Sistem Pengendalian Intern Penggajian Dan Pengupahan Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT KERETA API (Persero) DIVISI REGIONAL I

SUMATERA UTARA

Oleh :

NAMA : TITIEN LESTARI

NIM : 050522006

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, adalah benar skripsi saya.

Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang telah diperoleh telah dinyatakan jelas, benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 17 Februari 2009

Yang membuat pernyataan,

Titien Lestari


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan, anugrah, kekuatan dan keberkahan yang diberikan- nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi yang disusun oleh penulis yaitu

“Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan Studi Kasus Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”.

Penulis sudah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., selaku ketua Departemen

Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang senantiasa memberikan dorongan dan masukan yang sangat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Acc., Ak., selaku sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Arifin Lubis, SE, MM., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu pemikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, MSi., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Pimpinan dan seluruh Staf pada PT. Kereta Api (Persero) yang telah

banyak membantu dalam pengumpulan data untuk skripsi.

Akhirnya dengan segala kekurangan yang dimiliki penulis, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai masukan dan perbaikan bagi penulis di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 12 Januari 2009 Penulis,

Titien Lestari NIM 050522006


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan telah berjalan cukup efektif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder seperti struktur organisasi. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada kantor PT Kereta Api (Persero) yang berlokasi di Jl. Prof. HM. Yamin No.14 Medan dan waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2009 sampai dengan selesai skripsi ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara untuk menangani penggajian dan pengupahan telah cukup memadai dalam membantu manajemen perusahaan. Hal ini baik karena perusahaan mempekerjakan karyawan dari berbagai tingkatan dan dalam jumlah yang sangat besar dan memberikan imbalan atas jasa mereka berupa gaji dan upah sehingga perusahaan harus memiliki sistem pengendalian intern yang efektif.


(6)

ABSTRACT

Goal of this research is to find out how the internal control system of salaries and wages on PT Kereta Api (Persero) Regional Division I of North Sumatera and to determine whether the internal control system of salaries and wages applied by the company have been running quite effective.

This type of research is descriptive research using primary data such as the results of interviews with the company and secondary data such as the structure of the organization. Technical data is done using the observation and interview techniques. This research is done in the office of PT Kereta Api (Persero) which is located on Jl. Prof. HM. Yamin No.14 Medan and the research began in January 2009 to finish college.

Results of this research show that the internal control system implemented by PT Kereta Api (Persero) Regional Division I of North Sumatra to handle salaries and wages have been sufficient in helping the management company. This is because both companies employ staff from various levels and in a very large amount of give and rewarded for their services such as salaries and wages so that the company must have a system of effective internal control.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

Hal. KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Konseptual ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Sistem Pengendalian Intern ... 6

1. Pengertian Pengendalian Intern ... 6

2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern ... 8

B. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan .... 10

1. Pengertian Gaji dan Upah ... 10


(8)

a. Dokumen dalam Sistem Pembayaran Gaji ... 12

b. Catatan dalam Sistem Pembayaran Gaji ... 15

c. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 16

3. Sistem Pengendalian Intern Gaji dan Upah ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 25

C. Metode Pengumpulan Data ... 25

D. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 26

A. Gambaran umum Perusahaan ... 26

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 26

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 30

B. Analisis Hasil Penelitian ... 38

1. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan ... 38

a. Dokumen yang Digunakan ... 38

b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem ... 38

2. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan 44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 3.2 Daftar Gaji ... 47

Hal.


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Prosedur pembayaran gaji dalam siklus manajemen ... 18

Hal.

Gambar 2.2 Bagan alir sistem akuntansi pembayaran gaji ... 22 Gambar 2.3 Bagan alir lanjutan sistem akuntansi pembayaran gaji ... 23 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Kereta Api (Persero) Divisi


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Lampiran 1 Alur Proses Pembayaran Gaji PT Kereta Api (Persero)

Judul

Divisi Regional I Sumatera Utara

Lampiran 2 Daftar Hadir Karyawan PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

Lampiran 3 Surat Izin Riset Universitas Sumatera Utara ke PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara Lampiran 4 Surat Balasan Riset PT Kereta Api (Persero) Divisi


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi pada saat ini mengharuskan dunia usaha untuk mampu mengikuti dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi. Khususnya bagi perusahaan yang mencari laba, dituntut untuk mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki agar mampu bertahan dan terus berkembang.

Didalam iklim bisnis yang serba kompetitif, setiap perusahaan harus mampu bersaing, karena dalam situasi persaingan laba menjadi sesuatu yang sulit diperoleh. Perusahaan harus mampu mengelola seluruh sumber daya yang ada dengan rencana yang digariskan agar tidak kalah dalam persaingan, sehingga mampu memperoleh tingkat laba yang optimal. Seluruh sumber daya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dengan kata lain perusahaan harus beroperasi secara efektif dan efisien. Dalam rangka mencapai tingkat efisien yang tinggi, maka manajemen harus mengadakan pengawasan terhadap penggunaan dan pengelolaan sumber daya tersebut.

Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja suatu perusahaan. Sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahaan dalam melaksanakan operasional perusahaan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang baik untuk bertahan dan maju jika memiliki karyawan yang tepat, sehingga membutuhkan usaha yang terus-menerus untuk mencari, memilih, dan melatih


(13)

para karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, karyawan berhak mendapatkan gaji sesuai dengan kualitasnya.

Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri. Karyawan akan merasa puas apabila besar gaji yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya sehingga karyawan akan terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak memadai, maka prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun.

Gaji merupakan salah satu bidang yang banyak memiliki resiko terjadinya kecurangan. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan. Salah satu contoh yang sering kita temui adalah demonstrasi para karyawan yang menuntut pembayaran atau kenaikan gaji.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan seharusnya mempunyai suatu sistem pengendalian didalam perusahaan yang disebut dengan sistem pengendalian intern (internal control system). Ruang lingkup sistem pengendalian intern mencakup


(14)

seluruh bidang dan kegiatan yang ada didalam perusahaan. Salah satunya adalah kegiatan yang berhubungan dengan penggajian.

PT Kereta Api (Persero) merupakan salah satu badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk melaksanakan pengusahaan angkutan kereta api. Sebagai salah satu badan usaha yang bertugas mengatur angkutan kereta api seluruh masyarakat Indonesia, maka ruang lingkup perusahaan ini sangatlah luas. Sebanding dengan tanggung jawab yang besar, maka PT Kereta Api (Persero) juga harus memiliki manajemen yang baik. Salah satunya dalam hal sistem penggajian tenaga kerja.

