Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 56 Untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank maka dapat dilihat dari laporan keuangan dengan pengukuran tingkat kesehatan bank . Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank, pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Adapun menurut Lukman Dendawijaya 2009:155 Mengemukakan bahwa: “Untuk menilai tingkat kesahatan bank dapat dilakukan dengan faktor- faktor utama yaitu: 1. Faktor permodalan 2. Faktor kualitas aktiva produktif 3. Faktor manajemen 4. Faktor rentabilitas 5. Faktor likuiditas “ Pendekatan tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Bagi perbankan hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu kemampuan bank untuk mengetahui apakah kondisi bank itu sehat atau tidak sehat yang mengakibatkan menurunnya profitabilitas perbankan Kualitas aset aktiva merupakan salah satu hal terpenting di dalam menentukan tingkat kredit yang diberikan untuk memperoleh profitabilitas. Aset bank terbagi menjadi dua jenis yaitu aktiva produktif dan aktiva non produktif. Aset digunakan sebagai alat untuk penilaian kualitas aktiva produktif. Aktiva produktif menurut Lukman Dendawijaya 2009:61 sebagai berikut : Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 57 “Aktiva produktif adalah suatu aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai fungsinya”. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat keuntungan profitabilitas bank dari segi penggunaan asset digunakan analisis Return On Assets ROA, Return On Assetsn ROA adalah rasio yang menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestaikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan atau dengan kata lain untuk menggambarkan produktivitas bank. Menurut Lukman Dendawijaya 2009:118, mengatakan : “Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat kuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset” Aktiva produktif merupakan aktiva yang dimiliki bank yang digunakan untuk memperoleh penghasilan profitabilitas suatu perusahaan, salah satu aktiva produktif diantaranya adalah kredit. Menurut Rahmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2009:2, menyatakan bahwa: “Kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan ia bisa memperoleh uang, barang-barang atau tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk membayarnya di suatu waktu yang akan datang”. Kredit yang dilakukan oleh bank mengandung suatu risiko kredit. Risiko kredit tersebut terbagi ke dalam kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Risiko kredit tersebut sering disebut kredit bermasalah. Tinggi rendahnya risiko yang dihadapi bank dari sejumlah kredit yang diberikan, ditandai dengan tinggi rendahnya persentase risiko kredit yang Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 58 dapat dihitung dengan membandingkan jumlah saldo akhir bermasalah dengan jumlah harta keseluruhan. Risiko kredit menurun bila bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Kredit bermasalah didefinisikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau faktor eksternal di luar kemampuan debitur yang dapat di ukur dari kolektibilitas. Menurut Siswanto sutojo 2008:13 dalam risiko kredit didefinisikan sebagai berikut: “Dalam kredit bermasalah, debitur mengingkari janji mereka membayar bunga danatau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran ”. Kredit yang diberikan oleh setiap bank kepada nasabahnya secara langsung akan berdampak pada nilai kredit bermasalah itu sendiri. Semakin besar bank menyalurkan kreditnya akan mengakibatkan kredit bermasalah yang ada akan mengikuti perkembangan jumlah kredit itu sendiri maka penghasilan bank akan terpengaruh dengan nilai tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa kredit bermasalah dapat mempengaruhi kemampuan bank untuk memperoleh profitabilitas. Artinya profitabilitas akan tergantung pada besar kecilnya kredit bermasalah yang dihadapi oleh bank. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Siswanto Sutoyo 2008:25 menyatakan: Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 59 “Sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung menurun profitabilitasnya, Return on assets ROA yaitu salah satu tolok ukur profitabilitas akan menurun, dengan akibat nilai kesehatan operasi di masyarakat dan di dunia perbankan pada khususnya akan ikut menurun”. Kualitas aktiva produktif dan kredit bermasalah akan berdampak pada tingkat kemampuan bank untuk memperoleh profitabilitas. Seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Rival 2007:125 : “Tingginya kredit macet yang berarti memburuknya kualitas aktiva produktif KAP dari perbankan selanjutnya menyebabkan menurunnya kemampuan perbankan untuk menghasilkan laba” Dengan demikian pengaruh kualitas aktiva produktif apabila meningkat maka profitabilitas bank akan meningkat sedangkan pengaruh kredit bermasalah meningkat akan mengakibatkan hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan atau profitabilitas bagi bank. Maka secara tidak langsung kegiatan operasional bank akan terganggu. Adapun persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu No Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan 3 Nesti Hapsari Pengaruh Tingkat kesehatan Bank Terhadap pertumbuka n Laba Masa Mendatang pada perusahaan sector perbankan yang Bagi investor, informasi laba di masa depan bisa mempengaruhi keputusan investasi mereka. Sedangkan bagi pihak manajemen, prediksi laba satu tahun ke depan merupakan bagian dari rencana bisnis tahunan perusahaan. Pada saat ini penggunaan alat analisis Capital, Assets, dan Liquidity telah digunakan untuk menilai kinerja, 1. Menganalisis Assets rasio kredit, Assets rasio aktiva produktif, terhadap pertumbuhan laba 2. