Net Present Value NPV Internal Rate of Return IRR

29 b 4 = 90 permukaan tanah tertutup sangat banyak; tanah sama sekali tidak dapat digarap.

2.7 Analisis Finansial

Menurut Ibrahim 2003, tujuan analisis finansial adalah untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha proyek yang direncanakan dapat memberikan manfaat benefit. Aspek ekonomi dan keuangan merupakan aspek inti karena aspek ini menentukan kelayakan usaha yang dilihat dari segi ekonomi dan keuangan. Biaya investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan serta perhitungan pendapatan yang akan diterima dilakukan dalam bidang keuangan. Menurut Ibrahim 2003, dalam analisis finansial diperlukan kriteria kelayakan usaha, antara lain :

2.7.1 Net Present Value NPV

NPV adalah nilai selisih antara benefit penerimaan dengan cost biaya yang telah diperhitungkan nilainya saat ini dipresent valuekan. NPV merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan karena metode ini mempertimbangkan nilai waktu uang. Suatu proyek dikatakan layak diusahakan apabila nilai NPV positif NPV 0. Secara matematis rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut : NPV = t n i i C B 1 1     30 Keterangan : B = benefit manfaat C = cost biaya i = tingkat suku bunga bank yang berlaku n = waktu Kriteria investasi : Bila NVP 0, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila NVP 0, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila NVP = 0, usaha dalam keadaan break even point 2.7.2 Net Benefit Cost Ratio Net BC Net BC adalah perbandingan antara manfaat bersih dengan biaya bersih yang diperhitungkan nilainya saat ini. Dengan menghitung BC, maka diketahui secara cepat berapa besarnya manfaat proyek yang akan dilaksanakan. Jika nilai NPV 0, maka BC 1 dan suatu proyek layak untuk diusahakan.     n l i i C B 1 n yang bernilai positif Net BC Ratio =     n l i i C B 1 n yang bernilai negatif Keterangan : B = benefit manfaat C = cost biaya i = tingkat suku bunga bank yang berlaku n = waktu 31 Kriteria investasi : Bila Net BC 1, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila Net BC 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila Net BC = 1, usaha dalam keadaan break even point

2.7.3 Internal Rate of Return IRR

Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung diperlukan suatu “trial dan error’ hingga pada akhirnya diperoleh suatu tingkat suku bunga yang menyebabkan NPV sama dengan nol. Di dalam IRR, kita akan mencari pada tingkat bunga berapa discount rate akan menghasilkan NPV sama dengan nol atau mendekati investasi awal, dengan kata lain NPV = 0. Tingkat bunga tersebut merupakan tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar oleh suatu proyek untuk produksi yang digunakan. Rumus yang digunakan adalah : IRR = i 1 + 2 1 1 NPV NPV NPV  i 2 - i 1 Keterangan : i 1 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV 1 i 2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV 2 NPV 1 = NVP yang bernilai positif NPV 2 = NVP yang bernilai negatif 32 Kriteria investasi : Bila IRR tingkat suku bunga, maka usaha layak untuk dilanjutkan Bila IRR tingkat suku bunga, usaha tidak layak untuk dilanjutkan Bila IRR = tingkat suku bunga, usaha dalam keadaan break even point. 2.7.4 Break Even Point BEP Break even point BEP adalah titik pulang pokok dimana total revenue total pendapatan = total cost biaya total. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek terjadinya titik pulang pokok atau TR = TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya. Semakin lama sebuah perusahaan mencapai titik pulang pokok semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya yang dikeluarkan Ibrahim, 2003. p n i iep n i i p B B TC T BEP          1 1 1 1 Keterangan : BEP = Break even point T P-1 = Tahun sebelum terdapat BEP Tci = Jumlah total cost yang telah di discount B iep-1 = Jumlah benefit yang telah di discount sebelum BEP Bp = Jumlah benefit pada saat BEP berada 33

III. METODE PENELITIAN 3.1

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quenensis Jacq), Coklat (Theobroma cacao) Dan Karet (Havea brasiliensis) Di Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

0 26 52

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PERTANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) DI FIELD 93 B AFDELING II PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA KEDATON WAY GALIH LAMPUNG SELATAN

3 26 62

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI BLOK 423 AFDELING IV PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA REJOSARI NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 13 60

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis ) PADA FIELD 2004 AFDELING I PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT USAHA KEDATON DESA WAY GALIH LAMPUNG SELATAN

1 34 54