Dengan ruang lingkup yang sangat luas, maka PT Kereta Api (Persero) tentulah memiliki jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit. Setiap hari para karyawan tersebut mengabdikan dirinya menjalankan aktivitas dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Pengabdian ini tentulah harus diberikan imbalan berupa gaji ataupun upah. Agar pembayaran gaji dan upah karyawan berjalan sesuai dengan aturannya, maka diperlukanlah suatu sistem pengendalian intern yang akan mengawasi terjadinya pemborosan dan kecurangan dalam penggajian itu sendiri.

Gaji dan upah merupakan bagian biaya yang sangat penting dan pengawasannya harus terus mendapat perhatian dari manajemen. Terjadinya suatu kesalahan dalam hal pembayaran gaji karyawan yaitu kesalahan dalam pengisian pos gaji, dimana seorang karyawan menerima gaji dua kali lipat sedangkan karyawan yang lain tidak menerima gaji, merupakan salah satu alasan bagi PT Kereta Api (Persero) untuk memiliki sistem pengendalian intern penggajian yang


(15)

baik.. Dengan alasan ini, maka penulis terdorong ingin mengetahui sejauh mana usaha manajemen PT Kereta Api (Persero) dalam menjalankan dan menerapkan pengendalian terhadap gaji dan upah para karyawan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan

Pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara”

B. Perumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimanakah sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan ?

2. Apakah sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan sudah cukup efektif ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem pengendalian intern

penggajian dan pengupahan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern penggajian dan

pengupahan yang diterapkan oleh PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sudah cukup efektif.


(16)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan

2. Bagi perusahaan, untuk memberikan masukan kepada pihak perusahaan dalam memanfaatkan sepenuhnya sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan sehingga diperoleh efisiensi dalam mencapai tujuan perusahaan 3. Bagi civitas akademika, sebagai bahan informasi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya.

E. Kerangka Konseptual

PT Kereta Api (Persero)

Pengendalian Intern

Gaji Upah

Karyawan

Sistem Pengendalian Intern Penggajian & Pengupahan pada PT Kereta Api


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern memainkan peran penting dalam hal bagaimana manajemen memenuhi tanggung jawab pengelolaan. Manajemen memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan pengendalian yang memberi keyakinan memadai bahwa terdapat pengendalian yang layak atas aktiva dan catatan entitas. Pengendalian intern yang tepat tidak hanya memastikan bahwa aktiva dan catatan dijaga, tetapi juga menciptakan lingkungan dimana efisiensi dan efektivitas didorong dan dimonitor. Manajemen juga membutuhkan sistem pengendalian yang menghasilkan informasi yang andal bagi pengambilan keputusan.

Boynton dkk (2003:371) mendefinisikan pengendalian intern adalah

Suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut : 1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. efektivitas dan efisiensi operasi.

Menurut Alvin A.Arens-James K.Loebbecke (1994:289), sistem pengendalian intern adalah

Sistem pengendalian intern tersebut adalah terdiri dari beberapa kebijaksanaan dan prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang wajar bahwa sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan untuk dipenuhi. Kebijaksanaan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian dan secara kolektif disebut pengendalian internal perusahaan.


(18)

Sedangkan Mulyadi (2002:171) menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern adalah

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Kepatuhan terhadap dokumen dan peraturan yang berlaku 3. Efektifitas dan efisiensi operasi.

Berdasarkan definisi yang sudah disebutkan maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah alat yang digunakan untuk membantu pihak manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan atau penyelewengan dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.

Menurut Boynton dkk (2003:371), pentingnya pengendalian intern adalah : 1. Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan

tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif

2. Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan

3. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien.

Sedangkan Hall (2001:150), menyebutkan tujuan utama dari pengendalian intern adalah :

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan proseduir yang telah ditetapkan oleh manajemen.


(19)

2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern mencakup kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi.

Menurut Messier (2005:251), sistem pengendalian intern terdiri dari lima komponen, yaitu :

1. Lingkungan pengendalian 2. Proses penentuan resiko entitas

3. Sistem informasi entitas dan proses bisnis terkait yang relevan terhadap pelaporan keuangan dan komunikasi

4. Prosedur pengendalian 5. Pemantauan pengendalian.

Unsur-unsur diatas akan diuraikan sebagai berikut : 1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal yang efektif, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian termasuk tingkah laku, kewaspadaan, kebijakan, dan tindakan manajemen dan dewan komisaris mengenai pengendalian internal entitas dan kepentingannya bagi entitas.

2. Proses Penentuan Resiko Entitas

Proses untuk mengidentifikasi dan menanggapi resiko bisnis dan hasilnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, proses penentuan resiko entitas termasuk bagaimana manajemen mengidentifikasi resiko yang relevan terhadap persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan


(20)

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, memperkirakan signifikansinya, menentukan kemungkinan kejadiannya, dan memutuskan tindakan untuk mengelolanya.

3. Sistem Informasi Entitas

Sistem informasi yang relevan terhadap tujuan pelaporan keuangan, termasuk sistem akuntansi, terdiri atas prosedur, apakah otomatis atau manual, dan catatan yang ditetapkan untuk memulai, mencatat proses, serta melaporkan transaksi entitas dan untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva, kewajiban, dan ekuitas terkait. Komunikasi melibatkan pemahaman atas peran dan tanggung jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

4. Prosedur Pengendalian

Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan, misalnya, tindakan yang perlu dilakukan untuk menyikapi resiko terhadap pencapaian sasaran entitas. Prosedur pengendalian, apakah otomatis atau manual, memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkat organisasional dan fungsional. 5. Pemantauan Pengendalian

Suatu proses untuk menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pengawasan atas pengendalian melibatkan penentuan rancangan dan operasi pengendalian secara tepat waktu dan mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.


(21)

B. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan 1. Pengertian Gaji dan Upah

Dalam praktek, istilah gaji dan upah sering digunakan secara bergantian, maka seringkali gaji dan upah dianggap memiliki pengertian yang sama oleh masyarakat.

Menurut Warren, Carl S (2001:446) pengertian gaji dan upah adalah

Gaji (salary) biasanya digunakan untuk pembayaran atas jasa manajerial, administratif, dan jasa-jasa yang sama. Tarif gaji biasanya diekspresikan dalam periode bulanan atau tahunan. Sedangkan upah (wages) biasanya digunakan untuk pembayaran kepada karyawan lapangan (pekerja kasar), baik yang terdidik maupun yang tidak terdidik. Tarif upah biasanya diekspresikan secara minggu atau per jam.

Sedangkan Mulyadi (2001:373) mendefinisikan gaji dan upah adalah

Gaji (salary) merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan administrasi atau yang mempunyai jenjang jabatan manajer yang pada umumnya dibayarkan secara tetap per bulan. Sedangkan upah (wages) merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah suatu produk yang dihasilkan karyawan.

Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa definisi gaji dan upah berbeda. Gaji diberikan kepada karyawan administrasi secara tetap tiap bulannya, sedangkan upah diberikan kepada karyawan lapangan per jam, per hari atau per produk yang dihasilkan.

2. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan

Dalam perusahaan sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi yang diperlukan oleh setiap peusahaan


(22)

agar dapat menghasilkan informasi yang tepat, sehingga operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan perusahaan tercapai.

Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001:3) adalah, “Organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

Istilah penggajian sering diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama suatu periode. Mulyadi (2001:12) mendefinisikan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah, “Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan dirancang untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya”.

Data-data dari karyawan harus disimpan secara akurat untuk merancang sistem penggajian dan pengupahan. Laporan periodik yang menggunakan data-data penggajian dan pengupahan harus disampaikan kepada badan-badan pemerintah. Data-data tersebut harus disimpan demi berjaga-jaga jika sewaktu-waktu badan-badan dimaksud melakukan inspeksi. Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan harus dirancang unuk membayar gaji dan upah karyawan secara tepat waktu. Sistem ini juga harus dirancang untuk menyediakan data-data yang berguna bagi kebutuhan pengambilan keputusan manajemen. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi penyelesaian setiap ketidakpuasan karyawan dan negosiasi menyangkut iuran dan tunjangan lainnya.


(23)

Dalam kenyataannya sistem penggajian dan pengupahan berbeda disetiap perusahaan, namun unsur-unsur utama yang umum terdapat dalam sebagian besar sistem ini adalah :

1. Register gaji dan upah

Suatu daftar multikolom yang digunakan untuk mengisi dan mengikhtisarkan data-data yang dibutuhkan dalam setiap periode penggajian

2. Catatan pendapatan karyawan

Jumlah pendapatan masing-masing karyawan hingga tanggal terakhir harus tersedia pada setiap periode penggajian. Jumlah kumulatif ini diperlukan dalam rangka menghitung pemotongan pajak kesejahteraan sosial dan pajak kesehatan setiap karyawan serta pajak penggajian majikan

3. Cek gaji dan upah

Pada akhir periode penggajian, cek-cek gaji dan upah disiapkan. Setiap cek memiliki potongan yang dapat dipisahkan, yang memperlihatkan rincian tentang bagaimana pembayaran bersih dihitung. Tidak perlu mencatat setiap cek gaji dalam jurnal terpisah, karena semua rinciannya telah tersedia dalam register gaji.

a. Dokumen dalam Sistem Pembayaran Gaji

Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan diperlukan juga dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran gaji. Menurut Mulyadi (2001:374), dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah :


(24)

1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah 2. Kartu jam hadir

3. Kartu jam kerja

4. Daftar gaji dan daftar upah

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah 6. Surat pernyataan gaji dan upah

7. Amplop gaji dan upah 8. Bukti kas keluar.

Dokumen-dokumen diatas dijelaskan sebagai berikut : 1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah

Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah, pemberhentian, pemindahan dan lain sebagainya

2. Kartu jam hadir

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu

3. Kartu jam kerja

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan


(25)

4. Daftar gaji dan daftar upah

Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dan lain sebagainya

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah

6. Surat pernyataan gaji dan upah

Dokumen ini dibuat oleh fungi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban karyawan

7. Amplop gaji dan upah

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah. Dihalaman muka amplop gaji dan upah setiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu 8. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.


(26)

b. Catatan dalam Sistem Pembayaran Gaji

Selain dokumen juga diperlukan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi gaji. Catatan tersebut menurut Mulyadi (2001:382) adalah :

“ 1. jurnal umum

2. kartu harga pokok produk 3. kartu biaya

4. kartu penghasilan karyawan. “

Catatan diatas dijelaskan sebagai berikut : 1. Jurnal umum

Dalam pencatatan gaji ini, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi tenaga kerja kedalam setiap departemen atau bagian dalam perusahaan

2. Kartu harga pokok produk

Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen atau bagian dalam perusahaan

3. Kartu biaya

Kartu ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen atau bagian dalam perusahaan.

4. Kartu penghasilan karyawan

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan.


(27)

c. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Sistem penggajian dan pengupahan terdiri dari beberapa prosedur yang membentuk jaringan pembayaran gaji. Jaringan prosedur tersebut menurut Mulyadi (2001:385) adalah:

Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut : 1. Prosedur pencatatan waktu hadir

2. Prosedur pembuatan daftar gaji 3. Prosedur distribusi biaya gaji

4. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 5. Prosedur pembayaran gaji

Sistem pengupahan terdiri dari jaringan prosedur berikut : 1. Prosedur pencatatan waktu hadir

2. Prosedur pencatatan waktu kerja 3. Prosedur pembuatan daftar upah 4. Prosedur distribusi biaya upah 5. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 6. Prosedur pembayaran upah.

Penjelasan dari setiap prosedur diatas adalah : 1. Prosedur pencatatan waktu hadir

Pencatatan waktu hadir diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk. Dalam hal ini, dapat memakai daftar hadir biasa, dimana karyawan harus menandatangani setiap hadir dan pulang atau kartu hadir yang diisi secara otomatis dengan mesin pencatat waktu

2. Prosedur pencatat waktu

Bagi perusahaan manufaktur berdasar pesanan, pencatatan waktu kerja perlu bagi karyawan di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan. Waktu kerja dipakai sebagai pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi


(28)

3. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah

Fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir

4. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah

Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk

5. Prosedur pembayaran gaji dan upah

Ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang kedalam amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan juru bayar (pay master).


(29)

(30)

3. Sistem Pengendalian Intern Gaji dan Upah

Sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan yang memiliki banyak tenaga kerja dimana sistem tersebut terdiri dari prosedur-prosedur yang saling bekerjasama untuk menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya guna menetapkan secara tepat dan teliti berapa gaji dan upah yang harus diterima oleh karyawan. Hal ini perlu diperhatikan mengingat banyaknya kemungkinan terjadinya kecurangan-kecurangan terhadap gaji.

Adapun jenis-jenis kecurangan yang mungkin terjadi adalah :

1. Adanya karyawan/pegawai fiktif, yaitu penerbitan cek gaji ke orang yang tidak bekerja bagi perusahaan atau mengeluarkan gaji bagi orang yang sudah berhenti bekerja atau diberhentikan karena namanya tidak dihapus

2. Penyiapan buku pembayaran gaji palsu dengan maksud mendapat pembayaran dua kali

3. Menguangkan cek gaji yang belum ditagih oleh pegawai yang bersangkutan 4. Membuat kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji yang diterima oleh

karyawan lebih atau kurang dari yang semestinya

5. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk beberapa orang karyawan lain

6. Pinjaman pegawai yang tidak mendapat persetujuan dicatat sebagai pengeluaran


(31)

Menurut Hall dan Singleton (2007:300), dua bentuk umum kecurangan penggajian adalah :

1. Kelebihan pembayaran ke karyawan

Biasanya melibatkan penggelembungan jumlah jam kerja dan atau pengeluaran cek gaji duplikat

2. Pembayaran untuk karyawan yang tidak ada

Melibatkan pemasukan karyawan fiktif kedalam sistem penggajian. Variasi dari skema ini adalah tetap memasukkan nama karyawan yang telah keluar dari daftar penggajian.

