tanaman. Oleh karena itu sebaiknya pupuk urea ini tidak diberikan sekaligus atau berlebihan tetapi diberikan secara bertingkat menurut pertumbuhan tanaman. Hasil
pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa bila pupuk ini diberikan berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan tunas tanaman terhambat karena kelebihan unsur N,
dan hal ini berhubungan erat dengan adanya ammoniak bebas pada pupuk tersebut. Sebagai uji kualitatif adanya ammoniak bebas ini , pada pupuk urea yang
mengandung urea ditambahkan larutan HCL 0,02 N, mixed
indikator metil red dan metil blue
dititrasi menggunakan alat titrasi digital hingga akan terbentuk warna violet kehijauan. Anonymous,1973
1.2 Permasalahan
Bagaimana mengetahui pengaruh lamanya penyimpanan urea di Bulk Storage terhadap kadar ammoniak bebas pada PT. Pupuk Iskandar Muda.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan urea di Bulk Storage terhadap kadar ammoniak bebas yang diproduksi oleh PT. Pupuk Iskandar Muda.
2. Untuk mengetahui apakah kadar ammoniak bebas yang terkandung di dalam pupuk urea PT.Iskandar Muda memenuhi syarat standart mutu.
1.4 Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kadar ammoniak bebas dalam pupuk urea yang berasal dari PT. Pupuk Iskandar Muda.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urea
Urea merupakan persenyawaan organik, tidak bermuatan listrik, titik leleh sebesar 132,7
C, panas leleh ± 60 kalgram, titik didih dalam air 115 C, berbentuk butiran
berwarna putih, rumus kimia CONH
2 2
secara kimiawi maupun fisiologis urea merupakan pupuk netral, tidak menyebabkan tanah menjadi asam, dan urea juga
bersifat higroskopis. Sumaryo, 1983 Urea pertama kali ditemukan oleh Roulle di tahun 1773 didalam urine.
Kemudian pada tahun 1823 Provost dan Dumas mengatakan bahwa urea dikeluarkan dari ginjal yang berasal dari dalam hati. Penemuan-penemuan ini diikuti oleh Wohler
tahun 1823 dengan mensintesis urea dari ammoniak dan asam sianida. Kemudian pada tahun 1870 Bassarow memproduksi urea dengan memanaskan
ammonium karbamat NH
4
COONH
4
yang merupakan sintesis urea pertama kali dilakukan secara dehidrasi yang merupakan dasar dari pembuatan proses pembuatan
urea secara industry atau komersil. Pabrik urea yang pertama kali berdiri di Jerman tahun 1920 oleh I.G. Faber berdasarkan cara pembuatan yang dilakukan Bassarow.
Considine,1970 Urea merupakan padatan butiran atau prill yang diperoleh dari hasil sintesa
reaksi antara ammonia NH
3
dengan karbondioksida CO
2
. Pupuk ini mengandung nitrogen minimal 46 diantara semua pupuk padatan. Pupuk nitrogen ini digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk pertumbuhan batang dan daun. Urea mudah larut dalam air dan tidak mempunyai residu garam sesudah pemakaian untuk tanaman. Austin, 1996
2.2 Pembuatan dan Sifat-sifat Urea
Urea diperoleh dari reaksi eksotermis antara ammonia dan CO
2
yang menghasilkan karbamat, selanjutnya ammonia karbamat diuraikan dengan reaksi endotermis menjadi
urea dan air. Reaksi yang terjadi adalah :
2NH
3
+ CO
2
NH
2
COONH
4
NH
2
COONH
4
NH
2
CONH
2
+ NH
3
Reaksi antar CO
2
dan NH
3
menjadi urea berlangsung secara bolak balik dan sangat dipengaruhi oleh tekanan, temperatur, komposisi dan waktu reaksi. Perubahan
ammonium karbamat menjadi urea dalam fase cair, sehingga dibutuhkan temperature dan tekanan yang tinggi. Dalam reactor, reaksi akan berlangsung selama 25 menit
yang dibutuhkan residence time waktu tinggal. Standart Operation Procedure Unit Urea PT.PIM
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan urea, antara lain: a.Temperatur
Perubahan temperatur akan mengakibatkan bergesernya tetapan kesetimbangan reaksi. Naiknya temperatur akan mengakibatkan reaksi bergeser ke arah kiri
endothermis atau menurunkan konversi pembentukan urea. Disamping itu, kenaikan temperatur juga akan mengakibatkan kecepatan reaksi pembentukan urea.
Kondisi yang paling optimal dalam reaktor adalah sekitar 200
o
C yaitu temperatur di mana konversi mendekati kesetimbangan dengan waktu tinggal 0,3-1 jam.
Universitas Sumatera Utara
Bila temperatur reaktor turun, maka konversi ammonium karbamat menjadi urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih berat pada seksi-seksi berikutnya.
Jika temperatur turun sampai 150 C akan menyebabkan timbulnya ammonium
karbamat menempel pada reaktor. Sebaliknya, bila temperatur melebihi 200 C maka
laju korosi dari Titanium Lining akan meningkat dan tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran reaksi akan melampaui tekanan yang dibutuhkan. Di samping
itu, hasil dari reaksi samping yang besar akan menyebabkan turunnya konversi pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang baik pada suhu 180-200
C dalam waktu 20- 60 menit atau pada suhu rendah dengan ammonia berlebih.
b. Tekanan
Tekanan yang digunakan adalah 200 kgcm
2
G. Pemilihan tekanan operasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa konversi ammonium karbamat menjadi urea hanya
terjadi pada fase cair dan fase cair dapat dipertahankan dengan tekanan operasi yang tinggi. Pada suhu tetap konversi naik dengan naiknya tekanan hingga titik kritis,
dimana pada titik ini reaktan berada pada fase cair. Untuk perbandingan NH
3
dan CO
2
yang stokiometris suhu 150 C dan tekanan 100 atm memberikan keadaan yang hampir
optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan lambat. Pada suhu 190 – 220 C, tekanan
yang digunakan berkisar antara 140 – 250 atm.
c. Perbandingan NH
3
dan CO
2
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan mol NH
3
: CO
2
optimum adalah 4 : 1. dengan nilai itu diharapkan reaksi pertama dapat berjalan cepat sekaligus mencegah terjadinya
pembentukan biuret.
d. Kandungan Air dan Oksigen
Adanya air akan mempengaruhi reaksi terutama reaksi kedua yaitu peruraian karbamat menjadi urea dan air sehingga dapat mengurai konversi karbamat menjadi
urea. Pada umumnya, proses didesain untuk meminimalkan jumlah air yang direcycle ke reaktor. Adanya sedikit oksigen akan mengurangi korosi. Sebagai hasil reaksi di
atas maka komponen yang keluar reaktor adalah urea, biuret , ammonium karbamat, kelebihan ammonia dan air. Sauchelli,V,1960
Pupuk urea adalah pupuk yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bila pupuk urea ditambahkan kedalam tanah yang lembab, maka urea mngalami hidrolisis
dan berubah menjadi ammonium karbonat. Maka sebelum hidrolisis terjadi, urea bersifat mobil seperi nitrat dan ada kemungkinan tercuci kebawah zona perakaran.
Kejadian ini dimungkinkan terutama jika curah hujan tinggi dan strukur tanah yang lemah. Disamping itu perlu diperhatikan sifat urea yang dapat berubah menjadi
nitrat ini, karena hal ini memperbesar turunnya efisiensi urea. Untuk mengurangi sifat sifat yang merugikan dari urea diusahakan membungkus butiran urea dendan SCU
Sulfur Coated Urea . Madjid,M, 2010 Sifat-sifat urea antara lain :
1. Rumus molekulnya CH
4
N
2
O
Universitas Sumatera Utara
2. Mudah larut dalam air dan alcohol 3. Sedikit larut dalam eter
4. Berat molekulnya 60,06 5. Titik lebur 132,7
C 6. Kandungan nitrogen material murni mengandung 46,6
7. Pada temperatur kamar tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau. 8. Bentuk kristal tetragonal.
9. Indeks bias 1,484. Corominas,L.F, 1986
2.3 Bentuk-bentuk Urea