c. Mesin
d. Kendaraan
e. Peralatan kantor
f. Komputer
g. Peralatan kantor lainnya
Dari daftar aktiva tetap di atas terdapat sebagian aktiva yang tidak produktif lagi. Aktiva yang tidak produktif lagi tersebut akan dikeluarkan dari daftar aktiva
bila telah dijual atau disingkirkan.
4. Pengukuran Aktiva Tetap
Aktiva mempunyai atribut finansial yang dapat diukur. Standar atau prinsip akuntansi yang lazim dewasa ini menekankan pada atribut harga historis; sehingga
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan standar atau prinsip akuntansi yang lazim seringkali disebut sebagai current cost financial statement. Akan
tetapi, seperti sudah dijelaskan sebelumnya harga historis bukanlah karakteristik dari suatu aktiva. Di samping itu, harga historis juga bukan satu-satuya unit
pengukur aktiva yang dipergunakan oleh para akuntan. Dengan demikian, sebenarnya pengukuran aktiva di dalam laporan keuangan dewasa ini merupakan
kombinasi dari beberapa atribut finansial yaitu sebagai berikut:
a. Historical Cost
Historical cost atau nilai perolehan suatu aktiva adalah jumlah kas atau setara kas yang sesungguhnya dibayarkan untuk mendapatkan dan menempatkan
aktiva pada kondisi siap pakai. Dengan demikian, historical cost atau nilai
Universitas Sumatera Utara
perolehan merupakan nilai masukan berdasar transaksi yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. Di dalam laporan keuangan konvensional, historical cost digunakan
sebagai dasar pengukuran atau penilaian untuk aktiva berupa: persediaan, tanah, bangunan, dan equipment, dan aktiva tidak berwujud.
b. Current Cost
Current cost atau nilai perolehan kembali suatu aktiva adalah jumlah kas atau setara kas yang sekarang harus dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan
dan menempatkan aktiva yang sama. Seperti halnya nilai perolehan, current cost adalah nilai masukan, namun juga berbeda dari nilai perolehan karena current cost
didasarkan suatu transaksi hipotetis atau transaksi yang tidak sesungguhnya terjadi.
c. Current Exit Value in Orderly Liquidation
Current exit value dari suatu aktiva adalah jumlah uang atau kas yang sekarang dapat diterima oleh perusahaan dari penjualan aktiva terkait. Dengan
kata lain, current exit value suatu mesin pabrik merupakan jumlah uang atau kas yang akan diterima perusahaan apabila mesin pabrik dijual sekarang tidak
seluruh perusahaan, tetapi hanya mesin pabriknya saja dengan dalam rangka penghentian dari pemakaiannya dan bukan karena dijual secara terpaksa. Current
exit value adalah nilai keluaran berdasar transaksi hipotetis, dan dalam praktik akuntansi yang lazim digunakan sebagai dasar pengukuran untuk aktiva berupa
sekuritas yang dimiliki oleh perusahaan sebagai investor dan sekuritas tertentu lainnya.
d. Expected Exit Value In Due Course Of Bussiness
Universitas Sumatera Utara
Expected exit value in due course of business dari suatu aktiva atau seringkali disebut nilai realisasi neto adalah jumlah uang, kas atau setara kas yang
diharapkan akan dapat diterima perusahaan dari penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan minus biaya penjualannya.
Di dalam praktik akuntansi yang lazim, expected exit value in due course of business perusahaan atau nilai realisasi neto digunakan sebagai dasar pengukuran
untuk aktiva berupa piutang dagang dan dalam kondisi tertentu juga untuk persediaan. Nilai realisasi neto relevan bagi para pemakai laporan keuangan
karena menunjukkan jumlah kas bersih yang diharapkan akan diterima oleh perusahaan dari suatu aktiva dikemudian hari.
e. Present Value of Expected Cash Flows