Klasifikasi Phase Change Material PCM

isolasi dan tanpa isolasi dan hasil yang didapatkan adalah dengan mengisolasi setebal 40 mm, mereka mendapati suhu 158 o C dan tanpa isolasi mereka memperoleh suhu 117 o C. Dari hasil tersebut diperoleh bahwa dengan isolasi, hasil yang didapatkan lebih efisien.

2.4 Penyimpanan Panas latent pada

Phase Change Material PCM PCM termasuk material penyimpan panas latent. PCM ini mengunakan ikatan kimia untuk menyimpan dan melepas panas. Perpindahan panas ini terjadi ketika terjadi perubahan fasa pada PCM. Cara kerja PCM ini adalah temperatur dari PCM akan meningkat ketika PCM menyerap panas. Ketika PCM mencapai temperatur dimana PCM akan berubah fasa titik leleh, PCM akan menyerap panas yang cukup besar tanpa bertambah temperaturnya. Temperatur akan konstan sampai proses pelelehan berakhir. Panas yang diserap selama perubahan fasa inilah yang disebut dengan panas latent. Ketika temperatur lingkungan turun, maka PCM akan berubah menjadi padatan, ketika itulah PCM melepaskan panas latent. PCM menyimpan panas per satuan volume lebih banyak 5-14 x dari pada material penyimpan panas sensible. Suatu material unsur kimia dapat dikatakan sebagai PCM jika memenuhi beberapa kriteria seperti sifat panas, sifat kimia, sifat fisik, sifat kinetik dan ekonomis. Buddhi D dkk 2003:1, dalam pengujiannya mengunakan Acetanilide sebagai termal storage, dia juga menyarankan bahwa untuk dapat memasak 2 kali pada malam hari, diperlukan PCM yang memiliki titik leleh diantara 105-110 o C. Sharma dkk 2005:5, mereka mengunakan Erythritol sebagai termal storagenya.

2.4.1 Klasifikasi Phase Change Material PCM

Banyak jenis PCM yang tersedia sesuai yang diinginkan. Range temperatur yang tersedia berkisar antara 0-150 O C biasanya digunakan untuk aplikasi energi solar. Gambar 2.18 menunjukkan klasifikasi Phase Change Material. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Gambar 2.18 Klasifikasi Phase Change Material Sumber : Lalit M.Bal 2010 1. PCM Organik Lebih jauh, material organik diklasifikasikan menjadi 2 yaitu material paraffin dan non paraffin . Material organik harus bisa mencair secara sempurna sehingga cairan dan padatan memiliki komposisi yang sama, perbedaan antara massa jenis fasa cair dan fasa padat menyebabkan segregasi dan menghasilkan perubahan komposisi kimia dari suatu material. Material organik dibagi atas 2 macam yaitu : • Material Paraffin Parafin terdiri dari campuran ikatan alkane CH3–CH2–CH3. Ikatan CH3 yang mengalami proses kristalisasi melepaskan banyak sekali panas latent. Titik leleh dan heat fusion akan meningkat sesuai dengan panjang rantai CH3. Paraffin merupakan material yang aman, dapat diandalkan, bisa di prediksi sifat-sifatnya, tidak mahal, dan tidak korosif. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Tabel 2.1 Material Paraffin Paraffin Freezing pointrange o C Heat of Fusion kJkg Group 6106 42-44 189 1 P116 45-48 210 1 5838 48-50 189 1 6035 58-60 189 1 6403 62-64 189 1 6499 66-68 189 1 Sumber : Lalit M.Bal 2010 Group I: Most promising; Group II : Promising; Group III : Less Promising; Group IV : - • Material Non-Paraffin Material organik Non-Paraffin ini adalah PCM dengan jumlah variasi paling banyak. Masing-masing material ini memiliki sifat-sifat tersendiri, tidak seperti material paraffin yang rata-rata memiliki sifat yang hampir sama. Jenis material ini adalah material penyimpan panas yang paling sering digunakan. Beberapa material organik ini memiliki sifat-sifat yaitu : 1. Kalor jenis latent yang tinggi 2. Titik nyala kecil 3. Termal konduktivitas yang rendah 4. Tidak mudah terbakar 5. Tidak terlalu berbahaya Tabel 2.2 Material Non Paraffin Material Formula Melting Point o C Latent heat kJkg Group Acetic acid CH 3 COOH 16.7 184 1 Polyethylene glycol 600 HOC 2 H 2 n - OH 20-25 146 1 Capric acid CH 3 CH 2 8 - COOH 36 152 - Eladic acid C 8 H 7 C 9 H 16 - COOH 47 218 I Lauric acid CH 3 CH 2 10 - COOH 49 178 II UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Material Formula Melting Point o C Latent heat kJkg Group Tristearin C 17 H 35 COOC 3 H 5 56 191 I Stearic acid CH 3 CH 2 16 - COOH 69.4 199 I Acetamide CH 3 CONH 2 81 241 I Sumber : Lalit M.Bal 2010 2. PCM Non-Organik Lebih jauh, PCM Non-Organik dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu salt hydrates dan metallics. • Salt Hydrates Salt Hydrates memiliki beberapa sifat yang dapat dikategorikan menjadi Phase Change Material yaitu : 1. Memiliki panas latent yang tinggi per satuan volume. 2. Memiliki konduktivitas termal yang cukup tinggi. 3. Perubahan volume yang kecil ketika mencair. 4. Tidak korosif, tingkat racun kecil dan tidak bereaksi dengan plastik. • Metallics Kategori logam yang termasuk dalam metallics adalah logam dengan titik leleh yang rendah dan logam euthetics. Bahan metallics ini masih jarang dipakai sebagai PCM karena kerugian pada jumlahberat bahan yang diperlukan. Seperti diketahui, besarnya energi termal yang bisa disimpan itu berbanding lurus dengan volume. Perbedaan dengan PCM lainnya ialah metallics memiliki konduktivitas termal yang tinggi. Tabel 2.3 Material Metallics Material Melting Point o C Latent heatkJkg Group Gallium-Gallium 30.0 80.3 1 Cerrolow eutectic 58 90.9 - Bi-Cd-In eutectic 61 25 - Cerrobend eutectic 70 32.6 1 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Material Melting Point o C Latent heatkJkg Group Bi-Pb –In eutectic 70 29 - Bi –ln eutectic 72 25 - Bi-Pb-Tin eutectic 92 28 - Bi-Pb Gallium 90 29 - Sumber : Lalit M.Bal 2010 Tabel 2.4 Material Salt Hydrates Material Melting Point o C Latent heatkJkg Group K 2 HPO 4 -6H 2 O 14.0 109 II FeBr 3 -6H 2 O 21.0 105 II MnNO 3 2 -6H 2 O 25.5 148 II FeBr 3 -6H 2 O 27.0 105 II CaCl 2 -12H 2 O 29.8 174 I LiNO 3 -2H 2 O 30.0 296 I LiNO 3 -3H 2 O 30 189 I Na 2 CO 3 -10H 2 O 32 267 II Na 2 SO 4 -10H 2 O 32.4 241 II KFeSO 4 2 -OH 33 173 I CaBr 2 -6H 2 O 34 138 II LiBr 2 -2H 2 34 124 I ZnNO 3 2 -6H 2 O 36.1 134 III FeCl 3 -6H 2 O 37.0 223 I MnNO 3 2 -4H 2 O 36.1 115 II Na 2 HPO 4 -12H 2 O 40.0 279 II CaSO 4 -7H 2 O 40.7 170 I KF-2H 2 O 42 162 III Mgl 2 -8H 2 O 42 133 III Cal 2 -6H 2 O 42 162 III K 2 HPO 4 -7H 2 O 45 145 II ZnNO 3 2 -4H 2 O 45 110 III MgNO 3 2 -4H 2 O 47 142 II CaNO 3 2 -4H2O 47 153 I FeNO 3 2 -9H2O 47 155 I UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Material Melting Point o C Latent heatkJkg Group Na 2 S 2 O 3 -5H 2 O 48 168 II K 2 HPO 4 -3H 2 O 48 99 II Na 2 SiO 3 -4H 2 O 48.5 210 II MgSO 4 -7H 2 O 48.5 202 II CaNO 3 2 -3H 2 O 51 104 I ZnNO 3 2 -2H 2 O 55 68 III FeCl 3 -2H 2 O 56 90 I NiNO 3 2 -6H2O 57 169 II MnCl 2 -4H 2 O 58 151 II MgCl 2 -4H 2 O 58 178 II CH 3 COONa3H 2 O 58 265 II FeNO 3 2 -6H 2 O 60.5 126 - NaAlSO 4 2 10H 2 O 61 181 I NaOH-H 2 O 64.3 273 I Na 3 PO 4 -12H 2 O 65 190 - LiCH 3 COO-2H 2 O 70 150 II AlNO 3 2 -9H 2 O 72 155 I BaOH 2 -8H 2 O 78 265 II MgNO 3 2 -6H 2 O 89.9 167 II Sumber : Lalit M.Bal, 2010

2.4.2 Solar cooker dengan Material Penyimpan Panas Thermal Storage