Pengertian Tanah Pelapukan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah

Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan bahan mineral dan bahan organik, cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison- horison, atau lapisan-lapisan. Horison atau lapisan ini dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai suatu hasil dari proses penambahan, kehilangan, pemindahan, dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami Soil Survey Staff, 2006. Sedangkan menurut Jenny 1941 dalam Soepardi, 1983, tanah merupakan fungsi dari iklim, organisme, bahan induk, topografi dan waktu.

2.2 Pelapukan Tanah

Pelapukan merupakan suatu proses perubahan batuanmineral secara fisik dan kimia. Batuan yang melapuk akan menghasilkan tanah. Proses pelapukan tersebut merupakan disintegrasi dan dekomposisi dari batuan secara fisik dan kimia, yang disebabkan oleh kandungan mineral yang tidak berada pada kondisi yang seimbang di bawah pengaruh suhu, tekanan, dan kelembaban atmosferlitosfer Buol, Hole and Mc Cracken, 1973. Menurut Tan 1993 pelapukan adalah disintegrasi dan alterasi batuan dan mineral oleh proses fisik dan kimia. Pelapukan fisik disebabkan oleh tekanan fisik pada batuan dan mineral. Hal ini menyebabkan batuan mengalami disintegrasi menjadi material yang berukuran lebih kecil, tanpa mengalami perubahan komposisi kimia. Pelapukan kimia disebabkan oleh reaksi kimia dan hasil pelapukan mengalami perubahan kimia. Menurut Rachim dan Suwardi 1999, pelapukan tanah adalah perubahan kimia dan fisik batuan dan mineral atau bahan organik segar di atau dekat permukaan bumi atau proses perubahan batuan dan mineral atau bahan organik kepada bentuk-bentuk yang lebih stabil di bawah variasi kelembaban, temperatur, dan aktivitas biologi di permukaan bumi. Mineral adalah bahan alam homogen dari senyawa anorganik asli, mempunyai susunan kimia tetap dan susunan molekul tertentu dalam bentuk geometrik. Dipandang dari sudut ilmu tanah, mineral penyusun batuan dapat dibagi atas tiga golongan: 1 mineral primer, 2 mineral sekunder, dan 3 mineral aksesori yang terdapat pada hampir semua batuan dan jumlahnya sedikit Darmawijaya,1990. Mineral primer adalah mineral yang langsung terbentuk dari pengkristalan senyawa-senyawa dalam magma akibat penurunan suhu. Sedangkan mineral sekunder adalah mineral berukuran halus 2µm, terbentuk pada waktu proses pembentukan tanah, merupakan hasil pelapukan kimiawi dari mineral primer ataupun hasil pembentukan baru dalam proses pembentukan tanah sehingga mempunyai susunan kimia dan struktur yang berbeda dengan mineral yang dilapuk Agus, Fahmuddin, et al; 2004. Goldich 1938 dalam Buol, et al; 1973 mengemukakan deret stabilitas mineral terhadap pelapukan sebagai berikut: Berdasarkan deret stabilitas mineral tersebut dapat dibedakan mineral yang mudah lapuk dan sukar lapuk. Mineral mudah lapuk yaitu mineral yang mudah melepaskan unsur-unsur penyusunnya karena proses pelapukan. Yang tergolong dalam mineral mudah lapuk yaitu olivin, gelas volkan, hiperstin, augit, dan Olivin Piroksen Ca-Feldspar Amphibol Na-Feldspar Biotit Muskovit Kuarsa K-Feldspar plagioklas. Sedangkan mineral tahan lapuk resisten yaitu kelompok mineral yang tahan terhadap pelapukan fisik maupun kimia. Yang tergolong dalam mineral resisten adalah kuarsa, ilmenit, rutil, dan zirkon Agus, Fahmuddin, et al; 2004. Makin besar jumlah ikatan Si-O dengan rangkaian jumlah tetrahedra silika yang semakin besar melalui penggunaan bersama atom oksigen, makin besar pula ketahanannya terhadap pelapukan Tan, 1991.

2.3 Proses Pembentukan Tanah