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda 1. Penelitian ini akan mencoba mengungkap secara khusus pengaruh rasio keuangan berdasarkan alat analisis Capital, Assets rasio kredit, Assets rasio aktiva produktif, dan Liquidity terhadap pertumbuhan laba Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 60 Terdaftar di Bursa Efek Jakarta mengukur tingkat kesehatan serta peringkat bank. Dengan asumsi bahwa bank yang sehat dapat menghasilkan laba yang optimal, unsur-unsur dalam alat analisis perlu diuji pengaruhnya terhadap perolehan laba serta kemampuannya dalam memprediksikan keuntunganlaba yang dapat diperoleh sebuah perusahaan bank. 2. rasio keuangan dalam memprediksi keuntunganlaba 19 bank yang listing di Bursa 3. Analisis data menggunakan analisis regresi diketahui bahwa keempat rasio keuangan tersebut baik secara partial maupun simultan memiliki pengaruh yang signifikan. 2 Febriyanti Dimaelita Siagian Pengaruh Non Performing Loan NPL, Tingkat kecukupan Modal, Tingkat Likuiditas, dan kualitas Aktiva produktif KAP Terhadap tingkat profitabilita s Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NPL, CAR, dan QR mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR dan KAP tidak mempunyai pengaruh parsial yang signifikan terhadap ROA. Hasil lainnya adalah bahwa NPL, CAR, LDR, QR, dan KAP memiliki pengaruh secara simultan signifikan terhadap ROA. 1. Variable X 1, X 2 dan Y yang digunakan sama dengan penulis yaitu kualitas aktiva produktif KAP, Non Performing Loan NPL dan Return on Asset ROA. 2. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda 1. Menguji pengaruh Non Performing Loan NPL, Tingkat kecukupan Modal, Tingkat Likuiditas, dan kualitas Aktiva produktif KAP Terhadap tingkat profitabilitas Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Kredit non performing diwakili oleh NPL, kecukupan modal besarbesaran diwakili oleh CAR, likuiditas diwakili oleh LDR dan QR, kualitas aktiva produktif dibandingkan aset klasifikasi terhadap total aktiva produktif, dan profitabilitas diwakili oleh ROA. 3. Populasi penelitian ini adalah bank komersial di bank seluruh Indonesia di BEI selama Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 61 periode 2006-2008 4. Menggunakan regresi sederhana dan regresi berganda sebagai model analisis 3 Yacub Azwir Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, NPL, dan PPAP Terhadap ROA Dari hasil analisis menunjukkan bahwa data CAR, BOPO, dan LDR secara parsial siginifikan terhadap ROA bank yang listed di BEJ untuk periode 2001-2004 pada tingkat signifikansi kurang dari 5 masing-masing 0,01, 0,01 dan 0,6, sedangkan NPL dan PPAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA yang ditunjukkan dengan nilai tingkat signifikansi lebih besar dari 5 yaitu masingmasing sebesar 88,2 dan 72,7. Sementara secara bersama- sama CAR, BOPO, LDR, NPL, dan PPAP terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROA pada tingkat signifikansi kurang dari 5 yaitu sebesar 0,01. Kemampuan prediksi dari ketujuh variabel tersebut terhadap ROA sebesar 35,1 sedangkan sisanya 64,9 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. 3. Variable X 1, X 2 dan Y yang digunakan sama dengan penulis yaitu kualitas aktiva produktif KAP, Non Performing Loan NPL dan Return on Asset ROA. 4. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda 1. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus, dengan sample sejumlah 23 bank yang listed di BEJ periode 2001-2004 2. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t- statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta F- statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5. 4 Anna P. I. Vong and Hoi Si Chan Determinan ts of Bank Profitability in Macao The results showed that the banks capital strength is very important in affect company profitability. A well capitalized bank is considered low risk and such benefits will translate into higher profitability. On the other hand, asset quality, as measured by loan-loss provisions, affecting performance negative bank. In addition, banks with large retail deposit taking no network 1. in this journal discusses the influence of asset quality and profitability of nonperforming loans to 2. The analysis technique used is multiple regression 1. discusses the impact of bank characteristics and macroeconomic and financial structure variables on the performance of the banking industry Macao 2. related to macroeconomic variables, only the rate of inflation an exhibition significant Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 62 achieve a higher level of profitability compared with smaller networks. relationship with bank performance. 