125
sejarah sebaiknya ada tambahan satu jam pelajaran. Seperti tampak pada pernyataan mereka ketika diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan tersebut
berbunyi ; Pen : Bagaimana cara mengatasi waktu yang terbatas menurut adik- adik?
HS 8 : Pembelajaran sejarah sebaiknya ada tambahan satu jam pelajaran IW 9 : Benar kata Handoko, sebaiknya ada tambahan satu jam pelajaran
sejarah CLHW-06S-8,9
C. POKOK TEMUAN
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1 Ngrambe, dipengaruhi oleh banyak faktor di
antaranya : persepsi guru sejarah tentang pembelajaran sejarah model Jigsaw, perencanaan pembelajaran sejarah model Jigsaw, sosialisasi model pembelajaran
Jigsaw yang masih kurang dan belum merata, dan keberadaan guru sejarah.
Berbagai aspek yang menjadi temuan dalam penelitian ini meliputi beberapa rumusan yaitu :
1. Persepsi guru sejarah tentang pembelajaran sejarah model Jigsaw cukup baik Hal ini tercermin melalui persepsinya yang berkenaan dengan pembelajaran
sejara model Jigsaw yang di sampaikan peneliti ketika wawancara dan observasi. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab kurang pas, tetapi dengan
analisis dokumen guru membuat perencaaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi selalu berpedoman pada pembelajaran
126
model Jigsaw ada yang persepsinya baik, ada yang sedang dan ada yang kurang.
2. Perencanaan pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1 Ngrambe yang disusun oleh guru sejarah sesuai dengan acuan KTSP, baik dari segi
sistematika maupun komponen-komponen yang diuraikan. RPP model Jigsaw tersebut disusun disusun oleh guru sejarah sendiri. Meskipun sebenarnya
perangkar pembelajaran yang disusun oleh MGMP tingkat Kabupaten juga ada. Namun menurut pandangannya, perangkat pembelajaran yang disusun
sendiri akan lebih bisa mengembangkan kompetensi yang lebih sesuai dengan kondisi, kematangan, kebutuhan siswa serta kondisi dan situasi kelas dan
sekolah. 3. Pelaksanaan pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1 Ngrambe
sudah cukup mengarah pada pemebelajaran sejarah. Hal ini terlihat materi pembelajaran tidak bersifat teoretis tetapi sudah dipilih oleh guru sesuai
dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai, metode pembelajaran yang digunakan sudah variatif, penilaian atau evaluasi yang digunakan diskusi dan
presentasi. Ketika guru melangsungkan pembelajaran di kelas peran guru sebagai fasilitator, motivator, evaluator pada kegiatan siswa sudah bisa
dijalankan dengan baik. 4. Kendala-kendala dalam pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1
Ngrambe yaitu : 1 siswa yang tidak bersungguh-sungguh merugikan siswa lainnya dalam kelompok asalnya, 2 alokasi waktu pembelajaran yang
127
kurang, 3 materi terelalu banyak dan cakupannya luas sehingga tidak semua materi dapat diajarkan secara mendalam.
5. Cara-cara mengatasi kendala dalam pembelajaran sejarah model Jigsaw di SMA Negeri 1 Ngrambe yang dilakukan oleh guru sejarah yaitu : siswa harus
lebih dulu paham aturan main dalam pembelajaran model Jigsaw, pembagian kelompok diupayakan heterogen, tidak semua materi dapat diajarkan secara
mendalam, perlu ditambahkan alokasi waktu satu jam pelajaran untuk mata pelajaran sejarah.
D. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Model