Melihat kecurangan yang mungkin timbul, maka diperlukanlah suatu sistem pengendalian intern terhadap sistem akuntansi penggajian dan pengupahan. Menurut Mulyadi (2002:391), ada beberapa unsur pengendalian intern dalam siklus penggajian dan pengupahan yaitu :

Organisasi

1. Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan 2. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi

Sistem Otorisasi

3. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditanda tangani oleh direktur utama

4. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan

5. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian

6. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu

7. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan

8. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi keuangan

9. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi

Prosedur Pencatatan

10.Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan

11.Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi


(32)

12.Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung

13.Pemasukan kartu jam hadir kedalam mesin pencatatan waktu harus diawasi oleh fungsi pencatatan waktu

14.Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran 15.Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan

penghasilan karyawan

16.Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan upah.


(33)

(34)

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jadwal dan Lokasi penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :

Keterangan November Desember Januari Februari Maret Penyelesaian Proposal

Pencarian data proposal Pengajuan proposal Penyerahan proposal kepada dosen pembimbing

Bimbingan dan perbaikan proposal

Seminar proposal Pengumpulan data Pengolahan data Analisis data

Bimbingan dan penyelesaian skripsi

Penelitian ini dilakukan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof.H.M.Yamin No.14 Medan.


(36)

B. Jenis Data

a. Data Primer

Merupakan data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis. Data ini diperoleh dari hasil wawancara, menyebarkan kuesioner maupun observasi

b. Data Sekunder

Merupakan data primer yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data perusahaan itu sendiri seperti struktur organisasi, dll.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : b. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada PT Kereta

Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

c. Teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang mengumpulkan, menginterpretasikan dan menganalisa data untuk pemecahan masalah yang dihadapi.


(37)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Bertitik tolak dari penemuan lokomotif oleh George Stephenson pada tahun 1914, perkereta apian Indonesia pada waktu itu oleh masyarakat disebut dengan nama “Kuda Besi”. Penemuan tersebut membawa keuntungan bagi dunia transportasi karena adanya peningkatan alat transportasi mekanik. Gubernur Jenderal Sloet Van Beele pada tanggal 17 Juni 1864 melakukan pencangkolan pertama yang merupakan awal dari berdirinya perkereta apian di Indonesia dengan pemasangan lintas di Semarang (kamijen).

Berdirinya perkereta apian di Indonesia tidak lain adalah untuk kepentingan negara induk/penjajah, karena pada saat itu Indonesia adalah merupakan negara jajahan sehingga motif berdirinya perkereta apian di Indonesia adalah :

1. Motif ekonomi komersial

Yaitu untuk membawa hasil bumi Indonesia ke pelabuhan Semarang, seperti tembakau, gula dan nira dengan tujuan untuk dipasarkan ke pasar dunia dan negara induk

2. Motif politis (peraturan)

Pertumbuhan wilayah di Indonesia semakin diperhatikan sejak pembuatan lintas kereta api dengan motif yang sama.


(38)

Pertumbuhan kereta api di Indonesia selain dipelopori oleh pemerintah Belanda juga dipelopori oleh perusahaan swasta yang ada di luar negeri Belanda seperti di Pulau Jawa, antara lain :

1. Semarang Cirebon Stoom Train Maatschappi (SCS) 2. Semarang Joana Stoom Train Maatschappi (SJS) 3. Oats Java Stoom Train Maatschappi (OJS) 4. Serajoe Dal Stoom Train My (SDS) 5. Kediri Stoom Train My (KSM) 6. Mojokerto Stoom Train My (MDS) 7. Malang Stoom Train My (MSM) 8. Probolinggo Stoom Train My (PbSM) 9. Pasoeruan Stoom Train My (PsSM) 10.Madura Stoom Train My (MadSM).

Perusahaan swasta Belanda DSM (Deli Spoorweg Maatschappi) membuka jaringan pertama di Sumatera Utara yaitu lintas Labuhan Medan sekitarnya. Setelah perang Dunia II yaitu tanggal 1 Maret 1942 sampai 7 Agustus 1945 semua kereta api di Indonesia dibawah kependudukan Jepang : “Rikuyu Kyoku” dijawa, yang kemudian berubah nama dengan “Testudu Kyoka” yang dipusatkan di Bandung, sedangkan di Sumatera Utara pemerintah Jepang dengan nama “Testu Tai” yang dipusatkan di Bukit Tinggi.

Status perkereta-apian di sumatera Utara mengalami proses yang agak berbeda dengan kereta api lainnya. Setelah berakhirnya pemerintahan Jepang, kereta api di


(39)

Sumatera Utara kembali menjadi perusahaan swasta Belanda di liwayah Republik Indonesia termasuk Eks. D.S.M.

Berdasarkan surat perintah pengawasan militer tanggal 6 Desember 1958, NV DSM berada dibawah pengawasan militer dari Komando T dan TI. Kemudian berdasarkan SK panglima T dan TI penguasa Militer pada tanggal 12 Desember 1967 No. PAN/KPTS-045/12/57 juncto, radiogram Kasad 9 penguasa Militer pusat tanggal 18 Desember 1957 No. 77.602/57 tantang pengambil alih wewenang Behaar dari perusahaan milik Belanda oleh Penguasa Militer Sumatera Utara maka pada tanggal 14 Desember 1957 wewenang Behaar atas NV D.S.M beralih kepada panglima T dan TI.

Berdasarkan undang-undang No. 86 tahun 1958 Juncto PP. 41 tahun 1959 seluruh perusahaan Eks Belanda tersebut digabung menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) yang berpusat di Bandung. Sejarah perkembangan perkereta-apian di Indonesia antara lain:

a. Zaman Republik Indonesia (17 Agustus 1945 sampai 18 Desember 1948) Pada bulan September 1945 secara resmi lahirlah DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) yang berpusat di Bandung. Sementara pada waktu itu hanya meliputi pulau Jawa, karena perkereta-apian di Sumatera Utara masing-masing berdiri sendiri.

b. Penyerahan Kedaulatan

Pada bulan Januari 1950 terjadi penggabungan antara DKARI dengan SS/PS (Staats Spoorweg/Verenigd Spoorweg Bedrif) yang dikuasai Belanda dengan DKARIS (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia Serikat), setelah Republik


(40)

Indonesia Serikat berubah menjadi Republik Indonesia maka DKARIS berubah menjadi DKA.

c. Perusahaan Negara

Pda bulan Mei 1963 status DKA berubah menjadi PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1963.

d. Perusaan Jawatan

Dengan PP No. 61/71 tanggal 15 September 1971 telah ditetapkan perubahan status PNKA menjadi perusahaan Jawatan (PERJAN).

e. Perusahaan Umum

Dengan PP No. 57 tahun 1990 Perusahaan Jawatan Kereta Api berubah menjadi Perusahaan umum Kereta Api.

f. Perusahaan Perseroan.

Dengan PP No. 19 tahun 1998, Perusahaan Umum Kereta Api berubah menjadi Perseroan dengan sebutan PT. Kereta Api (Pesero).

g. Susunan PT. Kereta Api (Persero) 1) Kantor Pusat di Bandung 2) Divisi Sarana di Bandung

3) Divisi Usaha Pendukung di Bandung 4) Divisi Pelatihan di Bandung

5) Divisi Angkutan Perkotaan di Bandung 6) Divisi Regional I Sumatera Utara di Medan 7) Divisi Regional II Sumatera Barat di Padang 8) Divisi Regional III Sumatera Selatan di Palembang


(41)

9) Daerah Operasi

a) Daerah Operasi 1 di Jakarta b) Daerah Operasi 2 di Banung c) Daerah Operasi 3 di Cirebon d) Daerah Operasi 4 di Semarang e) Daerah Operasi 5 di Purwokerto f) Daerah Operasi 6 di Jogyakarta g) Daerah Operasi 7 di Madiun h) Daerah Operasi 8 di Surabaya i) Daerah Operasi 9 di Jember

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Organisasi adalah alat perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi perusahaan akan memungkinkan terlaksananya pembagian tugas dan wewenang yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.. Struktur organisasi dari suatu perusahaan dalam penerapannya selalu berbeda-beda dengan perusahaan yang lain sehingga untuk menerapkan suatu struktur organisasi harus melihat kepada kebutuhan dan jenis perusahaan yang menggunakannya.

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan sangatlah penting karena dalam struktur organisasi tercantum pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, sehingga dapat mempermudah adanya pengarahan dan wawasan setiap individu.


(42)

(43)

Divisi Regional I Sumatera Utara

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut : 1. Melaksanakan pengusahaan angkutan kereta api

2. Merumuskan dan menyusun program pembinaan dan pengendalian

pelaksanaan angkutan penumpang dan barang

3. Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana di wilayah Regional I Sumatera Utara

4. Menyusun rencana kerja anggaran tahunan divisi.

Dalam melaksanakan tugasnya, pimpinan PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dibantu oleh beberapa staf yang terdiri dari :

1. Seksi Administrasi

2. Seksi Higiene Perusahaan, Kesehatan (HIPERKES) dan Keselamatan Kerja 3. Urusan Hubungan Masyarakat

4. Pemeriksaan Kas Daerah 5. Seksi Jalan Rel dan Jembatan 6. Seksi Sarana

7. Seksi Operasi dan Pemasaran

8. Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik 9. Seksi Tanah dan Bangunan

10.Unit Pelaksana Teknis (UPT) Aceh 11.UPT Gudang Persediaan Pulo Brayan.


(44)

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing seksi tersebut adalah : 1. Seksi Administrasi

Seksi administrasi mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan pengelolaan dan evaluasi kinerja SDM b. Menyusun rencana kerja anggaran tahunan divisi c. Pendayagunaan keuangan, pendanaan dan akuntansi

d. Melaksanakan kerumahtanggaan/administrasi dan hokum serta kas besar. Seksi administrasi terdiri dari :

a. Sub Seksi SDM b. Sub Seksi Keuangan

c. Sub Seksi Anggaran dan Akuntansi

d. Sub Seksi Kerumahtanggaan/Umum dan Hukum e. Sub Seksi Kas Besar.

2. Seksi HIPERKES dan Keselamatan Kerja

Seksi HIPERKES dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pembinaan, pengujian, dan pengendalian higiene

perusahaan, keselamatan kerja, dan kesehatan kerja

b. Pengendalian, pembinaan dan evaluasi kinerja unit pelayanan kesehatan di wilayah Divisi Regional I Sumatera Utara.

Seksi HIPERKES dan keselamatan kerja terdiri dari :

a. Sub Seksi HIPERKES


(45)

c. Unit Pelayanan Kesehatan. 3. Urusan Hubungan Masyarakat

Urusan Hubungan masyarakat mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan hubungan masyarakat

b. Penyuluhan dilingkungan peusahaan (internal) c. Hubungan masyarakat diluar perusahaan (eksternal). 4. Pemeriksaan Kas Daerah (PMKD)

Pemeriksaan kas daerah mempunyai tugas pokok sebagai berikut : a. Melaksanakan peraturan jadwal/mekanisme kerja para pemeriksa kas

b. Memimpin pemeriksaan kas stasiun/perbendaharaan kas

stasiun/perhentian, kas restorka dan kas besar

c. Sewaku-waktu membantu petugas pemeriksa kereta api (PMKA)

melaksanakan pemeriksaan diatas kereta api. PMKD terdiri dari :

a. Sub Seksi Tata Usaha b. Pemeriksaan Kas Stasiun. 5. Seksi Jalan Rel dan Jembatan

Seksi jalan rel dan jembatan mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan penyusunan program pemeliharaan dan perbaikan jalan rel, sepur simpang, dan jembatan

b. Mengevaluasi kinerja pemeliharaan dan perbaikan, rel sepur simpang, dan jembatan.


(46)

Seksi jalan rel dan jembatan terdiri dari : a. Pengawas Jalan Rel dan Jembatan b. Sub Seksi Program

c. Sub Seksi Jalan Rel d. Sub Seksi Jembatan e. UPT Resor Jalan Rel f. UPT Resor Jembatan

g. UPT Depo Mekanik Jalan Rel. 6. Seksi Sarana

Seksi sarana mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan peraturan dan pengendalian kesiapan sarana

b. Penyusunan program pemeliharaan, perbaikan dan pendayagunaan sarana c. Evaluasi kinerja pemeliharaan, perbaikan, dan pendayagunaan sarana. Seksi sarana terdiri dari :

a. Pengawasan Sarana b. Unit Rencana c. Unit Produksi d. Unit Quality Control

e. Unit Pendayagunaan Sarana f. UPT Depo Lokomotif

g. UPT Depo Kereta dan Gerbong. 7. Seksi Operasi dan Pemasaran


(47)

a. Melaksanakan pembinaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja operasi

b. Pemasaran angkutan penumpang dan barang. Seksi operasi dan pemasaran terdiri dari :

a. Pengawas Operasi

b. Sub Seksi Program Perjalanan Kereta Api (PERKA) c. Sub Seksi Pengendali Operasi Kereta Api

d. Sub Seksi Pemasaran dan Bina Pelanggan e. Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban

f. UPT Pelayanan Operasi Sarana Telekomunikasi g. UPT Stasiun.

8. Seksi Sinyal Telekomunikasi dan Listrik

Seksi sinyal telekomunikasi dan listrik mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Merumuskan dan menyusun program pemeliharaan dan perbaikan sinyal telekomunikasi, dan listrik umum

b. Mengevaluasi kinerja pemeliharaan dan perbaikan sinyal telekomunikasi dan listrik umum.

Seksi sinyal telekomunikasi dan listrik terdiri dari : a. Pengawas sinyal telekomunikasi dan listrik b. Sub Seksi Program

c. Sub Seksi Sinyal


(48)

e. UPT Resor Sinyal

f. UPT Resor Telekomunikasi g. UPT Resor Listrik Umum. 9. Seksi Tanah dan Bangunan

Seksi tanah dan bangunan mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun program dan evaluasi kinerja pemeliharaan, inventarisasi dan penyelesaian masalah tanah dan bangunan.

Seksi tanah dan bangunan terdiri dari : a. Sub Program

b. Sub Seksi Tanah c. Sub Seksi Bangunan

d. UPT Resor Tanah dan Bangunan. 10.UPT Aceh

UPT Aceh mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeliharaan tanah dan bangunan serta aset lainya di wilayah Aceh.

11.UPT Gudang Persediaan Pulo Brayan

UPT gudang persediaan Pulo Brayan mempunyai tugas pokok melaksanakan penerimaan, penjagaan, penyimpanan, dan pendistribusian barang-barang serta administrasi pergudangan.


(49)

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan a. Dokumen yang Digunakan

Dokumen atau formulir yang digunakan dalam sistem pembayaran gaji pada PT Kereta Api (Persero) adalah :

1. Daftar penghasilan dan pemotongan gaji pegawai (G.218) 2. Kartu piutang/uang muka (F.15/SAB)

3. Daftar gaji (besar) (FC.IX.SAB) 4. Daftar gaji kecil (FC.IU/SAB)

5. Daftar gaji perorangan (FC.IU.a/SAB) 6. Analisa gaji/upah (B.25/SAB).

b. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem pembayaran gaji adalah :

1. Daftar gaji yang dibuat harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan kepegawaian/keuangan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam G.218 dan penjagaan piutang yang berlaku untuk setiap pegawai dalam kartu piutang (F.15/SAB). Setiap formulir yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan yakni dengan memperhatikan pusat anggaran, penggolongan pekerja dan jumlah orang untuk setiap juru bayar. Setiap daftar gaji dan upah harus dibuat dalam rangkap dua kecuali untuk bulan Januari dan Juli dibuat dalam rangkap tiga.


(50)

2. Setelah daftar gaji dan upah selesai dibuat, maka PP/PPP kemudian menerbitkan bukti pembayaran (A.9/SAB) yang merupakan dasar bagi fungsi pembayaran gaji dan upah untuk melaksanakan pembayaran gaji dan upah pada pegawai yang bersangkutan kepada juru bayar, kemudian mengirimkan atau menyerahkan lembar asli daftar gaji dan upah berikut bukti pembayaran kepada masing-masing juru bayar.

3. Berdasarkan arsip lembar kedua dari daftar gaji dan upah, maka petugas PP/PPP yang bersangkutan harus mencatat yaitu :

a. Formulir G.218 yaitu untuk memuat jumlah penghasilan dan jumlah pemotongan setiap pegawai

b. Formulir F.15/SAB yaitu untuk memuat jumlah potongan setiap piutang pegawai yang bersangkutan.

4. Berdasarkan arsip daftar gaji dan upah maka dibuat dalam rangkap tiga analisa gaji dan upah (B.25/SAB) yang nantinya analisa gaji dan upah ini digunakan untuk setiap anggaran.

5. Setelah semua daftar gaji dan upah pada bulan yang bersangkutan lengkap dicatat dalam analisa maka analisa tersebut harus ditutup. Oleh PP/PPP analisa tersebut didistribusikan sebagai berikut :

a. Lembar pertama (asli) analisa gaji dan upah dikirimkan ke unit akuntansi b. Lembar kedua analisa gaji dan upah dikirimkan ke verifikasi yang

nantinya akan dicocokkan dengan lembar pertama (asli) analisa gaji dan upah yang diterima dari bendaharawan yang bersangkutan


(51)

c. Lembar ketiga analisa gaji dan upah diterima oleh PP/PPP yang digunakan untuk arsip.

6. Uang gaji dan upah yang tidak diambil digunakan dalam bentuk G.40 yang akan disetorkan kembali dan oleh PP/PPP dilaksanakan sebagai berikut : a. Berdasarkan G.40 lembar kedua PP/PPP membuat UPP yang nantinya

digunakan untuk membuat jurnal balik atas penjurnalan yang semula pada analisa gaji dan upah

b. Kemudian diterbitkan kembali daftar gaji dan upah perorangan dalam bentuk FC.IU.a/SAB yang dibuat dalam rangkap dua pada saat akan dibayarkan kembali uang gaji dan upah yang tidak diambil

c. Pada saat pembayaran kembali maka PP/PPP menerbitkan bukti pembayaran (A.9/SAB) yang baru

d. Prosedur berikutnya berlaku seperti halnya pembayaran gaji dan upah. 7. PP/PPP selain menerbitkan UPP juga menerbitkan rekening G.215 untuk

penagihan yang terlanjur dibayarkan, karena penagihan gaji dan upah ini dianggap tidak sah pembayarannya akibat dari terlanjur dibayarkan atau dengan pemotongan gaji untuk penyelesaiannya.

Berikut ini adalah prosedur pelaksanaan sistem pembayaran gaji : 1. Penggolongan pegawai

Penggolongan pegawai pada PT Kereta Api (Persero) disesuaikan dengan penggolongan operasi pemeliharaan dan umum dengan menggunakan formulir G.28 yaitu yang memuat daftar penghasilan pegawai berikut pemotongannya dengan cara memberikan catatan pada setiap pegawai apakah termauk


(52)

golongan penjual jasa dan barang. Pencatatan dilakukan berdasarkan penugasan atau surat pemberitahuan dari masing-masing unit yang bersangkutan. Daftar pengelompokan berlaku juga bagi Pekarya Perusahaan (Pkp) dan Pegawai harian lepas (Phl) yang disesuaikan dengan golongannya masing-masing.