5 Rafael Weißbach Capital for Non- Performing Loans A portfolio of non- performing loans needs economic capital. We present two models for forecasting the non-performing portfolio‟s loss and derive the probability distribution. In the first model, the loss for each loan is a Gaussian random variable, and the risk determinants are the portfolio concentration, as well as systematic and idiosyncratic risk. Our second model allows for diversification with a performing portfolio, because an investor typically owns a combination of performing and non-performing loans. 1. in this journal discusses the influence of asset quality and profitability of nonperforming loans to 2. The analysis technique used is multiple regression 1. This model is a mixture model. For both models, formulae for the economic capital and the fair contribution of a single loan are given. We calibrate the models with times series data and a benchmark portfolio. Our main finding is that the credit portfolio risk of non-performing loans depends on the volatility of economic activity, on the granularity of the portfolio and on the performing portfolio. Finally, we compare the economic capital charges for nonperforming 2. we compare the economic capital charges for nonperforming loans from our models with the regulatory capital charges of Basel II. The main difference is that our capital charges are sensitive to economic activity volatility, Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 63 whereas the regulatory ones are not. Pada jurnal no.4 dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan modal bank sangat penting dalam mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Sebuah bank baik dikapitalisasi adalah dianggap risiko rendah dan seperti keuntungan akan diterjemahkan ke dalam profitabilitas yang lebih tinggi. Di sisi lain, kualitas aktiva, yang diukur dengan ketentuan pinjaman-rugi, mempengaruhi kinerja bank negatif. Selain itu, bank dengan deposito ritel besar mengambil jaringan tidak mencapai tingkat profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan yang lebih kecil. Penelitian selanjutnya pada no.5 dapat disimpulkan bahwa portofolio kredit non-performing kebutuhan modal ekonomi meramalkan kerugian portofolio non-performing dan berasal probabilitas distribusi. Pada model pertama, kerugian untuk kredit yang diberikan adalah Gaussian random variabel, dan faktor penentu risiko konsentrasi portofolio, serta sistematis dan istimewa risiko. Model kedua kami memungkinkan untuk diversifikasi dengan portofolio melakukan, karena investor biasanya memiliki kombinasi melakukan dan non-performing kredit. Model ini adalah model campuran. Untuk kedua model, rumus untuk modal ekonomi dan kontribusi wajar pinjaman tunggal diberikan. Kami mengkalibrasi model dengan data seri kali dan portofolio patokan. Temuan utama kami adalah bahwa risiko portofolio kredit non-performing loans tergantung pada volatilitas aktivitas ekonomi, pada granularity portofolio dan pada melakukan portofolio. Akhirnya, kita membandingkan biaya modal ekonomi bermasalah pinjaman dari Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 64 model kami dengan biaya modal peraturan Basel II. Perbedaan utama adalah bahwa biaya modal kita peka terhadap kegiatan ekonomi volatilitas, sedangkan regulasi yang tidak. Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Aktiva Produktif Kredit Bermasalah Liquidity Rentabilitas Management Asset Capital Return On Assets Laba Sebelum Pajak KAP NPL Jumlah NPL Total Kredit PPAWD PPAD Tingkat Kesehatan Bank Laporan Keuangan BANK Total Aktiva Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 65 Dari kerangka penelitian diatas maka dapat dibuat Paradigma Penelitian. Dengan Paradigma Penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.

2.2.2 Hipotesis

Menurut Jonathan Sarwono 2006:26 pengertian hipotesis adalah: “Hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang kita teliti”. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut: ” Kualitas aktiva produktif KAP dan kredit bermasalah berpengaruh terhadap profitabilitas” 66

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis mengambil judul penelitian yaitu, Pengaruh Kualits Aktiva Produktif dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable-variabel independen yaitu Kualitas Aktiva Produktif X 1 dan Kredit Bermasalah X 2 terhadap Profitabilitas pada PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Adapun pengertian dari Objek penelitian Menurut Husein Umar 2005:303, menerangkan bahwa : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal- hal lain jika dianggap perlu”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kualitas aktiva produktif, kredit bermasalah, dan profitabilitas pada PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Pengertian dari Metode Penelitian adalah sebagai berikut: Menurut Sugiyono 2010:2 menjelaskan bahwa: “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu ”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric angka, dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono 2008:147 menjelaskan bahwa: “Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.