ü Mesin-mesin dan alat-alat yang digunakan manusia dalam pekerjaannya, atau ü Lingkungannya tempat ia bekerja, untuk membuat pekerjaaanya lebih sesuai bagi manusia.
Singleton 1972 memiliki pandangan yang serupa dengan Chapanis dalam arti bahwa ergonomika teknologi dari rancangan kerja didasarkan pada ilmu-ilmu biologi manusia: anatomi,
fisiologi dan psikologi. Mc Cormick 1970 tentang kerekayasaan fakto-faktor manusia yang diangga sama
dengan psikologi kerekayasaan yaitu: Sasaran dari kerekayasaan faktor-faktor manusia ialah menunjang atau menggalakkan
efektivitas penggunaan dari objek-objek fisik dan fasilitas-fasilitasyang digunakan orang dan untuk memelihara atau menunjang nilai-nilai manusia tertentu yang baik desirable dalam
proses ini mis: kesehatan, keselamatan dan kepuasan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keekayasaan faktor-faktor manusia dapat dianggap sebagai proses merancang untuk penggunaan manusia.
2. Pendahulu Psikologi kerekayasaan 1 Manajemen Ilmiah
pekerjaan dari Frederick W. Taylor, yang menekankan efisiensi dalam melakukan tugas pekerjaan, yang membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan
berfungsinya anggota badan merupakan pendahulu daripsikologi kerekayasaan.
2 Analisis Waktu dan Gerak
Pendahulu yang lain ialah Gilbreth dengan therblig-nya simbol-simbol dari berbagai macam gerak yang diciptakan dalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak time and motion
analysis.Melalui analisis waktu dan gerak Gilbreth dan rekan-rekannya sampai pada penyederhanaan kerja dan pembakuan kerja work simplification and work standardization.
3 Kondisi Kerja
Penelitian lain yang merupakan pendahulu psikologi kerekayasaan ialah penelitian eksperimental yan dilakukan tentang lingkungan kerja fisik. Penelitian di Hawthorne, dekat
Chicago Amerika Serikat, yang dilakukan oleh para ilmuean dari Universitas Harvard di pabrik
yang besar dari Western Electric Company bertujuan untuk mengetahui dampak dari cahaya penerangan terhadap produktivitas. Dari hasil-hasil penelitian ditemukan bahwa produktivitas
bukan hanya merupakan gejala keteknikan saja, tapi juga merupakan gejala sosial.
3. Kondisi Kerja 1. Kondisi Fisik Kerja.
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas parkir di luar gedung perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah suara dan cahaya yang menimpa meja kerja atau
ruang kerja seorang tenaga kerja. Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas juga.
a Iluminasi penerangan.
Beberapa fisik yang perlu diperhatikan dalam iluminasi ialah: kadarintensity cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan.Faktor yang lain dari iluminasi ialah distribusidari
cahaya dalam kamar atau daerah kerja. Pengaturan yang ideal ialah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual. Sinar yang menyilaukan
merupakan faktor lain yang mengurangi efisiensi visual dan meningkatkan ketegangan mata eyestrain.
b Warna.
Banyak orang memberikan makna yang tinggi kepada penggunaan warna atau kombinasi warna yang tepat untuk ruanga-ruangan di rumah, di kantor, dan di pabrik. Hal ini tidaklah
berarti bahwa warna tidak mempunyai warna dalam pekerjaan. Warna dapat digunakan sebagai: v Alat sandi atau coding device Schultz, 1982, atau sebagai pencipta kontras warna Suyatno,
1985. v Upaya menghindari timbulnya ketegangan mataSchultz, 1982. Setiap warna berbeda dalam
kemampuan pantulan cahayanya. v Alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhunya ruangan kerja Schultz, 1982, yang
memiliki efek psikologis Suyatno, 1985.
c Bising noise.
McCormick menggabungkan aspek bunyi yang tidak diinginkan dengan batasan dari Burrows dengan mengatakan bahwa tampaknya masuk nalar dengan mengatakan bahwa bunyi
atau suara yang tidak diinginkan ialah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.
Tingkat-tingkat kerasnya suara atu bunyi tertentu dapat merupakan ancaman bagi pendengar. Menurut Schultz 1982 seorang pekerja yang sehari-hari mendengar bunyi pad tingkat 80
desibel ke atas untuk jangka waktu yang lama pasti akan menderita kehilangan pendengaran tertentu.
Akibat-akibat lain dari tingkat bising yang tinggi ialah: · Timbulnya perubaha fisiologis.orang-orang yang mendengar bising pada tingkat 95-110
desibel, terjadi penciutan dari pembuluh darah, perubahan detak jantung, dilatasi dari pupil-pupil mata dan bising yang keras dapat meningkatkan tekanan darah dan dapat ikut mengakibatkan
sakit jantung juga meningkatkan ketegangan otot. · Adanya dampak psikologis. Mereka yang bekerja dalam lingkungan yang ekstrem bising lebih
agresif, penuh curiga, dan cepat jengkel dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam lingkungan yang lebih sepi.
McCormick menyimpulkan bahwa terdapat ‘’bukti’’ bahwa bising: 1 Menghasilkan penurunan pada prestasi kerja.
2 Tidak mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja. 3 Menghasilkan peningkatan pada prestasi kerja.
Pengurangan tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan cara: 1 Mengurangi bunyi mesin, dengan cara membuat mesin-mesin yang lebih halus suaranya,
dengan meredam suara dari mesin-mesin. 2 Memasang dinding yang kedap suara.
3 Mengharuskan para karyawan memakai alat pelindung pendengaran, misalnya dengan menggunakan kapas penutup telinga,atau lat penutup telinga ear plugs.
d Musik dalam bekerja.
Sebagaimana halnya dengan warna, banyak yang berpendapat bahwa musik yang mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Hasil penelitian tidak menunjukkan hasil
yang tegas tentang hal ini. Pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan senang, bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir hari kerja.
Musik tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pad pekerjaan yang lebih majemuk dan memerlukan konsentrasi
yang tinggi pad pekerjaan, pengaruhnya dapat menjadi sangat negatif.
Suyatno 1985 berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut:
1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan efek menguntungkan pada pikiran.
2. Musik akan bernilai sekali pada pekerja tangan pada pekerjaan repetitif dan pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental.
3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup keras. 4. Musik bernada meriah diperdengarkan secar singkat pada awal hari, permulaan kerja, untuk
membangkitkan gairah, diperdengarkan juga pada akhir hari, dan empat kali masing-masing selama setengah jam diperdengarkan musik ringan ditengah hari.
5. Tempo musik janga terlalu lambat slow tetapi juga janga terlalu cepat.
2. Kondisi Lama Waktu Kerja a Jam kerja.