Proyeksi Penerimaan dalam Satu Tahun Proyeksi Keuntungan dalam Satu Tahun Revenue Cost Ratio RC Break Even Point

b. Biaya Operasional Tabel 12. Biaya tetap dan Biaya Variabel

Biaya Tetap Biaya 3bulan 1 tahun Biaya perawatan Rp 100.000,- Rp 400.000,- Gaji karyawan Rp 10.800.000,- Rp 43.200.000,- Pajak Rp 20.000,- Rp 80.000,- Penyusutan Rp 1.897.500,- Rp 7.590.000,- Total biaya tetap Rp 12.817.500,- Rp 51.270.000,- Biaya Variabel Biaya 3 Bulan 1 Tahun Listrik, dan telepon Rp 300.000,- Rp 1.200.000,- Induk ikan 100 Rp 20.000,- Rp 2.000.000,- Rp 8.000.000,- Pakan pelet 888 dan pelet 999 6.000 kg Rp 3.000 Rp 18.000.000,- Rp 72.000.000,- Isi ulanng oksigen 5 kali Rp 50.000,- Rp 200.000,- Obat-obatan 1 paket Rp 100.000,- Rp 400.000,- Upah tenaga panen Rp 100.000,- Rp 400.000,- Total Biaya Variabel Rp 20.550.000,- Rp 82.200.000,- Total Biaya Operasional Rp 33.367.500 Rp133.470.000,-

c. Proyeksi Penerimaan dalam Satu Tahun

Harga jual ikan mas rata-rata per kg Rp 18.000, produksi total per tahun diperkirakan 10.000 kg. Untuk 1 tahun 10.000 kg x Rp 18.000 = Rp 180.000.000. Universitas Sumatera Utara

d. Proyeksi Keuntungan dalam Satu Tahun

Proyeksi keuntungan = Penerimaan Total – biaya total = penerimaan total – biaya tetap + biaya Variabel = Rp 180.000.000 – Rp 51.270.000 + Rp 82.200.000 = Rp 180.000.000 – Rp5.242,3 kg = Rp 46.530.000,-

e. Revenue Cost Ratio RC

Revenue cost ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Revenue cost ratio yang bernilai 1 berarti setiap 1 rupiah modal yang dikeluarkan menghasilkan keuntungan 1 rupiah impas. = Penerimaan Total : Biaya Operasional = Rp 180.000.000 : Rp133.470.000 = 1,4 Revenue Cost Ratio RC yang diperoleh sebesar 1,4. Ini berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan akan mendapat penerimaan sebesar Rp 1,4.

f. Break Even Point

Break Even Point BEP dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup Universitas Sumatera Utara biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. Konsep analisis Break Even Point berfungsi sebagai alat bagi manajemen untuk mengetahui potensi laba yang belum dimanfaatkan oleh perusahaan, dan dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut: a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh. Adapun rumus Break even point, sebagai berikut: Break Even Point dalam unit BEP = Biaya Tetap : harga jual per unit – biaya variabel per unit Biaya Variabel per unit = biaya variabel : jumlah produksi = Rp 82.200.000 : 10.000 = Rp 8.220 BEP = Rp 51.270.000 : 18.000 – 8.220 = Rp 51.270.000 : Rp 9.780 = 5.242,3 kg Universitas Sumatera Utara Break Even Point dalam rupiah BEP = Total Biaya Tetap : 1 – Biaya Variabel per kg : Harga Jual Per kg = Rp 51.270.000 : 1- Rp 8.220 : Rp18.000 = Rp 51.270.000 : 1- 0,457 = Rp 51.270.000 : 0,543 = Rp 94.361.706,- Artinya titik impas usaha akan diperoleh apabila produksi ikan yang dihasilkan per tahun minimun 5.242,3 kg atau menjual sebesar Rp 94.361.706,- agar mencapai titik impas perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau menderita kerugian. Universitas Sumatera Utara

g. Rencana Laporan Laba Rugi BONA PASOGIT