Struktur Organisasi yang terkait dalam sistem penggajian : Dasar Hukum Pajak Penghasilan

E. Struktur Organisasi yang terkait dalam sistem penggajian :

Dalam pemberian kompensasi, perusahaan melibatkan beberapa unit organisasi yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. 1 Bagian Akuntansi dan Keuangan. Bagian ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji seluruh karyawan. Pembuatan daftar gaji berdasarkan golongan karyawan, factor yang berlaku pada waktu pelaksanaan pemberiaan gaji, dan masa kerja. Bagian ini menentukan jumlah gaji bersih yang akan diterima oleh seorang karyawan setelah ditambah dengan tunjangan-tunjangan dan dikurangi dengan pajak penghasilan PPh pasal 21. 2 Bagian Kasir. Bagian ini berfungsi membuat bukti keluar bank berdasarkan daftar gaji yang diterima dari bagian akutansi dan keuangan dan melakukan konfirmasi kepada pihak bank agar mengkreditkan saldo rekening masing-masing karyawan sesuai dengan jumlah gaji yang diterima. Selain itu, bagain kasir juga menerbitkan amplop gaji atau slip gaji yang ditandatangani oleh bagian akutansi dan kepala cabang. 3 Bank. Bank berfungsi untuk mengkreditkan saldo rekening masing-masing karyawan sesuai dengan jumlah gaji yang diterima. Universitas Sumatera Utara F.MAKNA LOGO PT. RAJAWALI NUSINDO. Bentuk Logo dari PT.Rajawali Nusindo Indonesia secara umum adalah tipografi “R” yang menggambarkan kedinamisan dan didalamnya mengandung beberapa makna yaitu : Universitas Sumatera Utara G. PENGGOLONGAN KARYAWAN. Penggolongan karyawan pada PT.Rajawali Nusindo Cabang Medan, terdiri dari : 1. Karyawan tetap : karyawan yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu. 2. Karyawan tidak tetap : Karyawan yang mempunyai hubungan kerja dengan perusahan untuk jangka waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

A. Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Pengertian Pajak

Sebelum penulis menguraikan mengenai Pajak Penghasilan Pasai 21, maka sebaiknya kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu pajak. Secara umum pengertian pajak dapat dikatakan suatu kewajiban kenegaraan berupa pengabdian serta peran aktif warga negara dan masyarakat untuk membiayai keperluan negara yang berupa pembangunan nasional yang merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, yang pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-paraturan untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Adapun pengertian pajak menurut beberapa ahli diantaranya adalah : a Pengertian pajak menurut Nigthtingale 2000:5 menyatakan : “A Compulsory contribution, imposed by Government, and while tax payers many receive nothing identifiable in return for their contribution, they nevertheless have the benefit of living in a relative by educated, healthy and save society. Wirawan, 2007 :1 Dari defenisi diatas, pajak sebagai iuran wajib yang ditetapkan pemerintah dan wajib pajak tidak memperoleh kontraprestasi langsung, akan tetapi memperoleh manfaat kehidupan yang relative aman, sejahtera dan berpendidikan. b Pegertian pajak menurut Prof. Rochmat Soemitro, SH yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan Universitas Sumatera Utara dengan tiada mendapat jasa timbale kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. c Pengertian pajak menurut Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2007 pada pasal 1 angka 1 yaitu konstribusi wajib pajak kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah, pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan, dalam pembayaran pajak tidak ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah, pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Serta pajak dapat pula mempunyai fungsi sebagai: 1 Fungsi Budgetair : Yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran- pengeluarannya. 2 Fungsi Mengatur Regulerend : Yaitu pajak sebagai alat untuk mengaturmelaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Mardiasmo,2006 :1 Universitas Sumatera Utara

2. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.252PMK.032008, Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak dalam negeri. Yang selanjutnya disebut Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap Subjek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Undang-undang ini mengatur pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek Pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh penghasilan, dalam undang-undang ini disebut wajib pajak. Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak apabila kewajibah pajak subjektifhya dimulai atau berakhir dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun pajak dalam undang-undang ini adalah tahun kalender tetapi wajib pajak dapat menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 bulan. Universitas Sumatera Utara

B. Dasar Hukum Pajak Penghasilan

a Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana yang diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007. b Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. c Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112KMK.032001 tanggal 06 Maret 2001 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Tebusan, Pensiun, dan Tunjangan Hari Tua. d Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 326KMK. 032003 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 541KMK. 042000 tentang Penenfuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, tempat pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. e Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor : 15PJ2006 tentang Perubahan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-545PJ2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. Buku Panduan Bagi KPPN dan Bendaharawan Pemerintah sebagai PemotongPemungut Pajak-Pajak Negara,2008 :8 f Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 250PMK.032008 tanggal 31 .Desember 2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap dan Pensiunan Universitas Sumatera Utara g Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.252PMK.032008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotong Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. h Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57PJ2009 Tentang Pedoman Teknis Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. i Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 31PJ2009 Tentang Pedoman Teknis Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.

C. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 :