Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan pada U.D.Denpasar Medan
TUGAS AKHIR
“ Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan pada U.D.Denpasar
Medan “
Oleh :
Decka Setiawati
082102130
Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : DECKA SETIAWATI
NIM : 082102130
PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI
JUDUL : PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN
PADA U.D DENPASAR MEDAN Tanggal : ……….. 2011 Dosen Pembimbing
(Drs.Idhar Yahya, MBA, Ak) NIP. 195840241991031002
Tanggal : ……….. 2011 Ketua Program Studi DIII- Akuntansi
(Drs. Rustam, M.Si, Ak) NIP. 195111141982031002
Tanggal : ……….. 2011 Dekan
( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc) NIP. 19550810 198303 1 004
(3)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb...
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta nikmat yang tak terhingga baik nikmat
kesehatan, keselamatan dan terutama nikmat waktu serta kesempatan , sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis
sampaikan kehariban junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang penulis harapkan
syafaatnya di hari akhir kelak, Aamiin..
Tugas akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut maka penulis
menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “ Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan
pada U.D Denpasar Medan.”
Penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu hingga selesainya Tugas Akhir ini , kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi
(4)
4. Bapak Drs. Idhar Yahya MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi bimbingan
dan mengarahkan penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
5. Teristimewa Bapak Wiyatno dan Ibu Lis Paridah selaku orangtua penulis,
terima kasih atas kesabaran dan pengorbanan dalam membesarkan, mendidik
dan mengarahkan penulis, serta terima kasih atas dukungannya baik moril
maupun materil hingga saat ini.
6. Kakak dan abangda tersayang, Povi Irawan, SE , Risman Dana. Amd, Risman
Rambe, Dedi Sumadipraja, S.Kom, Ustad Muhammad Sopan, S.Pdi, terima
kasih atas kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun materil.
7. Adik penulis Ari Suciati, Lucky Syahputra, Ayu, Yudhistira, Vina Azzahra,
dkk.
8. Paklek penulis Andri Munarwan (anggota DPRD langkat), Edy sugianto,
Nurhalimah.
9. Pak Dasim dan Alm. Ibu Karsinah yang paling dicintai penulis yang telah
turut mendukung dan memotivasi penulis.
10.MR.penulis Devi Sriasih Meliala ,SE, dan temen liqo’ Ayu,Fatma,
Ima,Arfa,nindi,dan seluruh keluarga BP2M Baiturrahmah FE USU khusunya.
11.Sahabat-sahabat yang telah banyak memberi bantuan dan dukungan bagi
penulis Yuli Astuti, A.md, Endang Pratiwi, Faisal, Hendry, Tefi, Dina, Nia,
Ros, Leni, teman magang, serta teman penulis di Group C yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna dan masih banyak
(5)
terdapat di dalamnya dan semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat kepada
pembacanya..wassalam..!
Medan, Juni 2011
Hormat Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
1.4 Metode Penelitian ... 4
1.5 Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II : U.D. DENPASAR MEDAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 7
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 8
2.3 Pengertian, Fungsi, Tujuan Sistem Akuntansi ... 12
2.4 Unsur-unsur Sistem Akuntansi ... 13
2.5 Sistem Akuntansi Penjualan ... 16
2.5.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai ... 16
2.5.2 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 19
2.6 Prosedur Penjualan ... 20
2.6.1 Prosedur Penjualan Tunai ... 22
2.6.2 Prosedur Penjualan Kredit... 24
2.7 Definisi Pengendalian Intern Penjualan ... 26
2.7.1 Pengendalian Intern Penjualan ... 28
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI 3.1 Sistem Akuntansi Penjualan ... 30
3.1.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai ... 31
3.1.2 Sistem Akuntansi Penjualan Kredit ... 33
3.2 Prosedur Penjualan ... 34
3.2.1 Prosedur Penjualan Tunai ... 34
3.2.2 Prosedur Penjualan Kredit... 35
(7)
4.1 Kesimpulan ... 39 4.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul
Dalam dunia bisnis sekarang ini, kebutuhan akan informasi keuangan yang
tepat sangatlah diperlukan oleh pihak luar maupun dalam perusahaan. Untuk
memenuhi kebutuhan itu, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Ini dirancang
untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak dalam maupun pihak luar
agar dapat membantu proses pengambilan keputusan. Tujuan utama perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya, yaitu memperoleh profit untuk menjamin
kesinambungan (continue), pertumbuhan (growth) dan mampu mempertahankan
kelangsungan usaha (survival). Tercapainya tujuan perusahaan adalah harapan setiap
orang yang tergabung di dalam perusahaan tersebut.
Bagi suatu perusahaan, sistem akuntansi memiliki peranan yang cukup
penting demi tercapainya tujuan. Demikian juga dengan U.D Denpasar Medan yang
bergerak di bidang industri makanan. Sistem akuntansi penjualan merupakan factor
yang sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan penjualan,
selain itu sistem akuntansi penjualan juga berperan dalam pengawasan penjualan
yang dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan. Adanya sistem akuntansi yang
baik dalam perusahaan berarti telah tersedia suatu yang dapat menghindarkan
perusahaan dari keinginan pihak tertentu untuk melakukan penipuan serta
pemborosan terhadap harta kekayaan perusahaan dan meminimalkan
(9)
Kebutuhan akam sistem akuntansi sangat dirasakan oleh para
manajer,terutama pada perusahaan besar, hal itu dikarenakan terjadi transaksi yang
begitu kompleks dan tidak mungkin para manajer dapat mengingatnya, serta untuk
lebih membantu dan mengetahui apakah prosedur yang seharusnya terlaksana telah
berjalan sesuai dengan harapan para manajer, dengan begitu para manajer dapat
dengan mudah mengetahui bagaimana kondisi perusahaan yang saat ini dipimpinnya
tanpa harus melakukan pengawasan secara langsung terhadap bawahannya. Bagi
suatu perusahaan sistem akuntansi penjualan merupakan salah satu bagian dari suatu
sistem akuntansi yang sudah pasti akan ikut menentukan penyajian infornasi. Karena
keberhasilan sistem akuntansi dalam menghasilkan informasi ditentukan oleh
kesesuaian antara bagian sitem itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan membahas permasalahan ini
sebagai topic pembahasan skripsi ini. Dimana judul yang diajukan adalah :
“Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan pada U.D Denpasar Medan “.
