2.3.2 Standart Mutu
Standart Mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu, yaitu
kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida.
Mutu minyak sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin, bilangan peroksida dibawah 2,0
bebas dari warna merah dan kuning, tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam Ketaren, 2008 .
2.4 Pengolahan Kelapa Sawit 2.4.1 Penimbangan
Pengangkutan tandan buah segar TBS dari kebun pabrik biasanya dilakukan menggunakan truk dan trailer yang ditarik dengan wheel tractor. Setiap truk atau
trailer yang sampai di pabrik harus ditimbang Toledo timbangan pada saat berisi bruto dan sesudah di bongkar tarra. Selisih timbangan berisi dan kosong
merupakan berat TBS yang akan diolah Sunarko, 2007.
2.4.2 Sortasi Buah
Untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadaan TBS yang masak kedalam pabrik. Karena itu, perlu dilakukan sortasi. Sortasi dilakukan
pada setiap kebun dengan menentukan satu truk yang dianggap mewakili seluruh kebun asal, baik dari kebun sendiri maupun dari kebun pihak ketiga.
Universitas Sumatera Utara
Sortasi dilakukan sesuai dengan kriteria panen yang dibagi dalam fraksi sebagai berikut :
1. Fraksi 0 = sangat mentah
2. Fraksi 1 = mentah
3. Fraksi 2 = matang normal
4. Fraksi 3 = matang normal
5. Fraksi 4 = matang normal
6. Fraksi 5 = terlalu matang
7. Fraksi 6 = terlalu matang
8. Fraksi 7 = tandan kosong
Selain itu, dalam sortasi juga harus dicatat persentase tangkai panjang, banyaknya buah yang jatuh brondolan, dan kotoran Sunarko,2007.
2.4.3 Penimbunan Buah loading ramp
Tandan buah segar yang sudah ditimbang langsung dimasukkan kedalam loading ramp. Setiap bays dari loading ramp dapat menampung TBS sebanyak 8 ton.
Di dalam bays, TBS dibersihkan, cara ini dilakukan untuk menjaga mutu dan mengurangi keausan alat – alat pengolahan. Setelah bersih, TBS dimasukkan kedalam
lori – lori perebusan berkapasitas 25 ton Sunarko, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Stasiun Perebusan Sterilizer
Lori – lori yang berisi TBS dikirim ke stasiun rebusan dengan cara ditarik dengan menggunakan capstand, hingga memasuki sterilizer. Buah beserta isinya
kemudian direbus dalam sterilizer. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam atau tergantung pada besarnya tekanan uap. Pada umumnya,
besarnya tekanan uap yang digunakan adalah 2,5 atm dengan suhu uap 125
o
C. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel.
Sebaliknya, perebusan yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok Tim Penulis, 2007.
Tujuan Perebusan adalah :
1. Menghentikan perkembangan asam lemak bebas ALB.
Perkembangan asam lemak bebas terjadi akibat kegiatan enzim yang menghidrolisis minyak. Menghentikan kegiatan enzim tersebut cukup dengan
perebusan hingga temperature 50
o
C selama beberapa menit. Namun, jika ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya, perebusan harus dilakukan dengan temperature yang
tinggi.
2. Memudahkan pelepasan buah dari tandan.
Untuk melepaskan brondolan dari tandan secara manual, sebenarnya cukup dengan merebus dalam air mendidih. Namun, cara ini tidak memadai. Oleh
karenanya, diperlukan uap jenuh bertekanan agar diperoleh temperature yang semestinya di bagian dalam tandan buah.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurunkan kadar air.
Selama proses perebusan, kadar air dalam buah akan berkurang karena proses penguapan. Dengan berkurangnya air, susunan daging buah berubah.
Perubahan tersebut memberikan efek positif, yaitu mempermudah pemisahan minyak dari zat nonlemak.
4. Penyempurnaan dalam proses pengolahan inti sawit.
Hal utama yang dihadapi pada proses pengolahan inti sawit yaitu sifat lekat dari inti sawit terhadap cangkangnya. Dengan proses perebusan, kadar air dalam
biji akan berkurang sehingga daya lekat inti terhadap cangkangnya berkurang.
2.4.5 Penebahan
Penebahan adalah untuk melepaskan buah dan kelopak dari tandan yang sudah direbus. Penebah adalah suatu alat berbentuk teromol mendatar yang sedikit miring
dengan kisi-kisi yang bercelah sedikit lebih besar dari pada ukuran berondolan. Teromol berputar dengan putaran sedemikian sehingga tandan akan mengalami gaya
sentrifugal yang cukup untuk mengangkatnya sampai titik tertinggi pada dinding teromol, biasanya kecepatan putaran 22 rpm. Tandan setelah terjatuh kembali
terbanting akan melepaskan buahnya, demikian terjadi berkali-kali sampai tandan kosong akhirnya terlempar dari ujung teromol.
Kehilangan minyak karena penebahan dapat terjadi dengan penyerapan minyak oleh tangkai tandan kosong, akibat pengumpanan yang tidak teratur sehingga
buah bersinggungan dengan TBK. Juga akibat penumpukan tandan yang terlalu banyak di atas tulang pengumpan, sehingga tandan yang tertindih paling bawah akan
terperas minyaknya dan terserap oleh tangkai tandan Mangoensoekarjo,2003.
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Stasiun pengadukan Digester