13 untuk  kemampuan  anak  tunarungu  dalam  melakukan  perintah  sederhana
dikatakan baik. Dengan hal itu untuk kemampuan anak dapat mengikuti dapat di contohkan dalam perintah sederhana seperti tepuk tangan dan untuk hasil analisis
keseluruhan total skor sebesar 193 dengan rata-rata skor 39 poin. Kemudian  untuk  persentase  dan  rata-rata  skor  paling  rendah  terdapat  pada
indikator  mengenali  gambar-gambar,  berhitung,  dan  indikator  interaksi .
Dengan frekuensi 1 dan jumlah persentase sebesar 20 , bobot 3 dengan skor 3 dan rata-rata skor sebesar 0,6. Maka dari itu untuk hasil analisa dari Bahasa reseptif itu
sendiri terlihat sangat rendah dan kurang baik pada indikator- indikator tersebut.
II.7  Target Audiens Demografis
Usia: dikhususkan untuk anak tunarungu usia 7-10 tahun Jenis Kelamin: laki-laki dan perempuan
Pendidikan: SLB Tingkat Dasar kelas III
Geografis
Penelitian ini ditujukan untuk anak penyandang tunarungu di Bandung.
Psikografis
Anak tunarungu usia 7-10 tahun yang masih sangat senang senang bermain, malas belajar,  dan  berupaya  semakin  ingin  mengenal  siapa  dirinya  dengan
membandingkan dirinya dengan teman sebayanya.
II.8  Resume yang Mengarah Pada Solusi Perancangan
Berdasarkan  penelitian  dari  analisa  yang  diperoleh  maka  dapat  disimpulkan bahwa  bahasa  reseptif  anak  tunarungu  perlu  dikembangkan  pada  mata  pelajaran
matematika.  Diharapkan  dari  hasil  penelitian  ini  nantinya  bisa  diaplikasikan terhadap  media  pembelajaran.  Solusi  yang  tepat  adalah  membuat  perancangan
buku  dan kartu peraga untuk penyandang anak tunarungu kelas III tingkat dasar di Bandung,
14
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi  perancangan  terdiri  dari  dua  kata  yaitu  strategi  dan  perancangan,  yang masing-masing  kata  mempunyai  pengertian  tersendiri.  Strategi  adalah  cara  yang
ditetapkan  untuk  mencapai  sebuah  tujuan,  sedangkan  perancangan  adalah  suatu aktivitas pembuatan usulan-usulan yang merubah sesuatu yang telah ada menjadi
sesuatu yang lebih baik untuk mencapai tujuan. Dengan  menggunakan  buku  pintar  dan  alat  peraga  berupa  kartu  adalah  strategi
perancangannya.  Kelebihan  yang  dimiliki  oleh  media  ini  adalah  adanya  ilustrasi berupa  bahasa  isyarat  angka.  Diharapkan  perancangan  media  pembelajaran  buku
dan kartu peraga mengenai meningkatkan kemampuan bahasa reseptif pada anak tunarungu  di  mata  pelajaran  matematika  dapat  dengan  efektif  mencapai  tujuan
maka dibutuhkan strategi perancangan yang terkonsep dengan baik.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Memberikan  pembelajaran  tentang  kemampuan  bahasa  reseptif  pada  anak tunarungu,  sehingga  dapat  meningkatkan  kemampuan  bahasa  reseptif  anak
tunarungu pada mata pelajaran matematika.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi  yang digunakan dalam perancangan media  pembelajaran tentang  matematika  diwakili  dengan  buku  pelajaran  matematika  disertai  dengan
kartu  peraga  adalah  pendekatan  secara  visual.  Ada  beberapa  pendekatan  yang dilakukan  untuk  mendapatkan  perhatian  dari  masyarakat  agar  tertarik  dengan
buku dan kartu peraga matematika, antara lain:   Dengan  adanya  buku  dan  kartu  peraga  bisa  mempermudah  anak  tunarungu
dalam menerima informasi dalam bentuk tulisan, angka, maupun visual.   Hal  ini  dapat  tercapai  dengan  menggunakan  dan  mempelajari  isi  dari  buku
dan  kartu  peraga  yang  mengenalkan  bentuk-bentuk  angka  yang  dilengkapi