B. Perumusan Masalah
Setiap perusahaan akan selalu menghadapi hambatan dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Pada umumnya tujuan dari kegiatan usaha adalah menghasilkan
laba yang maksimal. Hal ini dapat terealisasi apabila suatu perusahaan memiliki
sistem akuntansi yang baik dalam melakukan pengawasan terhadap penetapan
pendapatan dan biaya. Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
“ Apakah sistem dan prosedur penjualan telah berjalan dengan efektif
(10)
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai sistem akuntansi penjualan pada
perusahaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah sistem akuntansi penjualan yang diterapkan
U.D Denpasar Medan telah berjalan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai sistem akuntansi
penjualan pada U.D Denpasar Medan.
Sedangkan manfaat penelitian adalah:
1. Bagi Perusahaan
Yaitu : sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan
terhadap penerapan sistem akuntansi penjualan pada masa yang akan datang.
2. Bagi Penulis
Yaitu : untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis
dalam membandingkan aplikasi teori dengan keadaan di perusahaan
terutama mengenai sistem akuntansi penjualan.
3. Bagi Pihak yang Berkepentingan
Yaitu : untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem
akuntansi penjualan.
D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis yaitu U.D. Denpasar Medan yang
beralamat di Jln. Medan – Binjai KM.14 Gg.Kenduri No.56 yang bergerak di bidang
(11)
2. Sumber Data
Sumber data yang menjadi pedoman bagi penulis dibagi dalam dua
sumber, yaitu:
a. Data Primer
Yaitu : data yang diperoleh dengan cara mendatangi langsung ke objek
penelitian, dimana data yang diperoleh dari lapangan, wawancara dan
Tanya jawab.
b. Data Sekunder
Yaitu : data yang diperoleh dari sumber-sumber lain dalam bentuk
laporan atau publikasi yang diambil dari perusahaan maupun dari luar
perusahaan seperti : buku-buku, surat kabar dan media lainnya yang
relevan dengan masalah yang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan membaca buku, majalah dan bacaan
lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Data yang
dikumpulkan peneliti merupakan data sekunder, yaitu data yang paling
mendekati pada permasalahan yang diteliti.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan
data yang diragukan. Data ini merupakan data primer,yang diperoleh melalui:
1. Wawancara, yaitu : Penelitian yang dilakukan dengan Tanya jawab
(12)
2. Dokumentasi, yaitu : Data yang diperoleh dari perusahaan secara
langsung.
4. Metode Analisis Data
a. Metode Deskriptif
Yaitu : Metode analisa dengan terlebih dahulu mengumpulkan data,
menyusun, menggunakan, mengklarifikasikan, serta menginterpretasikan
data sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem akuntansi
penjualan dan prosedur penjualan pada perusahaan.
E. Sistematika Pembahasan
Penulis membagi masing-masing bab dalam sub-sub sesuai dengan
kebutuhan untuk mempermudah pemahaman isi skripsi.
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II : U.D DENPASAR MEDAN
Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat perusahaan,
gambaran singkat perusahaan, struktur organisasi, sistem akuntansi
penjualan.
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI
Di bab ini penulis menyampaikan laporan atas hasil analisa dan
evaluasi atas prosedur penjualan yang diterapkan perusahaan.
(13)
Sebagai bab terakhir, dipaparkan tentang kesimpulan terhadap uraian
dan pembahasan bab-bab sebelumnya, sekaligus berisi saran yang
diharapkan akan bermanfaat bagi instansi.
BAB II
U.D. DENPASAR MEDAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Singkat Perusahaan
U.D.Denpasar Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
makanan ringan berupa roti kering dan kacang - kacangan yang berdomisili di Jln.
Medan – Binjai KM.14 Gg.Kenduri No.56.
U.D.Denpasar Medan didirikan di Medan pada tahun 1979 oleh Sdr.
Sjamsuddin dan diberi nama “U.D. Denpasar Medan“ yang lebih dikenal sebagai “
Pabrik Kacang“. Dan hingga saat ini masih dipimpin oleh Bapak Sjamsuddin atau
dikenal dengan sebutan “Bapak Akie“ dengan dibantu oleh anak ke-empatnya sebagai
manajer yang bernama“Rudy Lettan“.
Adapun tujuan didirikan perusahaan ini adalah untuk menangani permintaan
pasar akan roti kering dan kacang – kacangan, Seperti: kacang Arcis, kacang Arab,
kacang Madu, dan lain – lain. Dan pemasaranya hingga ke kota di Sumatera Utara
dan sekitarnya, serta Pulau Jawa dan sekitarnya untuk pemasaran cabang “ U.D. Putra
Denpasar “.
Pada mulanya perusahaan ini masih bersifat usaha kecil, namun selama 16
(14)
tahun 1979, Sdra.Sjamsuddin mulai mendirikan cabang sebagai salah satu strategi
pemasaran untuk menjangkau pembeli.
U.D. Denpasar Medan merupakan usaha dagang yang sangat dikenal oleh
masyarakat khususnya menjelang lebaran “ Idul Fitri “, “ Idul Adha”, “ Tahun Baru”
maupun hari – hari besar lainnya. Sampai saat ini U.D. Denpasar telah mempunyai 1
cabang yang berdiri pada tahun 1995 dengan nama “ U.D. Putra Denpasar “ yang
terletak di Jl. raya Dadap No.18 Tangerang , Jawa Barat. Yang dipimpin oleh anak
pertamanya “Widi Lettan” dan anak anak ke-tiganya “Jendy Lettan” yang sangat
sukses hingga saat ini.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan
yang dipekerjakan oleh perusahaan. Struktur organisasi perusahaan yang ada pada
perusahaan adalah merupakan dasar penyusunan prosedur kegiatan. Struktur
organisasi akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kegiatan dan tujuan
perusahaan. Agar suatu organisasi dapat berjalan dengan baik, maka dalam usaha
menyusun suatu organisasi perlu diperhatikan atau dipedomani beberapa azas atau
prinsip – prinsip dari suatu organisasi. Diharapkan juga agar setiap karyawan dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidangnya masing – masing.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan
tanggung jawab dalam perusahaan. Salah satu unsur dari struktur organisasi yang baik
adalah adanya pola interaksi dan hubungan kerjasama antar orang- orang pada setiap
bagian daru suatu organisasi perusahaan. Skema struktur organisasi yang jelas, akan
mendukung aktivitas perusahaan sebab masing – masing bagian akan mengetahui
(15)
struktur organisasi pada U.D. Denpasar Medan yang dapat dillihat pada lampiran,
dengan tugas dan tanggung jawab masing – masing bagian sebagai berikut :
a. Direktur
Direktur sebagai pemegang saham dan juga pimpinan pelaksana perusahaan,
membawahi beberapa manajer dan bertanggung jawab menjalankan kegiatan
perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh para pemegang saham.
Direktur adalah penangggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan
sekaligus mengkoordinir kegiatan operasional perusahaan.
Adapun tugas dan wewenang direktur adalah :
• Mengepalai para manajer
• Mengawasi setiap kegiatan perusahaan
• Menjalankan segala perencanaan yang telah direncanakan oleh perusahaan
• Bertanggung jawab atas kerjasama dengan cabang – cabang perusahaan
• Memimpin, mendidik, mengarahkan, memberikan motivasi serta mengawasi bawahan
b. Manajer
Tugas seorang manajer adalah:
• Bertanggung jawab terhadap kelancaran aktivitas – aktivitas perusahaan
• Memberikan pengarahan bagi para karyawan untuk dapat bekerja secara tepat dan berhasil guna, sehingga memudahkan pencapaian tujuan yang
digunakan perusahaan
(16)
• Menyetor kewajiban – kewajiban pajak dan melakukan penyetoran ke bank
• Mengadakan konfirmasi / pencocokan setiap saldo yang terkait dan menandatangani buku – buku harian, laporan harian, laporan mingguan
baik pengeluaran maupun pendapatan perusahaan.
c. Administrasi
Tugasnya adalah :
• Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan
• Melakukan pencatatan transaksi harian
• Melakukan aktivitas pembelian barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan seperti : bahan baku, bahan penolong, peralatan produksi,
peralatan kantor dan sebagainya
d. Kepala Toko
• Kepala Toko bertugas untuk mengawasi setiap kegiatan penjualan dan memantau bawahannya
• Memeriksa jumlah dan jenis barang baru yang masuk.
e. Kasir
Tugas dan tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut :
• Mencetak pita register kas
• Memasukkan dan mengeluarkan uang dari mesin register
• Melakukan pemeriksaan terhadap faktur penjualan dan menyesuaikan dengan barang yang akan dijual.
(17)
f. Pegawai Toko
• Bertanggung jawab atas segala aktivitas penjualan seperti menawarkan produk dan membatalkan pesanan masyarakat
• Bertanggung jawab atas barang – barang yang ada di toko untuk dijual
• Melakukan pemeriksaan terhadap barang baru yang masuk
g. Supir
Bertanggung jawab atas segala tugas – tugas transportasi seperti
mengangkut pesanan roti – roti dan kacangan -kacangan ke cabang
perusahaan dan ke toko,serta pengangkutan pembelian bahan.
B. Sistem Akuntansi
1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Sistem Akuntansi
Dengan pesatnya pertumbuhan dunia usaha akhir – akhir ini mengakibatkan
timbulnya berbagai persoalan dalam bidang prosedur untuk mencatat dan mengolah
data dari satu perusahaan sehingga untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu
metode yang baik dan tepat, yaitu dengan jalan menciptakan suatu sistem yang dapat
meliputi segala kegiatan unit usaha.
Definisi sistem menurut Simamora (2000;176) adalah : ”seperangkat peraturan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa tugas tertentu dilaksanakan dalam suatu cara yang sudah diterapkan sebelumnya.”
Definisi sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001;3) adalah : “organisasi, formulir, catatan dan laporan yang di koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
(18)
informasi keuangan yang telah dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Adapun fungsi dari sistem akuntansi adalah :
a. Menentukan hasil operasi
b. Mengikuti kejadian – kejadian yang menyangkut harta dan kewajiban
perusahaan
c. Mengatur transaksi tertentu, misalnya : pembelian peralatan dan
perlengkapan, pengiriman barang dan sebagainya..
Sedangkan tujuan sistem akuntansi adalah :
a. Menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat
manajemen, pemilik atau pemegang sahan secara cepat dan tepat
b. Menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan,
seperti: Bank dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan perusahaan.
c. Menyempurnakan pengendalian melalui organisasi, prosedur – prosedur
dan cara – cara lain untuk menggambarkan kekayaan perusahaan.
2. Unsur – Unsur Sistem Akuntansi
Dari pengertian sistem akuntansi yang telah disebutkan diperoleh kesimpulan
bahwa sistem akuntansi terdiri atas unsur – unsur :
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini
peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik
kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan
(19)
Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam
pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah :
faktur penjualan, bukti kas masuk, kwitansi dan lainnya.
Dengan faktur penjualan, direkam data mengenai nama pembeli, alamat
pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga barang, tanda tangan otorisasi
dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan digunakan untuk
mendokumentasikan trasaksi penjualan.
Dalam sistem akuntansi secara manual (manual system), media yang
digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang
dibuat dari kertas (paper form). Dalam sistem akutnansi dengan computer
(computerized system) digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke
dalam sistem pengolahan data seperti : papan ketik (keyboard), optical and magnetic
characters and code, mice, voice, touch sensors dan cats. b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Sumber informasi
pencatatan dalam jurnal adalah formulir. Dalam jurnal ini, data keuangan untuk
pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi
yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam jurnal ini terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil
peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di posting ke
rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah : jurnal
penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum
(20)
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening – rekening yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening dalam buku besar ini desediakan sesuai dengan unsur – unsur informasi
yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak
dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain
dapat dipandang pula sebagai sumber informasi keuangan untuk menyajikan laporan
keuangan.
d. Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya
lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini
terdiri dari rekening – rekening pembantu yang merinci data keuangan yang
tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (books of
final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain sesudah data akuntansi
dringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu. Buku besar
dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga Karena setelah data
akuntansi keuangan dicatat dalam buku – buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya
adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam akuntansi.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan dapat berupa neraca,
laporan laba rugi, laporan harga pokok produksi dan laporan biaya pemasaran.
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akutansi. Laporan dapat
(21)
dasarnya laporan ini berguna sebagai informasi yang akan digunakan oleh pihak
intern maupun ekstern perusahaan.
C. Sistem Akutansi Penjualan
Dalam menjalankan catatan akuntansi penjualan, U.D. Denpasar Medan
melaksanakannya dengan mencatat transaksi di dalam buku harian secara kronologis.
1. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Pengertian penjualan tunai menurut Mulyadi (2001;455) adalah: “ penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.”
Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem
penjalan tunai. Penjualan tunai biasanya dicatat pada register kas dan pada akhir kerja
akan dijumlah. Penjualan tunai semacam ini dapat dicatat sebagai berikut :
Kas xxx
Penjualan xxx
Sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang, berasal dari
transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem
penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penjuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan Internal Check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu
kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan
transaksi penerimaan kas.
(22)
1. Fungsi penjualan.
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi
faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk
kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
2. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman
4. Fungsi pengiriman
Dalam fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan
penerimaan kas dan membuat laporan penjualan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pejualan tunai adalah :
1. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan
meringkas data penjualan. Jika perusahaan menjual berbagai macam produk dan
menajemen memerlukan informasi penjualan setiap jenis produk yang dijualnya
(23)
setiap jenis produk guna meringkas informasi penjualan menurut jenis produk
tersebut.
2. Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
penerimaan kas dari penjualan tunai.
3. Jurnal umum
Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok
produk yang dijual.
4. Kartu persediaan
Kartu persediaan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat
berkurangnya harga pokok produk yang dijual. Kartu persediaan ini juga untuk
mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang
5. Kartu gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya berisi data
kuantitas persediaan yang disimpan di gedung.
2. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Pengertian penjualan kredit menurut Mulyadi (2001;210) adalah : “penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.”
Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang
pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau
tidaknya pembeli tersebut diberi kredit. Kegiatan penjualan secara kredit ditangani
oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah :
(24)
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik
secara tunai maupun kredit. Jika perusahaan menjual beberapa macam produk dan
manajemen memerlukan informasi penjualan menurut jenis produk, dalam jurnal
penjualan dapat disediakan kolom – kolom untuk mencatat penjualan menurut jenis
produk tersebut.
b. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan bukti pembantu yang berisi rincian mutasi
piutang perusahaan kepada tiap – tiap debiturnya.
c. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan
persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.
d. Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang
dijual selama periode akuntansi tertentu.
D. Prosedur Penjualan
Tingkat penjualan yang dicapai U.D. Denpasar Medan, juga dipengaruhi
secara langsung oleh strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan.
Dalam menjalankan pemasaran, perusahaan juga menerapkan konsep
pemasaran modern yaitu “bauran” yang terdiri dari :
1. Produk (product)
2. Harga (price)
3. Promosi (promotion)
(25)
1. Produk (product)
Produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini adalah roti, kue – kue dan kacang
- kacangan yang mempunyai cita rasa tersendiri. Adapun bahan – bahan yang
digunakan dalam memproduksi roti/kue dan kacang – kacangan ini antara lain tepung
tapioka, mentega, telur, cokelat, susu, gula,garam, lada, kacang juga merupakan
pilihan agar menciptakan rasa yang lebih enak.
Berikut jenis – jenis roti dan kacang- kacangan maupun produk lainnya yang
diproduksi dan dijual di U.D. Denpasar Medan :
Tabel jenis – jenis produk yang ada pada U.D.Denpasar Medan
NO
JENIS – JENIS PRODUK pada U.D DENPASAR MEDAN KACANG -
KACANGAN
ROTI
KERING
KUE – KUE
KERING
BAHAN JAGUNG BAHAN
SINGKONG
MAKANAN
RINGAN
1. ARCIS KACANG WIJEN AUSTRALIA STICK
ORIGINAL
ICHIBAN
2. MADU SALJU JAHE EMPING JAGUNG STICK BALADO CINTATOS
3. ATOM KEJU BAWANG
PITA
POP CORN MANIS STICK KEJU PICHANTOS
4. BOGOR ORIGINAL COKLAT
LOVE
BAWANG
PANJANG
MANIS
POP CORN ASIN KERIPIK
ORIGINAL
OPAK MEDAN
5. BOGOR PEDAS JEM POTONG RAJA MANIS KERIPIK
BALADO
MAC.DONI
6. MENTE KULIT NANAS GABUS KEJU MIZUNO
7. BALI / ARAB SAGON WIJEN
WARNA
PILUS
(26)
Harga juga merupakan variable yang dapat dikendalikan dan menentukan
diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Dalam penetapan harga jual
dapat dilihat dari berbagai sudut, antara lain berdasarkan pada biaya, berdasarkan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran atau berdasarkan letak geografis
suatu perusahaan, dan berdasarkan laba yang diinginkan perusahaan.
2. Promosi (Promotion)
Perusahaan memerlukan kekuatan promosi untuk meningkatkan omset atau
pendapatan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa promosi merupakan ujung tombak
pemasaran suatu produk. Semakin gencar dan inovatif promosi diluncurkan, maka
semakin besar pula probabilitas pengenalan produk tersebut kepada masyarakat dan
mulailah terjadi permintaan terhadap produk tersebut.
3. Tempat (Place)
Tempat atau lokasi yang dipasarkan oleh perusahaan ini tidak terletak atau
jauh dari pusat kota. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menjangkau konsumen
yang berada di daerah yang jauh, sehingga dapat memberi kemudahan konsumen
untuk memenuhi kebutuhan.
Prosedur – prosedur yang diterapkan oleh U.D. Denpasar Medan terdiri atas :
a. Prosedur Penjualan Tunai
Menurut Mulyadi (2001;6) prosedur adalah :” suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
9. DAHLIA MAC. RONI
10. COKLAT KEJU GOSEN
11. COKLAT
SUSU
BADUT
12. KELAPA KERUPUK
(27)
untuk menjamin penanganan secara seragam dari transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang.”
Prosedur – prosedur yang ditempuh dalam aktivitas–aktivitas penjualan adalah
berbeda–beda diantara bermacam–macam perusahaan yang ada, tergantung dari
besarnya perusahaan yang bersangkutan. Prosedur mengatur cara–cara dalam
melakukan suatu penjualan baik barang atau jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Prosedur ini dimulai dari adanya kebutuhan atas barang dan jasa sampai barang yang
dijual tersebut diterima oleh pembeli.
Ada beberapa dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan tunai,
yaitu :
a. Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan untuk mencatat berbagai informasi yang diperlukan
oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. Faktur penjualan tunai diisi oleh
fungsi penjualan yang berfungsi sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada
fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke
dalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus
(packing slip) yang ditempelkan oleh fungsi pengiriman di atas pembungkus, sebagai
alat identifikasi bungkusan barang.
b. Pita Register Kas
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin
register kas (Cash Register). Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas
yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur
penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
(28)
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh
fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan tunai.
d. Rekapitulasi Harga Pokok Persediaan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok
produk yang dijual selama satu periode. Data yang direkam dalam dokumen ini
berasal dari kolom “jumlah harga” dalam kolom “pemakaian”.
b. Prosedur Penjualan Kredit
Prosedur penjualan kredit adalah urutan kegiatan yang sejak diterimanya
pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan
pencatatan penjualan. Prosedur penjualan kredit U.D. Denpasar Medan adalah:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli kemudian
membuat surat order pengiriman dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi lain
untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order
dari pembeli.
2. Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit
kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3. Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli
sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman.
(29)
Fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada
pembeli.
5. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
Fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok yang dijual
dalam periode tertentu.
Adapun dokumen atau formulir yang dipergunakan dalam prosedur penjualan
kredit adalah :
1. Surat Order Pengiriman
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses
penjualan kredit kepada pelanggan.
2. Faktur dan Tembusannya
a. Faktur penjualan
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi
penagihan kepada pelanggan.
b. Tembusan piutang
Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh
fungsi penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang dalam
kartu piutang.
c. Tembusan jurnal penjualan
Tembusan ini merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh
bagian penagihan kepada bagian akuntansi sebagai dasar untuk menghitung harga
(30)
E. Definisi Pengendalian Intern Penjualan
Sistem pengendalian intern merupakan alat baik untuk membantu manajemen
dalam mengamankan harta dalam perusahaan, menambah efisiensi kerja dan
mendorong para pegawai mematuhi kebijaksanaan pemimpin.
Menurut Baridwan (2000;150) Pengendalian intern adalah :” internal control meliputi struktur organisasi dengan semua cara–cara sehat serta alat–alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan lebih dahulu.”
Menurut defenisi di atas dapat dikatakan bahwa Internal Control meliputi
rencana organisasi suatu metode serta peraturan yang sederajat yang digunakan dalam
perusahaan untuk menjaga kekayaannya, memeriksa kecermatan dan keandalan
akuntansinya kemudian meningkatkan efisiensi operasional serta mendorong
dipatuhinya kebijakan – kebijakan yang telah digariskan manajemen.
Menurut Mulyadi (2001;163): “ menyatakan Internal control yang diterapkan dalam penjualan meliputi organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan praktik yang sehat.
Menurut pengertian di atas diketahui bahwa pengendalian intern merupakan
kegiatan yang lebih memfokuskan pada pembukuan dan keuangan perusahaan. Sistem
akuntansi dan pengawasan intern yang dilakukan mempunyai hubungan yang erat,
apabila sistem akuntansi yang dipakai oleh suatu perusahaan tersebut baik akan
memungkinkan mengandung unsur – unsur pengawasan yang baik pula.
Untuk mengidentifikasi unsur – unsur pengendalian intern dalam sistem
akuntansi penjualan, maka harus dirincikan tiga unsur pokok pengendalian intern,
yaitu:
(31)
Dalam internal control penjualan, organisasi penjualan dimaksud adalah
adanya pemisahan fungsi – fungsi yang terkait di dalam penjualan,, sehingga tidak
ada tumpang tindih wewenang dalam organisasi penjualan.
Adapun pemisahan fungsi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakn oleh fungsi penjualan, fungsi kas,
fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Penjualan
Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi
atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur pencatatan penjualan yang baik akan
menjamin data yang dicatat dalam formulir di dalam catatan akuntansi dengan tingkat
ketelitian dan keandalan yang tinggi. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus
didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap. Catatan akuntansi harus diisi informasi yang berasal dari dokumen.
Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen
pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Dalam
sistem penjualan tunai, pencatatan mutasi piutang harus didasarkan pada faktur
penjualan tunai sebagai dokumen sumber dan pita register kas sebagai dokumen
pendukung. Dengan demikian sistem otorisasi penjualan akan menjamin
dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan menjadi
(32)
3. Praktik yang Sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang dan prosedur
pencatatan pada fungsi penjualan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan cara – cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam
transaksi penjualan. Untuk mengawasi semua transaksi keuangan yang terjadi dalam
perusahaan dapat dilakukan dengan mengawasi formulir yang digunakan sebagai
media untuk otorisasi terjadinya transaksi tersebut.
Pada U.D.Denpasar Medan, pengendalian intern sangat ditekankan, hal ini
dikarenakan pengendalian intern penjualan merupakan bagian yang sangat
menentukan dalam pencapaian tujuan perusahaan. U.D. Denpasar Medan memiliki
pemisahan fungsi (bagian) yang jelas, dimana masing – masing dapat melaksanakan
fungsinya sesuai dengan wewenang tanpa ada penyalahgunaan tanggung jawab.
Dengan demikian setiap bagian dapat melakukan prosedur pencatatan penjualan
dengan baik. Dalam setiap transaksi penjualan yang dilakukan masing – masing
bagian memiliki tanggung jawab untuk melakukan otorisasi, dimana otorisasi
dilakukan oleh pejabat atau direktur sebagai tanda persetujuan bahwa transaksi
(33)
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
a. Sistem Akuntansi Penjualan
Kegiatan penjualan dalam U.D Denpasar Medan terdiri dari penjualan tunai
dan penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa akan
diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli apabila perusahaan telah menerima kas
dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ditangani oleh perusahaan melalui
sistem penjualan tunai. Sedangkan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan
ini, hanya terjadi kepada cabangnya.
Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa penjualan terbagi atas penjualan
tunai dan penjualan kredit. Sistem akuntansi penjualan tersebut dalam penerapannya
menggunakan dokumen – dokumen yang menurut Mulyadi terdiri dari :
a. Jurnal penjualan
b. Kartu piutang
c. Kartu persediaan
d. Jurnal umum
e. Kartu gudang
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa dokumen tersebut digunakan
untuk lebih menjaga keamanan jalannya penerapan sistem akuntansi penjualan
tersebut.
(34)
Penjualan tunai terjadi bilamana pembeli melakukan pembayaran harga barang
terlebih dahulu sebelum barang diserahkan. Bagian – bagian organisasi yang terlibat
dalam penjualan tunai adalah:
a. Bagian Penjualan
Bagian ini adalah pegawai toko, berfungsi menerima order atau pesanan
dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan kepada
pembeli untuk pembayaran ke bagian keuangan.
b. Bagian Keuangan
Yaitu kasir, bertanggung jawab menyerahkan barang kepada pembeli
setelah dilakukan pembayaran. Apabila permintaan dalam kuantitas atau
jumlah banyak, diserahkan ke bagian pengiriman untuk diantarkan oleh
supir kepada pembeli.
c. Bagian Akuntansi
Berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas serta
membuat laporan penjualan, bagian ini dilakukan oleh administrasi.
Bukti – bukti yang dipergunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :
1. Faktur penjualan
2. Bukti setor bank
3. Pita register
Catatan – catatan yang diperlukan untuk sistem penjualan tunai, adalah:
1. Jurnal penjualan
2. Jurnal penerimaan kas
3. Jurnal umum
(35)
Sistem akuntansi penjualan pada U.D. Denpasar Medan dilakukan oleh bagian
penjualan setelah menerima order atau pesanan pelanggan, kemudian pegawai toko
membuat atau mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkannya kepada pembeli
untuk diproses di bagian kasir, dimana kasir bertanggung jawab dalam penyerahan
roti kepada pembeli. Selanjutnya bagian administrasi akan mencatat transaksi
penjualan ke dalam jurnal dan membuat laporan penjualan.
Laporan yang berhubungan dengan penjualan tunai adalah laporan mengenai
penjualan secara periodic, menurut jenis roti / kue, juga mengenai banyaknya
(kuantitas) penjualan, yang memberikan informasi yang dibutuhkan pihak – pihak
yang berkepentingan dengan penjualan tersebut. Di perusahaan ini, setiap transaksi
dilaporkan kepada Direktur seminggu sekali.
Pada sistem penjualan ini dipergunakan bukti – bukti sebagai berikut : faktur
penjualan, bukti setor bank, dan pita register kas. Selain itu diperlukan juga catatan –
catatan yang terdiri dari : jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum dan
kartu gudang.
2. Sistem Akuntansi Penjualan Kredit
Penjualan kredit merupakan suatu cara dimana barang diserahkan sesuai order
atau permintaan pembeli sebelum pembeli membayar dan selama masa itu perusahaan
mempunyai piutang dari pembeli.
Bukti – bukti yang dipergunakan dalam sistem akuntansi penjualan kredit
adalah:
1. Surat order pembelian dan tembusannya
2. Faktur dan tembusannya
(36)
1. Jurnal penjualan
2. Buku besar piutang dan buku besar pembantu
3. Kartu gudang
4. Jurnal umum
Laporan yang berhubungan dengan penjualan kredit adalah laporan mengenai
penjualan kredit secara periodik. Sistem akuntansi penjualan kredit yang dilakukan
oleh U.D. Denpasar Medan masih bersifat sederhana, dimana hanya dilakukan kepada
cabangnya. Penjualan ini terjadi apabila barang pada cabangnya habis, dan dilakukan
permintaan dari cabang.
Adapun catatan – catatan yang diperlukan dalam sistem penjualan ini adalah :
jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum dan kartu gudang.
B. Prosedur Penjualan
Jaringan prosedur yang membentuk pengendalian penjualan menurut Mulyadi
terdiri dari :
a. Prosedur order penjualan
b. Prosedur pengiriman barang
c. Prosedur pencatatan piutang
d. Prosedur penagihan
e. Prosedur pencatatan penjualan
1. Prosedur Penjualan Tunai
a. Setelah menerima order dari pembeli, pegawai toko membuat/mengisi faktur
(37)
pembayaran kepada kasir, dan lembar kedua untuk perusahaan sebagai bukti adanya
pembelian dan sebagai bukti dilakukannya pencatatan akuntansi.
b. Pembeli menyerahkan sejumlah uang kepada bagian kasir dengan
menunjukkan faktur
c. Kasir mencetak pita register kas sebanyak rangkap dua, lembar pertama
diberikan kepada pembeli dan lembar pertama untuk bukti kepada bagian
administrasi. Setelah menerima uang tunai dari pembeli, dilakukan penyerahan
barang.
d. Administrasi mencatat penjualan dan penerimaan kas secara periodic.
e. Manajer melakukan penyetoran ke bank dan menerima bukti setor dari bank.
Dokumen yang digunakan untuk mencatat penjualan tunai ini adalah : faktur
penjualan dan pita register kas.
2. Prosedur Penjualan Kredit
a. Setelah menerima order dari pembeli (cabang perusahaan), bagian penjualan,
yaitu pegawai toko membuat surat order pengiriman
b. Bagian administrasi membuat faktur sebagai berikut :
1. Faktur penjualan dikirimkan kepada pembeli
2. Faktur penjualan sebagai bukti untuk dilakukan pencatatan penjualan
3. Faktur penjualan sebagai alat identifikasi bungkusan barang di bagian
gudang.
c. Barang diantarkan ke toko cabang oleh supir sesuai dengan jenis dan jumlah
permintaan. Kemudian pihak pembeli, yaitu toko cabang memeriksa
(38)
menandatangani faktur penjualan. Pencatatan dilakukan satu hari setelah
barang dikirim.
d. Dilakukan penagihan setiap akhir minggu.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa prosedur yang diterapkan
dalam membentuk sistem terdiri dari beberapa kegiatan yang bertujuan agar
penerapan sistem penjualan dimulai dari kegiatan yang berkelanjutan untuk menjaga
keamanan dari proses penjualan tersebut.
Penerapan prosedur seperti kita ketahui tidak ada yang dapat dengan mutlak
dilaksanakan dalam suatu perusahaan. Prosedur yang diterapkan harus sesuai dengan
jenis, besarnya usaha dan faktor lainnya yang mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
Dalam penjualan yang diterapkan U.D. Denpasar Medan, fungsi – fungsi yang
ada adalah :
1. Fungsi penjualan, yaitu :
Bagian ini berfungsi untuk melayani permintaan pelanggan dalam
pembelian roti, kue, kacang - kacangan maupun makanan ringan.
2. Fungsi pencatatan, yaitu :
Pada U.D. Denpasar Medan, fungsi ini dipegang oleh bagian administrasi.
3. Fungsi keuangan, yaitu:
Fungsi ini adalah untuk mengatur pengeluaran keuangan yang dilakukan
oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, fungsi ini dipegang oleh kasir.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa perusahaan
telah menerapkan prosedur – prosedur yang sesuai. Baik prosedur penjualan tunai
(39)
diterapkan perusahaan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan
dimaksudkan agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.
C. Pengendalian Intern Penjualan
Pada U.D.Denpasar Medan, pengendalian intern penjualan sudah diterapkan
dengan cukup baik.
Unsur pengendalian intern yang ada dalam perusahaan ini adalah :
a. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penjualan, unsur
pokok sistem pengendalian intern dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Pemisahan kedua fungsi dimaksudkan untuk menciptakan pengawasan
intern terhadap transaksi penjualan. Dalam transaksi penjualan, bagian
penjualan cenderung melakukan penjualan barang sebanyak – banyaknya.
2. Bagian akuntansi harus terpisah dari bagian penjualan
Salah satu unsur pokok dalam sistem pengendalian intern
mengharuskan pemisahan bagian operasi, bagian keuangan, dan bagian
akuntansi. Dalam sistem penjualan kredit, bagian akuntansi yang
melaksanakan pencatatan piutang harus dipisahkan dari bagian operasi yang
melaksanakan transaksi penjualan.
(40)
Seperti yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan unsur pengendalian
yang baik, bagian akuntansi harus dipisahkan dari kedua bagian pokok lainnya
yaitu operasi dan persediaan. Tujuannya adalah untuk menjaga kekayaan
perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan melalui sistem otorisasi tertentu.
Tidak ada satu transaksi yang terjadi tanpa adanya otorisasi oleh pihak yang
berwenang. Proses otorisasi yang dilakukan dengan cara membubuhi tanda tangan
pejabat atau yang berwewenang. Pembubuhan tanda tangan ini dilakukan pada
dokumen. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan adanya otorisasi maka
pengawasan intern terhadap kekayaan dan data akuntansi dapat terjamin
keamanannya dan keandalannya.
c. Praktek yang sehat
Penggunaan formulir pokok surat order pembelian dan faktur penjualan harus
bernomor huruf cetak dan penggunaannya harus dipertanggungjawabkan oleh bagian
yang bersangkutan.
Pengendalian intern sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan,
selain itu pengendalian ini juga sangat membantu dalam mengatasi penyalahgunaan
wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap bagian dengan melakukan
pemisahan masing – masing bagian dan menetapkan prosedur pencatatan yang harus
dilakukan oleh setiap bagian dan disahkan kepada pemimpin atau direktur
(41)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penjualan yang dilaksanakan oleh U.D. Denpasar Medan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Produk atau roti/kue dan kacang – kacangan yang dipasarkan memiliki
mutu yang baik
b. Harga yang relatif terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Penerapan sistem akuntansi penjualan pada U.D. Denpasar Medan sudah
berjalan dengan baik dan dilakukan dengan prosedur yang saling berkaitan
demi kesesuaian proses penjualan tersebut.
3. Pada U.D. Denpasar Medan sistem akuntansi penjualan sudah berjalan
dengan prosedur yang ada, akan tetapi perusahaan ini belum memiliki
bagan alur atau flowchart baik pada sistem akuntansi penjualan maupun
prosedur penjualan.
4. Pencatatan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan perusahaan,
tetapi pada penjualan kredit penulisan tidak dilakukan pada saat terjadi
(42)
4.2. Saran
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan saran yang sifatnya
membangun, semoga dapat menjadi masukan bagi U.D. Denpasar Medan.
1. Hendaknya perusahaan membuat variasi produk yang baru, agar dapat
meningkatkan penjualan dalam mencapai laba yang maksimal.
2. Sebaiknya profesionalisme yang terdapat dalam struktur organisasi pada
perusahaan dapat menjadi lebih baik dan diharapkan setiap karyawan lebih
mengutamakan penyelesaian tugas-tugasnya.
3. Hendaknya perusahaan lebih melengkapi dokumen yang mendukung
pelaksanaan penjualan terutama flowchart atau bagan alur yang berfungsi
untuk memperjelas proses penjualan.
4. Sebaiknya pencatatan transaksi penjualan kredit dilakukan pada saat terjadi
transaksi untuk menghindarkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan.
5. Hendaknya perusahaan lebih mempertegas lagi cara penagihan hutang kepada
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki (2000), Sistem Informasi Akuntansi Edisi Kedua, Cetakan Kelima Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Hall, James A, (2001), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Hermawan, Asep (2003), Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
----, (2003), Pedoman Praktisi Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Trisakti, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2001), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, (2001), Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
----, (2002), Auditing, Buku Dua, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, Rollin C and Fess, Philip (1999), Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simamora, Hendry (2000), Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Carls, Reeve, James M, Fees, Philip C, (2005), Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa Ana Farahmita SE, Amanugrahani SE, Taufik Hendrawan SE, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
(1)
menandatangani faktur penjualan. Pencatatan dilakukan satu hari setelah barang dikirim.
d. Dilakukan penagihan setiap akhir minggu.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa prosedur yang diterapkan dalam membentuk sistem terdiri dari beberapa kegiatan yang bertujuan agar penerapan sistem penjualan dimulai dari kegiatan yang berkelanjutan untuk menjaga keamanan dari proses penjualan tersebut.
Penerapan prosedur seperti kita ketahui tidak ada yang dapat dengan mutlak dilaksanakan dalam suatu perusahaan. Prosedur yang diterapkan harus sesuai dengan jenis, besarnya usaha dan faktor lainnya yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam penjualan yang diterapkan U.D. Denpasar Medan, fungsi – fungsi yang ada adalah :
1. Fungsi penjualan, yaitu :
Bagian ini berfungsi untuk melayani permintaan pelanggan dalam pembelian roti, kue, kacang - kacangan maupun makanan ringan.
2. Fungsi pencatatan, yaitu :
Pada U.D. Denpasar Medan, fungsi ini dipegang oleh bagian administrasi. 3. Fungsi keuangan, yaitu:
Fungsi ini adalah untuk mengatur pengeluaran keuangan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, fungsi ini dipegang oleh kasir.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa perusahaan telah menerapkan prosedur – prosedur yang sesuai. Baik prosedur penjualan tunai maupun prosedur penjualan kredit. Pada prosedur penjualan kredit yang
(2)
diterapkan perusahaan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dimaksudkan agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik.
C. Pengendalian Intern Penjualan
Pada U.D.Denpasar Medan, pengendalian intern penjualan sudah diterapkan dengan cukup baik.
Unsur pengendalian intern yang ada dalam perusahaan ini adalah :
a. Organisasi
Dalam merancang organisasi yang berkaitan dengan sistem penjualan, unsur pokok sistem pengendalian intern dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit
Pemisahan kedua fungsi dimaksudkan untuk menciptakan pengawasan intern terhadap transaksi penjualan. Dalam transaksi penjualan, bagian penjualan cenderung melakukan penjualan barang sebanyak – banyaknya.
2. Bagian akuntansi harus terpisah dari bagian penjualan
Salah satu unsur pokok dalam sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan bagian operasi, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. Dalam sistem penjualan kredit, bagian akuntansi yang melaksanakan pencatatan piutang harus dipisahkan dari bagian operasi yang melaksanakan transaksi penjualan.
(3)
Seperti yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan unsur pengendalian yang baik, bagian akuntansi harus dipisahkan dari kedua bagian pokok lainnya yaitu operasi dan persediaan. Tujuannya adalah untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Dalam organisasi, setiap transaksi keuangan melalui sistem otorisasi tertentu. Tidak ada satu transaksi yang terjadi tanpa adanya otorisasi oleh pihak yang berwenang. Proses otorisasi yang dilakukan dengan cara membubuhi tanda tangan pejabat atau yang berwewenang. Pembubuhan tanda tangan ini dilakukan pada dokumen. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Dengan adanya otorisasi maka pengawasan intern terhadap kekayaan dan data akuntansi dapat terjamin keamanannya dan keandalannya.
c. Praktek yang sehat
Penggunaan formulir pokok surat order pembelian dan faktur penjualan harus bernomor huruf cetak dan penggunaannya harus dipertanggungjawabkan oleh bagian yang bersangkutan.
Pengendalian intern sangat diperlukan untuk pencapaian tujuan perusahaan, selain itu pengendalian ini juga sangat membantu dalam mengatasi penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap bagian dengan melakukan pemisahan masing – masing bagian dan menetapkan prosedur pencatatan yang harus dilakukan oleh setiap bagian dan disahkan kepada pemimpin atau direktur perusahaan.
(4)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penjualan yang dilaksanakan oleh U.D. Denpasar Medan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Produk atau roti/kue dan kacang – kacangan yang dipasarkan memiliki mutu yang baik
b. Harga yang relatif terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
2. Penerapan sistem akuntansi penjualan pada U.D. Denpasar Medan sudah berjalan dengan baik dan dilakukan dengan prosedur yang saling berkaitan demi kesesuaian proses penjualan tersebut.
3. Pada U.D. Denpasar Medan sistem akuntansi penjualan sudah berjalan dengan prosedur yang ada, akan tetapi perusahaan ini belum memiliki bagan alur atau flowchart baik pada sistem akuntansi penjualan maupun prosedur penjualan.
4. Pencatatan yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan perusahaan, tetapi pada penjualan kredit penulisan tidak dilakukan pada saat terjadi transaksi, yaitu pada keesokan hari terjadi transaksi.
(5)
4.2. Saran
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan saran yang sifatnya membangun, semoga dapat menjadi masukan bagi U.D. Denpasar Medan.
1. Hendaknya perusahaan membuat variasi produk yang baru, agar dapat meningkatkan penjualan dalam mencapai laba yang maksimal.
2. Sebaiknya profesionalisme yang terdapat dalam struktur organisasi pada perusahaan dapat menjadi lebih baik dan diharapkan setiap karyawan lebih mengutamakan penyelesaian tugas-tugasnya.
3. Hendaknya perusahaan lebih melengkapi dokumen yang mendukung pelaksanaan penjualan terutama flowchart atau bagan alur yang berfungsi untuk memperjelas proses penjualan.
4. Sebaiknya pencatatan transaksi penjualan kredit dilakukan pada saat terjadi transaksi untuk menghindarkan terjadinya kesalahan dalam pencatatan.
5. Hendaknya perusahaan lebih mempertegas lagi cara penagihan hutang kepada pelanggan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki (2000), Sistem Informasi Akuntansi Edisi Kedua, Cetakan Kelima Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Hall, James A, (2001), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Hermawan, Asep (2003), Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
----, (2003), Pedoman Praktisi Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit Badan Penerbit Fakultas Ekonomi-Trisakti, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2001), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, (2001), Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
----, (2002), Auditing, Buku Dua, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Niswonger, Rollin C and Fess, Philip (1999), Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simamora, Hendry (2000), Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Carls, Reeve, James M, Fees, Philip C, (2005), Pengantar Akuntansi, Alih Bahasa Ana Farahmita SE, Amanugrahani SE, Taufik Hendrawan SE, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.