Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mamdiri.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mamdiri.

Penerimaan suatu negara salah satunya berasal dari pendapatan pajak, dan pajak itu sendirilah yang menjadi masalah pokok suatu negara. Setiap orang disuatu negara pasti dan selalu berhubungan dengan pajak, sehingga masalah pajak juga menjadi masalah seluruh rakyat. Dengan demikian, setiap orang sebagai anggota masyarakat suatu negara harus mengetahui segala permasalahan yang berhubungan dengan pajak. Dilain pihak diharapkan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak sehingga pendapatan negara dari sektor penerimaan pajak akan meningkat. Di Indonesia, sistem pemungutan pajak adalah self assessment yaitu wajib pajak yang mendaftarkan dirinya sendiri kemudian menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri Pajak Penghasilan terutang. Sedangkan salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pajak menurut ketentuan Undang-Undang Perpajakan adalah melakukan pengawasan terhadap seluruh masyarakat atas pelaksanaan sistem self assessment itu sendiri, sehingga Direktorat Jenderal Pajak diberikan wewenang dibidang perjakan antara lain : pengukuhan masyarakat sebagai wajib pajak, penetapan besarnya pajak terutang apabila masyarakat tersebut tidak membayar pajak tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan Undang - Undang Perpajakan. Dewasa ini, masyarakat diharapkan sudah dapat memahami sistem Pemungutan Pajak Penghasilan dimana sandaran hukum pajak penghasilan PPh pasal 21 adalah Pasal 21 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 selanjutnya disebut UU Universitas Sumatera Utara PPh. Sebagai operasionalisasi Pasal 21 UU PPh ini adalah Keputusan Dirjen Pajak Nomor 545PJ2000 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-15PJ.2006,PER-31PJ2009, dan PER-57PJ2009 selanjutnya disebut juklak PPh Pasal 21. Dengan berlakunya Pajak Penghasilan PPh Pasal 21, seluruh pegawai tetap, baik di instansi pemerintah maupun swasta diwajibkan untuk membayar pajak atas penghasilannya setiap bulan. Namun faktanya, sampai saat ini masih banyak ditemukan berbagai permasalahan didalam pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Pegawai Tetap. Masalah ini timbul dikarenakan informasi yang diperoleh para pegawai tetap tersebut tidak selamanya dimengerti, dimana perusahan atau badan usaha lainnya disebut sebagai Pemotong PPh Pasal 21 masih salah didalam melakukan penghitungan sehingga para pegawai merasa dirugikan secara material. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Prosedur Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Atas Pegawai Tetap”. Studi Penelitian : PT. Rajawali Nusindo Cabang Medan Universitas Sumatera Utara

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri.