Penentuan pH sediaan Penentuan tipe emulsi sediaan Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit

3.7.3 Penentuan pH sediaan

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Cara: Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudiaan elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003.

3.7.4 Penentuan tipe emulsi sediaan

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengenceran fase dan dengan pengecatan atau pewarnaan. Sejumlah tertentu sediaan diletakkan di atas objek gelas, ditambahkan 1 tetes metilbiru, diaduk dengan batang pengaduk. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipeemulsi am Ditjen POM, 1985. 3.7.5 Uji iritasi terhadap sukarelawan Percobaan ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan. Sediaan sebanyak 500 mg dioleskan dibelakang telinga dengan diameter 3 cm, kemudian dibiarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa kemerahan, gatal, dan pembengkakan pada kulit Wasitaatmadja, 1997. Universitas Sumatera Utara

3.7.6 Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit

Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm. Cara: Sediaan ditimbang sebanyak 100 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan diberikan tanda berupa lingkaran yang diameternya sama dengan diameter tutup pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum dipakai, silika gel dipanaskan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan, kemudian diletakkan pada desikator. Pada wadah plastik yang belum dilubangi ditimbang 10 g silika gel. Wadah pot plastik yang lain dilubangi, kain kasa dijahit, dimasukkan silika gel dalam kain kasa sehingga silika gel tersebut tidak jatuh meskipun wadah silika gel dibalikkan, diletakkan di atas pot plastik kemudian wadah pot plastik disatukan dengan menggunakan isolatip transparan. Wadah yang berlubang berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup. Selanjutnya wadah plastik diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk mencegah pengaruh udara dari lingkungan maka digunakan isolatip transparan yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel selama 3 jam kemudiaan segera dilepas, silika gel yang digunakan ditimbang kembali. Cara ini dilakukan untuk setiap sediaan dan pembanding yaitu sediaan yang menggunakan gliserin 2, dan blanko sebagai kontrol serta pengujian yang tanpa diolesi sediaan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Herbarium Medanense MEDA Universitas Sumatera Utara, Medan menyebutkan bahwa sampel adalah srikaya Annona squamosa L. famili Annonaceae. Hasil identifikasi sampel dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 37.

4.2 Pembuatan Sari Buah Srikaya

Dari 6,6 kg buah Srikaya diperoleh daging buah srikaya 5,4 kg, setelah dihaluskan dengan juicer dihasilkan sari buah srikaya 2,2 kg, dan dikeringkan dengan freeze dryer selama 48 jam, dan diperoleh sari buah srikaya 273,41 gram. 4.3 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.3.1 Homogenitas sediaan Menurut Ditjen POM 1979, pengamatan homogenitas dapat dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain, lalu diratakan, jika tidak ada butiran-butiran maka sediaan dapat dikatakan homogen. Dari percobaan yang telah dilakukan pada sediaan krim pelembab tidak diperoleh butiran-butiran, maka sediaan tersebut dikatakan homogen. Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap sediaan pembanding yaitu formula dengan gliserin 2 dan blanko, hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya butiran- butiran pada kepingan kaca.

4.3.2 Stabilitas sediaan

Menurut Ansel 1989, suatu emulsi menjadi tidak stabil akibat penggumpalan dari pada globul-globul bulatan-bulatan dari fase terdispersi. Universitas Sumatera Utara