BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarakan temuan penelitian dan hasil analisis data, di bawah ini dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut :
Persepsi guru sejarah tentang pembelajaran sejarah model Jigsaw cukup baik. Hal ini tercermin melalui persepsinya yang berkenaan dengan pembelajaran
sejarah model Jigsaw yang disampaikan peneliti ketika wawancara dan observasi. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab kurang pas, tetapi dengan analisis
dokumen serta sikap dan tindakan guru sebagai pelaksana, pelaku, dan praktisi pendidikan senantiasa diarahkan oleh persepsinya terhadap pembelajaran sejarah
model Jigsaw yang menjadi acuannya. Sebagai contoh guru membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi
selalu berpedoman pada KTSP, ada yang persepsinya baik, ada yang sedang, dan ada yang kurang.
Perencanaan pembelajaran sejarah model Jigsaw yang disusun oleh guru sesuai dengan acuan KTSP, baik dari segi sistematika maupun komponen-
komponen yang diuraikan. RPP model Jigsaw tersebut disusun oleh guru sendiri. Meskipun sebenarnya perangkat pembelajaran yang disusun oleh MGMP tingkat
Kabupaten juga ada. Namun menurut pandangannya, perangkat pembelajaran yang disusun sendiri akan lebih bisa mengembangkan kompetensi yang sesuai
dengan kondisi, kematangan, kebutuhan siswa serta kondisi dan situasi kelas dan
147
sekolah. Adapun perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tersebut meliputi Silabus, dan RPP model Jigsaw.
Pelaksanaan pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1 Ngrambe sudah cukup mengarah pada pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat pada
: a materi pembelajaran tidak bersifat teoretis tetapi sudah dipilih oleh guru sesuai dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai; b metode pembelajaran
yang digunakan sudah variatif, guru sudah mengkombinasikan beberapa metode sehingga sangat menopang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan; c media
pembelajaran yang digunakan berupa internet dan surat kabar; dan d penilaian atau evaluasi pembelajaran yang berupa diskusi dan presentasi sudah memadai,
baik evaluasi proses maupun hasil. Ketika guru melangsungkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar dikelas, peran guru sebagai fasilitator, motivator,
evaluator pada kegiatan siswa sudah bisa dijalankan dengan baik. Siswalah yang lebih banyak akltif dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama
pembelajaran oleh siswa meliputi membuat laporan peristiwa sejarah dan presentasi bergantian lain pada waktu presentasi, berdiskusi secara anggota
kelompok mengenai unsur-unsur, seperti menemukan latar, tema, amanat, penokohan, bahkan siswa berlatih untuk menuliskan peninggalan sejarah.
Kendala-kendala dalam pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1 Ngrambe dapat dibedakan ke dalam tiga sumber kesulitan, yaitu : 1
siswa yang tidak bersungguh-sungguh akan merugikan siswa lainnya dalam kelompok asalnya, 2 alokasi waktu pembelajaran yang kurang, 3 materi terlalu
banyak dan cakupannya luas sehingga tidak semua materi dapat diajarkan.
148
Cara-cara mengatasi kendala dalam pembelajaran sejarah model Jigsaw yang dilakukan oleh guru SN: siswa harus lebih dulu paham aturan main dalam
pembelajaran model Jigsaw, pembagian kelompok diupayakan heterogen agar ada transfer ilmu dari yang punya kemampuan lebih pada yang agak kurang,
tidak semua materi dapat diajarkan secara mendalam, faktor kendala yang berkaitan dengan alokasi waktu yang sangat kurang. Maka perlu ditambahkan
alokasi waktu satu jam sehingga pembelajaran yang akan dicapai dalam tujuan KTSP.
B. IMPLIKASI