Kondisi Lama Waktu Kerja a Jam kerja.

yang tegas tentang hal ini. Pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan senang, bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir hari kerja. Musik tampaknya memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan pad pekerjaan yang lebih majemuk dan memerlukan konsentrasi yang tinggi pad pekerjaan, pengaruhnya dapat menjadi sangat negatif. Suyatno 1985 berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut: 1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan efek menguntungkan pada pikiran. 2. Musik akan bernilai sekali pada pekerja tangan pada pekerjaan repetitif dan pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental. 3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup keras. 4. Musik bernada meriah diperdengarkan secar singkat pada awal hari, permulaan kerja, untuk membangkitkan gairah, diperdengarkan juga pada akhir hari, dan empat kali masing-masing selama setengah jam diperdengarkan musik ringan ditengah hari. 5. Tempo musik janga terlalu lambat slow tetapi juga janga terlalu cepat.

2. Kondisi Lama Waktu Kerja a Jam kerja.

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang menarik antara jam-jam kerja nominal dan aktual. Jika jam kerja nominal ditambah maka jam kerja aktual malahan menurun. b Kerja paro-waktu tetap. Menurut Schultz 1982 mempekerjakan paro waktu menarik bagi: o Orang-orang yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga. o Orang-orang yang cacat jasmaniah, yang menghadapi masalah mobilitas yaitu masalah pergi dan pulang dari tempat kerja. o Orang-orang yang sedang mengalami krisis usia tengah baya. o Orang-orang yang memang tidak bersedia bekerja selama 40 jam per minggu kerja di kantor atau di pabrik. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah para tenaga kerja muda yang menyukai gaya hidup yang lentur, yang dimungkinkan dengan bekerja paro waktu. Mereka senang dengan peluang untuk bekerja paro-waktu karena, disamping mendapatkan tambahan penghasilan, dapat memenuhi kebutuhan mereka akan aktivitas yang bermakna. c Empat hari minggu kerja. Dengan 4 hari kerja per minggu mereka harapkan akan terjadi peningkatan pada produktivitas dan efisiensi pekerja dan pengurangan dari jumlah absensi tenaga kerja. Dari hasil- hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, secara keseluruhan, penerapan 4 hari kerja per minggu pada kebanyakan kasus perusahaan meruakan suatu keberhasilan, namun bukan tanpa kritik. Ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya sedikit penuruna dari penerapan4 hari kerja per minggu, digantikan dengan pengaturan waktu kerja yang lain, yaitu jam-jam kerja lentur. d Jam kerja lentur. Ternyata penerapan jam kerja lentur berhasil dan memberikan beberapa keuntungan. Kemacetan lalu lintas pada jam-jam sibuk jauh lebih berkurang, malah pada kasus-kasus tertentu sudah tidak merupakan masalah lagi.para tenaga kerja tiba di tempar kerja dengan perasaanyang lebih tenang dan dapat segera di mulai bekerja. Hasil penelitian pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan jadwal jam kerja lentur menunjukkan keuntungan berikut: § Produktivitas naik pada hampir separo dari perusahaan-perusahaan. § Angket absensi berkurang pada lebih dari 75 dari perusahaan-perusahaan. § Keterlambatan datang berkurang 84 dari perusahaan-perusahaan. § Angka keluar masuk tenaga kerja berkurang pada lebih dari 50 dari perusahaan-perusahaan. § Semangat kerja tenaga kerja meningkat pada hampir semua perusahaan.

4. Sistem Mesin-Manusia