Dalam internal control penjualan, organisasi penjualan dimaksud adalah adanya pemisahan fungsi – fungsi yang terkait di dalam penjualan,, sehingga tidak
ada tumpang tindih wewenang dalam organisasi penjualan. Adapun pemisahan fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakn oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Penjualan
Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur pencatatan penjualan yang baik akan
menjamin data yang dicatat dalam formulir di dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari dokumen.
Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Dalam
sistem penjualan tunai, pencatatan mutasi piutang harus didasarkan pada faktur penjualan tunai sebagai dokumen sumber dan pita register kas sebagai dokumen
pendukung. Dengan demikian sistem otorisasi penjualan akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi
masukan yang dapat dipercya bagi proses akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
3. Praktik yang Sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang dan prosedur pencatatan pada fungsi penjualan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan cara – cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam transaksi penjualan. Untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi formulir yang digunakan sebagai media untuk otorisasi terjadinya transaksi tersebut.
Pada U.D.Denpasar Medan, pengendalian intern sangat ditekankan, hal ini dikarenakan pengendalian intern penjualan merupakan bagian yang sangat
menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. U.D. Denpasar Medan memiliki pemisahan fungsi bagian yang jelas, dimana masing – masing dapat melaksanakan
fungsinya sesuai dengan wewenang tanpa ada penyalahgunaan tanggung jawab. Dengan demikian setiap bagian dapat melakukan prosedur pencatatan penjualan
dengan baik. Dalam setiap transaksi penjualan yang dilakukan masing – masing bagian memiliki tanggung jawab untuk melakukan otorisasi, dimana otorisasi
dilakukan oleh pejabat atau direktur sebagai tanda persetujuan bahwa transaksi tersebut sah, sehingga tidak terjadi penyalahgunaan penjualan dalam perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISA DAN EVALUASI
a. Sistem Akuntansi Penjualan
Kegiatan penjualan dalam U.D Denpasar Medan terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa akan
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli apabila perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan tunai. Sedangkan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan ini, hanya terjadi kepada cabangnya.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa penjualan terbagi atas penjualan tunai dan penjualan kredit. Sistem akuntansi penjualan tersebut dalam penerapannya
menggunakan dokumen – dokumen yang menurut Mulyadi terdiri dari : a.
Jurnal penjualan b.
Kartu piutang c.
Kartu persediaan d.
Jurnal umum e.
Kartu gudang Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dokumen tersebut digunakan
untuk lebih menjaga keamanan jalannya penerapan sistem akuntansi penjualan tersebut.
1. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Universitas Sumatera Utara