4. Vacum Drier
Di vacum drier, minyak diuapkan dengan system pengabutan minyak. Minyak yang sudah bebas air dipompakan ke tangki penimbunan melalui flow meter.
5. Sludge Tank
Sludge yang keluar dari continous tank masih mengandung minyak dan diolah lagi untuk diambil minyaknya dengan cara memanaskan hingga mencapai 80-
90 C. proses ini berlangsung pada sludge tank.
6. Vat Pit
Sludge yang keluar dari sludge centrifuge masih mengandung minyak. Sludge ini bersama air pencuci mesin centrifuge dikumpulkan dalam vat pit untuk
diambil minyaknya Sunarko, 2007.
2.5 Tujuan Pengempaan
Tujuan pengempaan adalah memeras minyak sebanyak mungkin dari massa remasan, sehingga kehilangan minyak sekecil-kecilnya. Untuk ini umumnya telah
dipakai kempa ulir ganda, karena kempa ulir adalah yang paling sesuai buah Tenera. Didalam suatu silinder mendatar yang dindingnya berperforasi bekerja dua ulir dengan
arah putar yang berlawanan. Pada ujung pengeluaran silinder terdapat suatu konus yang menekan massa ampas kempa yang akan keluar. Tekanannya dapat diatur secara
optimalnya. Pengaturan posisi konus dapat dilakukan berdasarkan tekanan dalam kempa atau berdasarkan pemakaian listrik. Dinding silinder secara terus menerus
dibilas dengan semprotan air panas. Juga kedalam massa disemprotkan uap. Kapasitas dapat diatur dengan penyesuaian putaran ulirnya. Makin tinggi tekanan kempa makin
Universitas Sumatera Utara
rendah kadar minyak dalam ampas kempa, tetapi makin banyak biji yang pecah dalam kempa. Oleh karena itu pilihan tekanan kempa adalah kompromi antara ke dua hal
tersebut. Untuk buah Tenera kompromi tersebut tercapai pada tingkat kehilangan minyak 7,5 terhadap zat kering.
Untuk buah Dura kehilangan ini akan lebih tinggi lagi, karena angka perbandingan biji dengan bagian serabut jauh lebih tinggi, sehingga kemungkinan biji
bersinggungan satu sama lain dalam kempa menjadi lebih besar. Dengan demikian minyak yang terperangkap diantara celah biji-biji, sehingga tidak terkuras ke luar dari
kempa, akan lebih banyak. Selain hampir tidak menerima gaya kempa, sehingga minyak yang tersisa dalam serabut karena tidak terperas habis akan lebih banyak pula.
Korelasi antara kehilangan minyak dalam ampas kempa dan persentasi biji pecah terhadap jumlah biji tergantung pada banyak factor. Untuk kempa tertentu buatan
atau bentuk rancangan ulir tertentu akan diperoleh persentasi biji pecah tertentu untuk kehilangan minyak tertentu, seperti yang tertulis dalam table berikut :
Tabel 1.1s Persentasi Kehilangan Minyak dan Biji Pecah minyak terhadap zat kering biji pecah
dalam ampas kempa terhadap jumlah biji 9,0
5 – 10 8,0
8 - 16 7,0
16 - 30 6,5 24 – 40
Sehubung dengan ini terdapat hubungan yang jelas antara komposisi ampas kempa, gaya atau torques, kehilangan minyak dalam serabut, tebal cangkang, dan
persentasi biji pecah.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut :
a. Pada torque konstan, jumlah biji pecah bertambah menurut perentasi biji
pecah dalam ampas kempa. b.
Pada komposisi buah konstan kehilangan minyak dalam serabut berkurang menurut pertambahan torque, dan pada waktu sama jumlah biji pecah
meningkat. c.
Pada torque konstan jumlah biji pecah bertambah menurut persentasi inti terhadap biji cangkang lebih tipis.
d. Pada pengumpanan yang kurang, sehingga kapasitas terlalu rendah
dibandingkan dengan putaran ulir memperbesar slip dari ampa, biji pecah meningkat.
Ada beberapa tipe kempa ulir, namun prinsip kerjanya adalah sama, dengan kapasitas normal 10 atau 15 ton TBSjam. Bahkan ada kempa yang mampu bekerja
dengan kapasitas berubah-ubah antara 6 – 20 ton TBSjam tergantung pada keadaan, dengan mengatur putaran sumbu utama. Mangoensoekarjo, 2003
2.6 Faktor yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi a. Tipe screw press