BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi semua makhluk hidup termasuk manusia, air merupakan unsur yang sangat essensial bagi pemeliharaan berbagai bentuk kehidupan. Tidak seorang pun
dapat bertahan hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air. Syarat kuantitas dan kualitas merupakan syarat
yang harus dipenuhi dalam pemenuhan kebutuhan air Depkes RI, 2005.
Keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat merupakan hal yang mempengaruhi kebutuhan masyarakat terhadap air Chandra, 2006. Di
Indonesia diperkirakan dibutuhkan air sebanyak 138,5 literoranghari dengan perincian yaitu untuk mandi, cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7
liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter Slamet, 2007.
Syarat kualitas air meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416MenkesPerIX1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Menurut Azwar 1996, air yang memenuhi persyaratan
fisik adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, jernih, dan dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
nyaman. Dilihat dari parameter mikrobiologis, air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen dengan bakteri golongan coli sebagai
indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen. Dilihat dari parameter
Universitas Sumatera Utara
radioaktivitas, yakni dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama. Kerusakan dapat berupa kematian, dan
perubahan komposisi genetik. Apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati maka kematian sel dapat diganti kembali. Perubahan genetis dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker. Sedangkan dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa Hg, alumunium Al, arsen As, barium Ba, besi Fe, mangan Mn, flourida F, tembaga Cu, derajat keasaman
pH, dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya
tidak melebihi kadar maksimum karena tidak baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia, contohnya besi Fe. Yaitu dapat menyebabkan berkurangnya
fungsi paru-paru dan menimbulkan rasa, warna kuning, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan Slamet, 2007.
Cakupan pelayanan air bersih masih rendah di Indonesia, yaitu dengan penduduk 220 juta lebih, kebutuhan air sangat bergantung kepada sumber air baku
yang didapat langsung dari alam, seperti air hujan, air sungai, dan air tanah sumur bor dan sumur gali. Perusahaan penyedia air bersih PAM Perusahaan Air Minum
atau PDAM Perusahaan Daerah Air Minum hanya mampu memasok kebutuhan di kota-kota saja dengan kuantitas yang juga masih kecil. Hal ini menyebabakan
sebagian besar masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan air bersih umumnya menggunakan air tanah atau air permukaan untuk keperluan hidupnya sehari-hari.
Namun, kedua sumber air ini pada umumnya hanya dapat memenuhi kebutuhan air
Universitas Sumatera Utara
secara kuantitatif. Air permukaan dan air tanah di sebagian besar wilayah Indonesia belum memenuhi standar kualitas fisik, kimiawi dan biologis apabila tidak dilakukan
pengolahan sehingga tidak layak untuk diminum Hartono, 2004. Kenyataan di masyarakat, permasalahan kualitas air yang digunakan
masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih yang sehat. Seringkali ditemukan air tanah mengandung mangan Mn cukup tinggi kadarnya, sehingga
menimbulkan noda kecoklatan pada pakaian dan menyebakan kerusakan otak. Misalnya, di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan, Desa Marendal I Kecamatan
Patumbak, Desa Bantan dan Desa Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung. Oleh
karena itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 tersebut, kadar mangan Mn maksimum dalam air bersih yang diperbolehkan adalah 0,5 mgl.
Telah tersedia berbagai cara dan teknologi untuk mengurangi kadar mangan Mn yang terdapat pada air, yang dibuat, dikembangkan dan diterapkan sesuai
dengan permasalahan yang ada dan sosial budaya masyarakat. Salah satunya adalah menggunakan saringan pasir cepat dengan penambahan KMnO
4
. Pada saringan pasir
cepat biasanya digunakan pasir sebagai medium. Zat padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melewati suatu lapisan materi berbentuk butiran pasir. Kalium
Permanganat KMnO
4
merupakan bahan yang dapat berfungsi sebagai oksidator dalam menghilangkan mangan. Dengan penambahan KMnO
4
pada pasir di saringan pasir cepat, akan mengubah mangan terlarut menjadi mangan terendap. Setelah
melewati proses pada saringan pasir cepat tersebut diharapkan kadar mangan Mn pada air akan menurun.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Dinata 2010 tentang efektivitas penurunann
kadar Fe pada air sumur menggunakan saringan pasir cepat dengan penambahan KMnO
4
, saringan pasir cepat yang menggunakan KMnO
4
1 dapat menurunkan kadar besi Fe dari 5,081 mgl menjadi 0,381 mgl. Berdasarkan observasi Siregar
selama melaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan PBL dan berdasarkan survei awal di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, hampir
semua air pada sumur gali yang ada di daerah tersebut berwarna kuning kecoklatan dan berbau. Ini merupakan indikator adanya besi Fe dan mangan Mn pada air
sumur yang melebihi kadar maksimal. Kadar mangan Mn dari hasil pengukuran survei awal yang dilakukan terhadap air sumur gali di desa tersebut adalah 1,01 mgl.
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang ”Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mn pada Air Sumur
dengan Penambahan KMnO
4
1.” 1.2.
Perumusan Masalah
Mangan Mn sering ditemukan pada air sumur yang dapat menimbulkan risiko kesehatan dan estetika, sehingga diperlukan adanya suatu metode untuk
menurunkan kadar mangan Mn pada air khususnya air sumur . Untuk itu perlu dirancang sebuah alat untuk menurunkan kadar mangan Mn dalam air dan meneliti
efektivitas saringan pasir cepat dengan penambahan KMnO
4
1 untuk menurunkan kadar mangan Mn pada air sumur.
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian