Klasifikasi Tanah TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai kondisi yang menghambat perkembangan profil tanah: 1. Curah hujan rendah pelapukan rendah, material terlarut yang tercuci sedikit. 2. Kelembaban relatif rendah pertumbuhan mikroorganisme seperti alga, fungi, lichenes rendah. 3. Bahan induk mengandung kuarsa yang tinggi dengan kandungan debu dan liat yang rendah pelapukan lambat, gerakan koloid rendah. 4. Kandungan liat tinggi aerasi jelek, pergerakan air lambat. 5. Bahan induk resisten misal quarsite pelapukan lambat. 6. Kelerengan tinggi erosi menyebabkan hilangnya lapisan top soil, pengambilan air tanah rendah 7. Suhu dingin semua aktivitas pelapukan dan mikroba lambat. 8. Akumulasi material secara konstan material baru menyebabkan perkembangan tanah menjadi baru. Anonim, 2008

2.4 Klasifikasi Tanah

Menurut Sopher dan Baird 1978 dalam Rachim, 2001, klasifikasi tanah adalah penggolongan tanah secara sistematik ke dalam kelas-kelas atas dasar sifat- sifatnya. Sistem pengklasifikasian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem Taksonomi Tanah. Sistem ini merupakan suatu sistem klasifikasi tanah yang bersifat universal. Hampir semua negara di dunia menggunakan sistem ini untuk mengklasifikasikan tanah, meskipun ada sistem lain seperti FAO UNESCO. Indonesia sendiri memiliki sistem klasifikasi tanah tersendiri yaitu Sistem Pusat Penelitian Tanah 1983 yang masih dipakai hingga sekarang. Sistem Taksonomi Tanah dapat diterima semua pihak karena dalam pengklasifikasian tanah berdasarkan pada sifat tanah yang ditemukan di lapangan yang dapat diukur secara kuantitatif yang berhubungan dengan genesis tanah yang membentuk morfologi tanah tersebut, sehingga sistem ini bersifat terbuka untuk tanah-tanah baru yang berbeda dengan tanah-tanah yang ditemukan sebelumnya. Pengkelasan tanah didasarkan pada sifat-sifat tanah dan faktor lingkungan yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini, pengkelasan tanah ditentukan oleh ada tidaknya dan jenis horison penciri klasifikasi, serta sifat penciri klasifikasi yang dimiliki oleh masing-masing tanah. Horison penciri klasifikasi mencakup epipedon dan horison bawah penciri, sedangkan sifat penciri klasifikasi meliputi sifat-sifat penting hasil pedogenesis dan yang mempengaruhi proses pedogenesis. Berdasarkan aturan dalam Taksonomi Tanah nama tanah sudah dapat menunjukkan sifatnya yang pokok, serta dimana kedudukannya secara kategori. Kategori itu sendiri dapat dibagi menjadi kategori tinggi order, suborder, great group, dan subgroup dan kategori rendah family dan series. Kategori tinggi dicirikan oleh sifat-sifat yang lebih umum, baik sebaran maupun pengaruhnya terhadap proses genesis atau pertumbuhan tanaman. Sementara itu, kategori rendah lebih ditentukan oleh sifat-sifat yang berkaitan dengan pertumbuhan tanaman Soil Survey Staff, 2006.

BAB III BAHAN DAN METODE