Efisiensi Usahatani Kemanfaatan Usahatani Penelitian Terdahulu

6. Efisiensi Usahatani

Penghitungan efisiensi usahatani yang sering digunakan adalah Re- venue Cost Ratio RC merupakan perbandingan ratio atau nisbah antara penerimaan revenue dengan biaya cost. Rumus RC adalah sebagai berikut : RC ratio = Pr = penerimaan usahatani Bu biaya usahatani Dengan kriteria apabila RC ratio 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut telah efisien dan apabila RC ratio ≤ 1 menunjukkan bahwa usahatani tersebut tidak efisien Rahim dan Hastuti, 2007.

7. Kemanfaatan Usahatani

Analisis perbandingan Increamental BC adalah perbandingan antara perbedaan manfaat dengan pengorbananpengeluaran beberapa usahatani. Menurut Rahim dan Hastuti 2007, analisis BC Ratio dapat digunakan untuk membandingkan dua usaha pertanian seperti usahatani tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan lain-lain. Analisis Increamental benefit cost ratio BC merupakan perbandingan ratio an- tara manfaat benefit dan biaya cost adalah sebagai berikut : Increamental BC = Bu D D Pr Keterangan : ∆Pr = Selisih penerimaan dari usahatani pertama dan usahatani kedua ∆Bu = Selisih biaya dari usahatani pertama dan usahatani kedua Nilai Increamental BC 1, maka usahatani pertama lebih mem- berikan manfaat daripada usahatani kedua. Bila Increamental BC ≤ 1, ma- ka usahatani pertama tidak memberikan kemanfaatan.

8. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian Irawati 2003 yang berjudul Analisis Komparatif Usahatani Padi Organik dengan Usahatani Padi Non Organik di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa bia- ya usahatani padi organik Rp 2.522.117,34Ha lebih rendah daripada bia- ya usahatani padi non organik Rp 2.639.263,35Ha atau biaya usahatani padi organik 4,65 persen lebih rendah daripada biaya usahatani padi non organik. Sementara dari sisi penerimaan, penerimaan padi organik Rp 8.555.779,09Ha lebih tinggi dibandingkan dengan penerimaan padi non organik Rp 7.941.214,53Ha atau penerimaan padi organik 7,74 persen lebih tinggi daripada penerimaan padi non organik. Rata-rata pendapatan usahatani padi organik Rp 6.033.661Ha lebih besar daripada rata-rata pendapatan padi non organik Rp 5.301.951,17Ha. Nilai RC ratio usahatani padi organik maupun usahatani padi non organik telah efisien dengan nilai RC Ratio sebesar 3,39 pada usahatani padi organik dan 3,01 pada usahatani padi non organik. Usahatani padi organik lebih membe- rikan tambahan kemanfaatan atau lebih menguntungkan daripada usaha- tani padi non organik dengan nilai Increamental BC Ratio sebesar 6,25. Menurut hasil penelitian Astuti 2006 yang berjudul Analisis Usa- hatani Padi dengan pupuk Organik Ditinjau dari Segi Peningkatan Pen- dapatan Petani di Kabupaten Purworejo menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas padi dengan pupuk organik 70,66KuHaMT lebih tinggi daripada rata-rata produktivitas padi dengan pupuk non organik 56,49 Ku HaMT. Rata-rata pendapatan usahatani padi dengan pupuk organik Rp 9.896.573,65HaMT lebih besar 1,491 kali daripada pendapatan usa- hatani padi dengan pupuk non organik Rp 6.638.048,42HaMT. Nilai efisiensi usahatani padi dengan pupuk organik lebih tinggi yaitu dengan nilai RC Ratio sebesar 3,34; sedangkan usahatani padi dengan pupuk non organik nilai RC Ratio sebesar 3,24. Usahatani padi dengan pupuk orga- nik lebih memberikan tambahan kemanfaatan atau lebih menguntungkan daripada usahatani padi dengan pupuk non organik dengan nilai Increa- mental BC Ratio sebesar 3,56. Menurut hasil penelitian Tristyatama 2009 yang berjudul Penggu- naan Pupuk Organik Ditinjau dari Peningkatan Pendapatan Petani pada Usahatani Padi di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa uasahatani padi yang menggunakan pupuk organik telah dapat mengurangi penggunaan pupuk urea kurang lebih 36 persen 1.555,55 Kgha, mengurangi pupuk TSP lebih kurang 63 persen 187,15 KgHa, mengurangi pupuk ponska lebih kurang 56 persen 89,64 Kgha, mengurangi pupuk ZA sampai 100 persen, dan pestisida kimia yang digunakan secara keseluruhan telah berkurang sebanyak 39 persen 236,45 KgHa. Rata-rata produktivitas padi 77,06 KuHaMT dan rata-rata pendapatan Rp 11.382.124,34Ha MT usahatani padi yang menggunakan pupuk organik tidak berbeda dengan rata-rata produktivitas padi 79,25 KuHaMT dan rata-rata pen- dapatan Rp 10.857.315,99HaMT usahatani padi yang tidak mengguna- kan pupuk organik. Nilai efisiensi usahatani padi yang menggunakan pupuk organik dengan RC Ratio sebesar 3,23 lebih tinggi daripada efisiensi usahatani padi tidak menggunakan pupuk organik dengan RC Ratio sebesar 2,85. Usahatani padi yang menggunakan pupuk organik mempunyai keman- faataan yang lebih tinggi dibandingkan usahatani padi yang tidak meng- gunakan pupuk organik karena biaya usahatani padi yang menggunakan pupuk organik yang dikeluarkan lebih rendah dan efisiensi usahataninya lebih tinggi dibandingkan usahatani padi yang tidak menggunakan pupuk organik. Dari hasil analisis ketiga penelitian di atas, dapat diketahui bahwa usahatani padi dengan menggunakan pupuk organik memberikan pendapa- tan yang lebih besar, lebih efisien dan memberikan kemanfaatan yang lebih besar jika dibandingkan dengan usahatani padi yang tidak menggu- nakan pupuk organik.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah