Umur Fungsional : Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam
penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara
fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan
bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.
d. Pola Penggunaan Aktiva
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat keharusan aktiva. Dimana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode
penyusutan yang paling sesuai.
3. Metode Penyusutan
Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode, oleh karena itu pemilihan metode penyusutan yang akan dipakai terhadap suatu aktiva
berwujud harus dipertimbangkan dengan baik. Metode penyusutan yang dipilih dan dianggap tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat
untuk diterapkan pada jenis aktiva tertentu karena perbedaan sifat dan pola penggunaan aktiva tersebut.
Beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan beban penyusutan periodik, antara lain:
a. Metode berdasarkan waktu
Universitas Sumatera Utara
Metode alokasi ini adalah yang mendasarkan alokasinya berdasarkan umur dari aktiva, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
1 Metode garis lurus
2 Metode beban berkurang yang terdiri dari jumlah angka tahun
3 Metode saldo menurun
4 Metode saldo menurun ganda
b. Metode berdasarkan kegunaan
Metode ini mendasarkan alokasinya pada banyak sedikitnya penggunaan dari aktiva, yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
1 Metode hasil produksi
2 Metode jam jasa
c. Metode alokasi untuk kelompok-kelompok aktiva
Metode ini sebetulnya adalah metode yang berdasarkan waktu, tetapi dipergunakan untuk menyusutkan sekelompok aktiva secara bersama-sama.
Metode ini ada dua yaitu: 1
Metode taraf kelompok 2
Metode gabungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan sampai saat ini belum
dapat menghitung sendiri besarnya penyusutan dari aktiva tetap yang ada. Hal ini disebabkan karena sampai saat ini yang berhak untuk menentukan besarnya
penyusutan aktiva tetap FE USU adalah Badan Pembendaharaan Negara Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan beberapa metode penyusutan yang umumnya digunakan oleh suatu perusahaan:
1 Metode Garis Lurus Straight Line Methode
Metode garis lurus adalah metode alokasi harga perolehan yang mendasarkan alokasinya pada waktu pemakaian, dalam metode ini beban
penyusutan dari waktu ke waktu sama besarnya. Cara penghitungan beban penyusutan per periode adalah dengan cara membagi harga perolehan yang
disusutkan harga perolehan dikurangi nilai sisa dengan taksiran umurnya. Untuk menentukan tarif penyusutan per periode dapat dihitung dengan membagi
penyusutan per periode dengan harga perolehannya. Ilustrasi :
Misalkan FE USU membeli sebuah gedung dengan harga perolehan Rp 10.000.000,- nilai sisa diperkirakan Rp 5.000.000,- dan taksiran umur 10 tahun.
Depresiasi per tahun = Harga Perolehan Aktiva – Nilai Residu
Taksiran Umur Aktiva = Rp 10.000.000 – Rp 5.000.000
10 = Rp 500.000,-
Tarif Penyusutan Per Tahun = Rp 500.000 x 100 Rp 10.000.000
= 5
Tabel berikut ini menunjukkan besarnya penyusutan per tahun, akumulasi penyusutan dan nilai buku dari aktiva selama umur dari aktiva tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Atas dasar perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel depresiasi sebagai berikut:
Tabel 3.1 Depresiasi Metode garis Lurus
Tahun PenyusutanD
Akumulasi Penyusutan
Saldo Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Rp 10,000,000
1 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp 9,500,000
2 Rp 500,000 Rp 1,000,000
Rp 9,000,000 3 Rp 500,000
Rp 1,500,000 Rp 8,500,000
4 Rp 500,000 Rp 2,000,000
Rp 8,000,000 5 Rp 500,000
Rp 2,500,000 Rp 7,500,000
6 Rp 500,000 Rp 3,000,000
Rp 7,000,000 7 Rp 500,000
Rp 3,500,000 Rp 6,500,000
8 Rp 500,000 Rp 4,000,000
Rp 6,000,000 9 Rp 500,000
Rp 4,500,000 Rp 5,500,000
10 Rp 500,000 Rp 5,000,000
Rp 5,000,000 Rp 5,000,000
2 Metode jumlah Angka Tahun Berbeda dengan metode garis lurus yang mengalokasikan harga perolehan
dari periode ke periode sama besar, dalam metode-metode berikut ini jumlah angka tahun, saldo menurun, dan saldo menurun ganda alokasi harga perolehan
dari periode ke periode semakin menurun. Alokasi ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa aktiva semakin lama semakin turun daya layanannya. Sedangkan
biaya reparasi dan pemeliharaannya semakin besar. Metode jumlah angka tahun mendasarkan alokasinya berdasarkan jumlah
angka tahun dari umur akktivanya.
Universitas Sumatera Utara
Ilustrasi Misalkan FE USU pada Januari 2010 membeli sebuah mesin cetak dengan
harga Rp 10.000.000,-. Mesin ditaksir akan dapat digunakan selama 10 tahun. Taksiran nilai residu mesin adalah Rp 4.500.000,-.
Jumlah Angka Tahun = n + 1
2 Beban Penyusutan
= jumlah angka tahun x harga penyusutan – nilai residu
Tahun ke 1 : 10 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 1.000.000 55
Tahun ke 2 : 9 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 900.000 55
Tahun ke 3 : 8 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 800.000 55
Tahun ke 4 : 7 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 700.000 55
Tahun ke 5 : 6 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 600.000 55
Tahun ke 6 : 5 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 500.000 55
Tahun ke 7 : 4 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 400.000 55
Tahun ke 8 : 3 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 300.000 55
Tahun ke 9 : 2 x Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000
= Rp 200.000 55
Tahun ke 10 : 1 x Rp 10.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 100.000
55 Atas dasar perhitungan di atas, maka dapat di buat tabel deprsiasi sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Depresiasi Metode Jumlah Angka Tahun
Tahun Depresiasi Debet
Akm.Depresiasi Kredit Nilai Buku
Rp 10,000,000 1
Rp 1,000,000 Rp 1,000,000
Rp 9,000,000 2
Rp 900,000 Rp 1,900,000
Rp 8,100,000 3
Rp 800,000 Rp 2,700,000
Rp 7,300,000 4
Rp 700,000 Rp 3,400,000
Rp 6,600,000 5
Rp 600,000 Rp 4,000,000
Rp 6,000,000 6
Rp 500,000 Rp 4,500,000
Rp 5,500,000 7
Rp 400,000 Rp 4,900,000
Rp 5,100,000 8
Rp 300,000 Rp 5,200,000
Rp 4,800,000 9
Rp 200,000 Rp 5,400,000
Rp 4,600,000 10
Rp 100,000 Rp 5,500,000
Rp 4,500,000 Rp 5,500,000
3 Metode Persentase dari Nilai BukuMetode Saldo Menurun
Metode saldo menurun adalah metode alokasi harga perolehan dengan tarif tetap, tarif pnyusutan yang tetap tersebut dikalikan dengan nilai buku aktiva
sehingga akan menghasilkan beban penyusutan per periode menurun dari periode ke periode.
Ilustrasi : Misalkan FE USU pada awal Januari 2009 membeli sebuah mesin dengan
harga Rp 3.900.000,-. Depresiasi per tahun 25 dari nilai buku. Perhitungan depresiasi tahunan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1 : 25 x Rp 3.900.000 Rp 975.000,-
Tahun 2 : 25 x Rp 3.900.000 – Rp 975.000 Rp 731.000,-
Tahun 3 : 255 x Rp 3.900.000 – Rp 975.000 – Rp 731.000 Rp 549.000,-
dan seterusnya Atas dasar perhitungan di atas, maka dapat di buat tabel deprsiasi sebagai berikut:
Tabel 3.2 Depresiasi Persentase Dari Nilai BukuSaldo Menurun
Tahun PenyusutanD
Akumulasi Penyusutan
Saldo Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
Rp 3,900,000 1
Rp 975,000 Rp 975,000
Rp 2,925,000 2
Rp 731,000 Rp 1,706,000
Rp 2,194,000 3
Rp 549,000 Rp 2,255,000
Rp 1,645,000 4
Rp 411,000 Rp 2,660,000
Rp 1,234,000 5
Rp 309,000 Rp 2,975,000
Rp 925,000 6
Rp 231,000 Rp 3,206,000
Rp 649,000 7
Rp 174,000 Rp 3,380,000
Rp 520,000 8
Rp 130,000 Rp 3,510,000
Rp 390,000
4 Metode Jumlah Unit Produksi Productive Output Methode
Metode hasil produksi dan metode jam jasa adalah metode-metode yang alokasinya mendasarkan pada faktor pemakaian besar kecilnya penyusutan
ditentukan oleh banyak sedikitnya pemakaian aktiva yang bersangkutan, semakin banyak pemakaian aktiva semakin besar penyusutan periode yang bersangkutan
tetapi semakin kecil pemakaian juga akan berakibat kecilnya beban penyusutannya.
Ilustrasi
Universitas Sumatera Utara
Misalkan FE USU pada tanggal 5 Desember 2011 membeli mesin dengan harga Rp 7.500.000,-. Mesin ditaksir akan menghasilkan 10.000 satuan barang
X. Taksiran nilai residu mesin adalah Rp 500.000,- Tarif depresiasi per satuan hasil = Harga perolehan aktiva – Nilai residu
Taksiran jumlah unit yang diproduksi = Rp 7.500.000 – Rp 500.000
10.000 = Rp 700unit
Misalkan hasil produksi pada tahun 2011 berjumlah 5.000 unit, maka beban depresiasi untuk tahun 2011 berjumlah Rp 3.500.000,- 5.000 unit x Rp 700,-.
Jika pada tahun 2012 hasil produksinya berjumlah 7.500 unit, maka beban depresiasinya pada tahun 2012 berjumlah Rp 5.250.000,- 7.500 unit x Rp 700,-
5 Metode Jam Jasa
Metode ini dalam mengalokasikan harga perolehan hampir sama dengan metode hasil produksi, tetapi besar kecilnya penyusutan didasarkan pada jumlah
jam jasa yang dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Penentuan besar kecilnya penyusutan per periode adalah tarif penyusutan
dikalikan dengan jam jasa yang dihasilkan periode yang bersangkutan. Tarif penyusutan per jam jasa dapat dihitung dengan mempergunakan rumus:
t = harga perolehan – taksiran nilai sisa jumlah jam jasa yang dihasilkan
Ilustrasi FE USU membeli satu unit mesin dengan harga perolehan Rp 15.000.000,-
taksiran nilai sisa Rp 2.500.000,- dapat dipakai selama 5 tahun dan jam jasa
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan sebanyak 10.000 jam. Berdasarkan ilustrasi di atas tarif penyusutan dapat dihitung
t = Rp 15.000.000 – Rp 2.500.000 10.000 jam
= Rp 125jam
4. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca