II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar Jean Piaget
Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar
merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus- menerus sepanjang hayatnya. Teori ini pun mengenal konsep bahwa belajar ialah
hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui proses memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada asimilasi
dan menyesuaikan diri dengan infomasi yg baru akomodasi.
Menurut Jean Piaget dalam Bell 1994, belajar adalah: Interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan. Artinya,
pengetahuan itu suatu proses, bukannya suatu “barang”. Karena itu untuk memahami pengetahuan orang dituntut untuk mengenali dan menjelaskan
berbagai cara bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam proses pembelajaran Jean Piaget dalam Bell 1994, menyarankan: Penggunaan metode aktif yang menghendaki siswa menemukan kembali
atau merekonstruksi kebenaran-kebenaran yang harus dipelajarinya. Tetapi, siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja menggunakan alat dan
caranya sendiri. Alih-alih guru berperan mengatur dan menciptakan situasi yang menyajikan masalah yang berguna. Guru juga harus membuat
siswa memikirkan kembali simpulan atau keputusannya yang sering diambil tergesa-gesa.
Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar
merupakan interaksi antara individu dan lingkungan, dan hal itu terjadi terus- menerus sepanjang hayatnya. Kognitif merupakan pusat penggerak berbagai
kegiatan kita, seperti mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah, mengana- lisis berbagai masalah, mencari informasi baru, menarik simpulan dan sebagainya.
Vygotsky berpendapat seperti piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Vygotsky
berkeyakinan bahwa perkembangan tergantung baik pada faktor biologis menentukan fungus-fungsi elementer memori, atensi, persepsi dan stimulus-
respon, faktor social sangat penting artinya bagi perkembangan fungsi mental lebih tinggi untuk pengembangan konsep, penalaran logis, dan pengambilan
keputusan. Teori Vygotsky ini lebih menekankan pada aspek sosial dari pembelajaran. Menurut Vigotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika
anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas- tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of
proximal development,yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang
lebih tinggi umumnya muncul dalam percakapan kerja sama antar-individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut.
Satu lagi ide penting dari Vygotsky adalah scaffolding yakni pemberian bantuan
kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya. Penafsiran terkini terhadap ide-ide Vygotsky adalah siswa seharusnya diberikan
tugas-tugas kompleks, sulit dan realistiks dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Hal ini bukan berarti bahwa
diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas yang kompleks yang pada suatu hari diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk
menyelesaikan tugas kompleks tersebut. Nur Wikandari. 2000
B. Pembelajaran Konstruktivisme