Jenis – Jenis Karet Alam

3. Tingkat ketebalan pertama 3 mm dan ketebalan kedua 5 mm. - Slab Tipis Slab Tipis merupakan bahan olahan karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan dengan asam semut. Syarat – syarat slab tipis yang baik adalah : 1. Bebas dari air atau serum. 2. Tidak tercampur gumpalan yang tidak segar. 3. Tidak terdapat kotoran. 4. Slab Tipis mutu 1 berkadar karet kering sebesar 70 dan mutu 2 memiliki kadar karet kering 60. 5. Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan ketebalan kedua 40 mm. - Lump Segar Bahan olahan karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampungan disebut Lump Segar. Kriteria lump sagar yang baik adalah : 1. Bersih dari kotoran. 2. Mutu 1 berkadar karet kering 60 dan mutu 2 berkadar karet kering 50. 3. Tingkat ketebalan pertama 40 mm dan ketebalan kedua 60 mm. Dalam penelitian ini dilihat dari kualitas bokar dalam bentuk lump, ada 2 syarat mutu bokar yaitu : c Syarat mutu bokar 1. Persyaratan kualitatif - Tidak boleh dicampur dengan air, bubur lateks ataupun serum lateks. - Tidak boleh dimasukan dengan benda-benda lain seperti kayu ataupun kotoran lain. - Tidak terlihat nyata adanya kotoran. - Berwarna putih dan bau segar. 2. Persyaratan kuantitatif Persyaratan kuantitatif ketebalan T dan kebersihan B dengan spesifikasi seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Spesifikasi persyaratan mutu kuantitatif N o Parameter Satuan Lateks kebun Sit Slab Lump 1 Karet kering KK min Mutu I Mutu II 28 20 - - - - - - 2 KetebalanT Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV mm mm mm mm - - - - 3 5 10 - 50 51 -100 101 -150 150 50 100 150 150 3 KebersihanB - Tidak terdapat kotoran Tidak terdapat kotoran Tidak terdapat kotoran Tidak terdapat kotoran 4 Jenis Koagulan - - Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet, serta penggumpal an alami Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet, serta penggumpal an alami Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet,serta penggumpalan alami Sumber : Standar Nasional Indonesia SNI 06-2047-2000 Dari ke 2 syarat mutu bokar yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan syarat mutu kualitatif dengan cara melihat langsung proses pengolahan bokar menjadi olahan lump atau secara visual. d Pengelolaan Bahan Olah Karet Kriteria penilaian kualitas lump secara visual menurut Gabungan Perusahaan Karet Indonesia GAPKINDO tahun 2012. Gambar 1. Kualitas lump baik Gambar 1 menunjukan bahwa tampilan lump secara visual sangat baik dengan melihat warna yang putih segar, bersih dan tidak adanya kotoran yang terdapat dipotongan lump tersebut, memiliki aroma segar khas lateks, memakai pembeku asam semut yang dianjurkan oleh pemerintah. Gambar lump diatas merupakan lump yang baik dengan penilaian secara visual menurut GAPKINDO 2012. Gambar 2. Kualitas lump buruk atau cukup Gambar 2 menunjukan bahwa tampilan lump secara visual terlihat buruk dengan melihat warna lump yang kekuning-kuningan, terdapat kotoran dibeberapa sela-sela tumpukan lump kecil, memakai pembeku tawas atau cuka para sehingga lump terasa panas dan beraroma busuk GAPKINDO 2012. Gambar 3. Kualitas lump sangat buruk Gambar 3 menunjukan bahwa tampilan lump secara visual sangat buruk dengan melihat warna lump coklat kusam, adanya banyak kotoran yang terdapat dipotongan lump, memiliki aroma busuk yang menyengat, memakai pembeku yang tidak dianjurkan pemerintah contohnya cuka para dan pupuk TSP GAPKINDO 2012. Tabel 5. Spesifikasi persyaratan mutu kuantitatif GAPKINDO N o Parameter Satuan Lateks kebun Sit Slab Lump 1 Karet kering KK min Mutu I Mutu II 28 20 - - - - - - 2 KetebalanT Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV mm mm mm mm - - - - 3 5 10 - 50 51 -100 101 -150 150 50 100 150 150 3 KebersihanB Mutu I Mutu II Mutu III - 3 10 20 3 - - 3 10 20 3 10 20 4 Jenis Koagulan - - - - Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet, serta penggumpal an alami Asam cuka para, asap cair dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet, serta penggumpal an alami Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet,serta penggumpalan alami Sumber : Gabungan Perusahaan Karet Indonesia GAPKINDO, 2012 Penelitian ini menggunakan penilaian lump secara visual atau kualitatif menurut GAPKINDO 2012.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Karet

Kualitas bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan konsumen, sehingga produsen harus selalu menjaga reputasinya di mata konsumen. Usaha untuk menjaga reputasi atau nama baik dapat dilakukan melalui kualitas dari barang yang dihasilkannya. Menurut Render, Berry dan Heyzer 2004, kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar. Kualitas bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, pemasaran, keuangan dan lain-lain. Fungsi-fungsi ini diistilahkan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk. Faktor kultur teknik meliputi keadaan kebun, dan luas areal. Sedangkan dari hasil penelitian tentang pengolahan, didapatkan bahwa alat-alat yang digunakan petani produsen masih sederhana sekali. Alat-alat itu dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat. Meskipun sulit menghitung pengaruh penggunaan alat-alat ini terhadap kualitas dan kuantitas karet, namun secara kualitatif dapat ditetapkan bahwa ia berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi. Team Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Pusat Penelitian Perkebunan Sungei Putih 1992 melaporkan bahwa kualitas bahan olahan karet sangat berkaitan dengan jenis bahan olah, karena perbedaan perlakuan yang diberikan. Konsistensi kualitas bahan olah karet seperti lump dipengaruhi oleh cara pengolahannya kesesuaian terhadap standar terutama menyangkut bahan penggumpal koagulan, ketebalan, cara pengeringan dan kadar karet kering. Sebagian besar penelitian mengenai kualitas karet, terfokus pada aspek teknis dan parameter kualitas. Parameter kualitas yang dipakai hanya dapat diketahui dengan menggunakan teknik yang rumit yang pada umumnya dilakukan di laboratorium. Di tingkat petani, parameter kualitas ini sulit diidentifikasi. Kualitas di tingkat petani diidentifikasi hanya melalui teknik visual yang meliputi warna, bau, dan kotoran yang terdapat di dalam bahan olah karet. Berbagai macam faktor yang memengaruhi kualitas karet maupun produk lain, dapat dirangkum menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok teknis yang terdiri dari jenis tanaman varietas atau klon, teknik budidaya, kondisi lingkungan, pemupukan dan metode penanganan pascapanen. Lateks merupakan sumber pertama dari bahan baku karet remah dan merupakan material alam yang sangat bersih, bahkan mengandung bahan- bahan yang berperan penting dalam menjaga mutunya agar tetap baik. Kontaminasi terhadap sesuatu produk diartikan sebagai pencemaran. Dengan demikian kontaminan bisa didefinisikan sebagai zat pencemar, karena berdampak buruk terhadap mutu, seperti bersifat meracuni, produk menjadi cepat busuk, merusak tekstur, warna, rasa dan kerusakan mutu lainnya. Salah satu masalah utama yang terjadi dalam bokar bahan olah karet adalah mutu bokar yang rendah dan aroma busuk yang menyengat sejak dari kebun. Mutu bokar yang rendah disebabkan oleh penggunaan bahan pembeku lateks getah karet yang tidak dianjurkan, dan merendam bokar di dalam kolam atau sungai selama 7-14 hari. Hal ini akan memacu berkembangnya bakteri perusak antioksidan alami di dalam