2. Dengan adanya mutasi pegawai maka akan mengakibatkan peubahan golongan pekerja dan harus segera dicatat dalam formulir G.218

3. Pada bulan Januari dan Juli harus dibuat tambahan satu lembar lagi daftar gaji dan upah yang nantinya akan dikirimkan kepada Perum Taspen

4. Daftar gaji perorangan (formulir FC.IU.a/SAB) dipergunakan untuk pembayaran Tunjangan Terusan Pegawai (TTP) kepada keluarga pegawai yang berhak menerima pembayarannya atas meninggalnya pegawai yang bersangkutan tanpa harus memperhatikan kode judul perkiraan yang tercantum. Jumlah gaji dan upah serta unsure-unsur tunjangannya dicatat dalam baris yang tersedia dalam jumlah pengurangan sebesar 10% yang dikenakan, dicatat dibawah baris tersebut. Pemotongan hutang bagi pegawai yang bersangkutan harus dicatat dalam jalur yangsesuai. Lembar ketiga dari pembayaran Tunjangan Terusan Penghasilan (TTP) yang tercantum pada SKPP akan dikirimkan kepada Sub Direktorat Akuntansi Kantor Pusat, dan salah satu rekamannya dikirimkan pada salah satu sub bagian akuntansi eksploitasi yang bersangkutan

5. Pembayaran gaji dan upah pegawai aktif dan honorarium dihitung berdasarkan perhitungan gaji dan upah yang telah ditentukan dengan menggunakan daftar


(53)

gaji dan upah sesuai dengan besar kecil keperluanyya. Dalam hal pembayaran dipergunakan kode perkiraan bukan dipergunakan judul-judul perkiraan gaji dan tunjangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kode-kode perkiraan yang dipergunakan sebagai berikut :

a. Kode JP : 6961 yaitu dipergunakan untuk jumlah gaji dan upah non aktif b. Kode JP : 6921 yaitu dipergunakan untuk honorarium yang ditulis pada

kolom yang kosong dan dicantumkan dalam judul-judul perkiraan potongan yang sesuai bila honorarium tersebut dikenakan potongan-potongan

6. Formulir daftar gaji perorangan (FC.IU.a/SAB) tetap dipergunakan untuk pembayaran kembali atas gaji dan upah yang tidak diambil dan dibuat berdasarkan G.40 dari Pbd yang bersangkutan. Pembayaran kembali atas gaji dan upah yang tidak diambil kemudian disahkan PPP sebagai pembayaran hutang gaji dan upah sebagaimana yang berlaku dalam prosedur pembayaran gaji dan upah

7. Bukti pembayaran gaji dan upah yang tidak sah akibat dari nama seseorang atau beberapa orang pegawai, apabila uang yang telah terlanjur dibayarkan kepada yang bersangkutan maka harus diselesaikan sebagai berikut :

a. Diselesaikan denganG.215

• PP/PPP mengajukan UPP pada bagian akuntansi untuk mendebet

kembali semua potongan pembayaran dengan kode perkiraan yang sama, sedangkan untuk jumlah pembayaran bersih yang semula mempergunakan kode perkiraan kredit 2061, didebet menjadi piutang


(54)

pegawai (1121), kemudian mendebet kembali semua biaya gaji dan upah pegawai yang bersangkutan dengan kode perkiraan yang sama, seperti : gaji pokok, tunjangan istri, dan sebagainya

• Menerbitkan G.215 dengan memakai judul perkiraan kredit piutang pegawai (1121)

• Mengadakan buku penjagaan piutang/uang muka (F.15/SAB) yang

sesuai

• Potongan untuk pihak ketiga, seperti Taspen, pensiun, dan sebagainya. Jika terlanjur disetorkan pada pihak ketiga maka akan dipotongkan pada setoran berikutnya, jika sebelum disetorkan maka setorannya diperhitungkan atau dikurangkan

c. Diselesaikan dengan pemotongan gaji

Apabila uang belum dibayarkan kepada pegawai yang bersangkutan maka harus dilakukan penyetoran kembali uang gaji dan upah dengan mempergunakan formulir G.40/SAB yang dibuat dalam rangkap tiga, yakni lembar pertama (asli) digunakan Pbd/kas besar, lembar kedua dan ketiga untuk PP/PPP yang kemudian lembar kedua tersebut oleh PP/PPP dikirimkan ke sub bagian akuntansi sebagai lampiran UPPnya. Sedangkan untuk potongan pada pihak ketiga (Taspen, pensiun, dan sebagainya) dalam hal ini pembayarannya dibatalkan.

Alur proses pembayaran gaji dan upah dapat dilihat pada lampiran 1 dan daftar hadir karyawan dapat dilihat pada lampiran 2.


(55)

2. Sistem Pengendalian Intern Penggajian dan Pengupahan

Sistem pengendalian intern gaji dan upah dalam penerapannya sehari-hari tidak tampak mengalami kesulitan dikarenakan jumlah gaji dan upah yang dibayarkan PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara tiap bulannya relatif tidak jauh berbeda. Besar kecilnya gaji dan upah yang diterima karyawan tergantung dengan potongan yang dikeluarkan perusahaan. Tunjangan-tunjangan yang diberikan kepada karyawan berlangsung dalam waktu yang relatif lama yang biasanya dalam jumlah yang tetap.

Penerapan sistem pengendalian intern gaji dan upah pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dilakukan dengan suatu sistem perhitungan dan pembayaran gaji yang diatur yaitu :

1. Perhitungan gaji dan upah

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung jumlah gaji dan upah yaitu ;

a. Harus dapat dipastikan jumlah unsur gaji dan upah untuk setiap golongan dan setiap pegawai

b. Jumlah unsur tunjangan keluarga tidak dapat ditentukan secara pasti jumlahnya untuk setiap pegawai karena hal ini tergantung ada tidaknya istri/suami/anak yang mendapatkan tunjangan dari perusahaan

c. Besarnya tunjangan pajak penghasilan tidak sama untuk setiap pegawai, tergantung pada besarnya jumlah pajak penghasilan yang dikenakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku


(56)

d. Jumlah penghasilan adalah merupakan gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan

e. Jumlah potongan tidak sama besarnya untuk setiap karyawan

f. Jumlah gaji bersih yang diterima pegawai atau jumlah gaji bersih yang dibayarkan kepada pegawai adalah merupakan jumlah penghasilan dikurang dengan jumlah potongan-potongan.

2. Mekanisme pembayaran gaji dan upah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan atau kerugian maka PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara melakukan sistem pengawasan intern dalam pembayaran gaji dan upah yaitu :

a. Dilakukan pemisahan antara fungsi pembuatan daftar gaji dan upah dengan fungsi pembayaran gaji dan upah. Fungsi personalia dalam sistem penggajian dan pengupahan bertanggung jawab atas tersedianya informasi operasi seperti tarif gaji dan upah dan berbagai tarif kesejahteraan karyawan

b. Daftar gaji dibuat harus mencantumkan nama karyawan untuk mengetahui apakah benar merupakan karyawan perusahaan yang tujuannya adalah untuk mencegah adanya karyawan yang fiktif

c. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan yang disebabkan oleh perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, dan tambahan keluarga harus dilaksanakan melalui sub bagian administrasi yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang


(57)

d. Daftar gaji dan upah adalah merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar pembayaran gaji dan upah pada karyawan yang berhak, untuk itu daftar gaji dan upah tersebut harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

e. Gaji pokok sudah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

f. Perhitungan jumlah gaji dan upah yang akan dibayarkan telah

dilaksanakan dengan benar.

Sebagai contoh berikut ini disajikan sistem pembayaran gaji dan upah yang dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawan berdasarkan daftar gaji dan jurnalnya.


(58)

(59)

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dikemukakan berbagai uraian tentang sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :

1. Bentuk organisasi garis yang digunakan oleh perusahaan PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara telah memperlihatkan adanya pembagian tugas dan wewenang secara jelas dan tegas antara departemen-departemen didalamnya

2. Sistem pengendalian intern gaji dan upah pada perusahaan secara umum dapat disimpulkan baik, hal ini dapat dilihat dari jarangnya terjadi kecurangan dalam pembayaran gaji dan upah

3. Unsur gaji dan upah yang terdapat pada perusahaan ini terdiri dari gaji pokok dan tunjangan-tunjangan kesejahteraan. Tunjangan tersebut terdiri dari unsur penerimaan antara lain tunjangan istri/suami/anak, tunjangan bahan pokok, tunjangan jabatan, tunjangan pajak penghasilan, dan lain-lain. Unsur potongan antara lain iuran pensiun, iuran tabungan, dan asuransi pegawai (Taspen), pajak penghasilan pasal 21, sewa rumah, dan lain-lain

4. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongan masing-masing dan pembayaran dilakukan setiap awal bulan. Pemberian gaji yang


(61)

wajar ini merupakan salah satu alasan yang memotivasi karyawan dalam bekerja

5. Dengan penerapan the right man in the right place tampak perusahaan menempatkan karyawan pada kedudukan sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh karyawan itu sendiri, dengan demikian hasil kerja yang diberikan karyawan tersebut benar-benar dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan

6. Dalam pelaksanaan pembayaran gaji dan upah dilakukan secara efisien, artinya tidak terdapat suatu proses kerja yang panjang, tetapi hal ini tetap diikuti dengan adanya internal cek pada awal dan akhir dari pelaksanaan gaji dan upah dengan tujuan mencegah terjadinya kecurangan.

B. Saran

Adapun saran yang coba diberikan penulis yang mungkin dapat berguna bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang adalah :

1. Unsur-unsur gaji dan upah yang terdapat pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara telah mencukupi serta telah mensejahterakan karyawannya. Untuk itu sebaiknya unsur-unsur tersebut tetap dipertahankan dan sebisa mungkin diupayakan peningkatannya

2. Untuk mengantisipasi pada masa yang akan datang, disarankan untuk tetap mengadakan pembinaan serta pelatihan kepada para karyawan


(62)

3. Pembayaran gaji dan upah yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan pemerintah, sebaiknya ini terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

A. Arens, Alvin, James K Loebbecke, 1994. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Jilid Satu, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

.

Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2003. Modern Auditing, Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta

Hall, James A, Tommie Singleton, 2007. Audit dan Assurance Teknologi Informasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mathis, Robert L, John H. Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Jilid Dua, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Messier, William F, dkk, 2005. Auditing & Assurance Services, Buku Satu, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, B Marshall, Paul John Steinbart, 2005. Accounting Information System, Edisi Sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, 2001. Prinsip-prinsip Akuntansi, Terjemahan: Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penelitian Skripsi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universites Sumatera Utara, Medan.


(1)

(2)

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dikemukakan berbagai uraian tentang sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya adalah :

1. Bentuk organisasi garis yang digunakan oleh perusahaan PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara telah memperlihatkan adanya pembagian tugas dan wewenang secara jelas dan tegas antara departemen-departemen didalamnya

2. Sistem pengendalian intern gaji dan upah pada perusahaan secara umum dapat disimpulkan baik, hal ini dapat dilihat dari jarangnya terjadi kecurangan dalam pembayaran gaji dan upah

3. Unsur gaji dan upah yang terdapat pada perusahaan ini terdiri dari gaji pokok dan tunjangan-tunjangan kesejahteraan. Tunjangan tersebut terdiri dari unsur penerimaan antara lain tunjangan istri/suami/anak, tunjangan bahan pokok, tunjangan jabatan, tunjangan pajak penghasilan, dan lain-lain. Unsur potongan antara lain iuran pensiun, iuran tabungan, dan asuransi pegawai (Taspen), pajak penghasilan pasal 21, sewa rumah, dan lain-lain

4. Pemberian gaji kepada pegawai sesuai dengan jabatan dan golongan masing-masing dan pembayaran dilakukan setiap awal bulan. Pemberian gaji yang


(4)

wajar ini merupakan salah satu alasan yang memotivasi karyawan dalam bekerja

5. Dengan penerapan the right man in the right place tampak perusahaan menempatkan karyawan pada kedudukan sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh karyawan itu sendiri, dengan demikian hasil kerja yang diberikan karyawan tersebut benar-benar dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan

6. Dalam pelaksanaan pembayaran gaji dan upah dilakukan secara efisien, artinya tidak terdapat suatu proses kerja yang panjang, tetapi hal ini tetap diikuti dengan adanya internal cek pada awal dan akhir dari pelaksanaan gaji dan upah dengan tujuan mencegah terjadinya kecurangan.

B. Saran

Adapun saran yang coba diberikan penulis yang mungkin dapat berguna bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang adalah :

1. Unsur-unsur gaji dan upah yang terdapat pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara telah mencukupi serta telah mensejahterakan karyawannya. Untuk itu sebaiknya unsur-unsur tersebut tetap dipertahankan dan sebisa mungkin diupayakan peningkatannya

2. Untuk mengantisipasi pada masa yang akan datang, disarankan untuk tetap mengadakan pembinaan serta pelatihan kepada para karyawan


(5)

3. Pembayaran gaji dan upah yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan telah sesuai dengan batas minimum yang ditetapkan pemerintah, sebaiknya ini terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

A. Arens, Alvin, James K Loebbecke, 1994. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Jilid Satu, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

.

Boynton, William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, 2003. Modern

Auditing, Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta

Hall, James A, Tommie Singleton, 2007. Audit dan Assurance Teknologi

Informasi, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Mathis, Robert L, John H. Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Jilid Dua, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

Messier, William F, dkk, 2005. Auditing & Assurance Services, Buku Satu, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, B Marshall, Paul John Steinbart, 2005. Accounting Information System, Edisi Sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, 2001. Prinsip-prinsip Akuntansi, Terjemahan: Alfonsus Sirait, Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk

Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penelitian Skripsi, Jurusan