xcv tetapi oleh sebagian masyarakat yang lain atau elite politik bukan
dianggap sebagai masalah; 2 Membuat batasan masalah;
3 Mobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah.
Ketertiban antara hukum dan kebijakan publik akan semakin relevan pada saat hukum diimplementasikan. Proses implementasi selalu
melibatkan lingkungan dan kondisi yang berbeda di tiap tempat, karena memiliki ciri-ciri struktur sosial yang tidak sama. Demikian pula
keterlibatan lembaga di dalam proses implementasi selalu akan bekerja di dalam konteks sosial tertentu sehingga terjadi hubungan timbal balik yang
dapat saling mempengaruhi.
B. Kerangka Berpikir
Untuk memperjelas alur penulusan tesis, berikut ini digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:
xcvi Gambar 2 : Alur kerangka Berpikir
Teori Kebijakan
Teori Bekerjanya Hukum
KEBIJAKAN POLRES SRAGEN TERHADAP TINDAK PIDANA
PERJUDIAN
Penanganan masalah perjudian Preventif dan
Represif
HAMBATAN - HAMBATAN
Kepolisian : -
Kurangnya aparat -
Kinerja Kepolisian, dll Masyarakat :
- Sikap Apatis
- Tradisi, Adat dan
- Budaya
Solusi dalam Penanggulangan Tindak Pidana Perjudian Peningkatan Kinerja dan
Profesionalisme Kepolisian Peran serta seluruh lapisan
masyarakat dan tokoh agama Tujuan UU No. 7 Tahun
1974 : Penertiban Perjudian menuju
terciptanya Ketertiban Dalam Masyarakat
xcvii
Dalam menanggulangi tindak pidana perjudian, tindakan pertama yang dilakukan oleh aparat kepolisian adalah penyelidikan, yaitu untuk mencari dan menemukan perbuatan-perbuatan yang termasuk kategori tindak pidana perjudian
serta mencari dan menemukan bukti permulaan yang berkaitan dengan tindak pidana tersebut. Setelah penyelidikan, dilanjutkan dengan penyidikan, yaitu tindakan untuk mencari dan menemukan tersangka, dengan disertai bukti-bukti yang
memadai, sehingga menjadikan terang tindak pidana tersebut. Aparat Kepolisian harus melakukannya kebijakan-kebijakan dalam penanggulangan tindak pidana perjudian tentunya sesuai koridor hukum yang berlaku antara lain sesuai dengan
aturan-aturan yang telah diatur dalam KUHAP.
Dalam melakukan pemeriksaan pendahuluan penyelidikan, penyidikan Kepolisian masih sering mengalami hambatan- hambatan, baik yang berasal dari dalam tubuh kepolisian itu sendiri sikap dan kinerja, maupun hambatan yang berasal dari
masyarakat tradisi dan budaya. Hal ini dapat dilihat dengan masih adanya praktek-praktek pejudian di wilayah hukum Kepolisian Resort Sragen. Langkah-langkah yang harus diambil oleh aparat kepolisian sebagai lembaga yang bertugas
menyelidiki dan menyidiki masalah perjudian adalah membenahi kinerja dan profesionalisme serta selalu menjalin hubungan kerjasama dengan anggota masyarakat kepala desa, tokoh-tokoh masyarakat, dan tokoh-tokoh agama dalam
menanggulangi masalah perjudian di Kabupaten Sragen sehingga tercipta ketertiban dalam masyarakat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sebelum penulis mengemukakan jenis penelitian yang akan digunakan, maka terlebih dahulu perlu diuraikan secara singkat mengenai
metode, demikian pula penelitian. Metode menurut Setiono
40
adalah suatu alat untuk mencari jawaban dari pemecahan masalah, oleh karena itu suatu metode atau alatnya harus jelas
terlebih dahulu apa yang akan dicari. Penelitian dalam penulisan ini termasuk
40
Setiono, Pemahaman terhadap Metode Penelitian Hukum, Pascasarjana UNS, Surakarta. 2005. hal 1