah bahwa metode ini memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Batas atas metode kolorimetri pada umumnya adalah penetapan konstituen yang ada dalam kuantitas kurang dari 1 atau 2. Kriteria untuk hasil analisis kolorimetri yang memuaskan: 1. Kespesifikan reaksi warna Reaksi warna yang dipilih hendaklah merupakan reaksi yang spesifik hanya menghasilkan warna untuk zat sehubungan saja. 2. Kestabilan warna Reaksi warna yang dipilih hendaknya menghasilkan warna yang cukup stabil periode warna maksimum cukup panjang untuk memungkinkan pengambilan pembacaan yang tepat. Dalam ini pengaruh zat-zat lain dan kondisi eksperimen temperatur, pH haruslah diketahui. 3. Kejernihan larutan Larutan harus bebas dari endapan karena kekeruhan akan menghamburkan maupun menyerap cahaya. 4. Kepekaan tinggi Diperlukan reaksi warna yang sangat peka bila kuantitas zat yang akan ditetapkan sangat kecil Basset, 1994.

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah Colorimeter DR890, erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 50 ml, dan kuvet.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel air reservoir I dan II, alu ver 3 reagent powder pillow, ascorbic acid powder pillow, dan bleaching reagent powder pillow.

3.3 Prosedur

- Ditekan “PRGM” lalu ditekan “1” untuk analisa aluminium. - Ditekan “ENTER”, layar akan menunjukkan mgl Al. - Diisi 50 ml sampel air reservoir ke dalam gelas ukur 50 ml kemudian dipindahkan air tersebut ke dalam erlenmeyer 100 ml. - Ditambahkan 1 bungkus ascorbic acid powder pillow ke dalam erlenmeyer dan diaduk hingga larut. - Ditambahkan 1 bungkus alu ver 3 reagent powder pillow ke dalam erlenmeyer dan diaduk hingga larut. - Ditekan “TIMER” dan “ENTER”, ditunggu selama 3 menit. - Diisi kuvet pertama dengan larutan tersebut sebanyak 25 ml sebagai sampel dan kuvet kedua juga diisi sebanyak 25 ml sebagai blanko. - Ditambahkan 1 bungkus bleaching reagent powder pillow ke dalam kuvet blanko. - Ditekan “ENTER” lalu kuvet yang berisi larutan blanko diaduk selama 30 detik. - Ditekan kembali “ENTER” dan diamkan selama 15 menit. - Dimasukkan kuvet blanko ke tempat sel kolorimeter dan tutup. - Ditekan “ZERO” kemudian layar akan menunjukkan 0,000 mgl Al. - Dikeluarkan kuvet blanko dan dimasukkan kuvet sampel ke tempat sel dan ditutup. - Ditekan “READ” lalu dicatat hasil analisa aluminium yang ditunjukkan pada layar.