BAB 3 BAHAN DAN METODA
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian bersifat deskriptif.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai mulai bulan Juni 2012 sampai Agustus 2012
yang meliputi studi kepustakaan, pengumpulan data, pengumpulan sampel, penelitian dan hasil penelitian.
3.3. Subjek Penelitian
3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah sediaan blok parafin yang berasal dari
jaringan payudara yang didiagnosis sebagai tumor phyllodes pada Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Instalasi
Patologi Anatomi Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sediaan blok parafin dari jaringan
payudara yang sesuai dengan kriteria inklusi.
3.4. Jumlah Sampel
Tergantung pada jumlah penderita tumor payudara dengan diagnosis histologis tumor phyllodes pada Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Instalasi Patologi Anatomi Rumah
Sakit Haji Adam Malik Medan dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2011.
3.5. Kriteria Penelitian
3.5.1. Kriteria Inklusi: Yang termasuk kriteria inklusi adalah sediaan blok parafin jaringan
payudara dengan slaid pulasan hematoksilin eosin yang didiagnosis dengan tumor phyllodes jinak, borderline dan ganas.
3.5.2. Kriteria Eksklusi: 1.
Sediaan blok parafin yang kemudian didiagnosis dengan fibroadenoma, sarkoma stroma payudara dan karsinoma metaplastik.
2. Sediaan blok parafin yang rusak dan tidak dapat diproses lebih lanjut
dengan pulasan Van Gieson.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Cara Kerja
1. Semua slaid yang berasal dari tumor payudara yang telah didiagnosis
sebagai tumor phyllodes. 2.
Dilakukan pembacaan ulang oleh dua orang dokter spesialis patologi bersamaan dengan peneliti untuk memisahkan antara tumor phyllodes,
fibroadenoma, sarkoma stroma payudara dan karsinoma metaplastik. 3.
Kemudian tumor phyllodes diklasifikasikan menjadi tumor phyllodes jinak, borderline dan ganas berdasarkan pada klasifikasi WHO tahun
2003. 4.
Dilakukan pemotongan ulang blok paraffin. 5.
Dilakukan pulasan dengan Van Gieson 6.
Evaluasi ulang seluruh gambaran histologis slaid dengan pulasan hematoksilin-eosin dan Van Gieson.
3.6.1. Pembuatan Sediaan Mikroskopis Sediaan mikroskopis dibuat dengan cara sebagai berikut
19
:
1. Blok parafin yang telah dikumpulkan, disimpan dalam lemari pendingin
sampai cukup dingin, selanjutnya dipotong tipis dengan menggunakan mikrotom dengan tebal 4-6 µm. Setiap blok parafin, dipotong ulang 1 kali
untuk pulasan Van Gieson 2.
Sampel blok parafin yang sudah dipotong tipis 4-6 µm ditempelkan pada kaca objek dengan cara menggunakan ujung pisau atau pinset yang
runcing. Potongan tipis dipisahkan dan diratakan dengan memasukkannya ke dalam air hangat. Setelah mengembang, pindahkan ke atas kaca objek.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, kaca objek diletakkan di atas alat pemanas hot plate 50- 60⁰C. Setelah parafin melunak, kaca objek dikeringkan dan potongan
jaringan siap untuk dipulas. 3.6.2. Prosedur sebelum pulasan Van Gieson.
19
1. Slaid dengan potongan tipis jaringan 4-6 µm yang sudah ditempelkan
pada kaca objek dideparafinisasi dengan cara mencelupkan preparat ke dalam cairan xylol sebanyak 3 kali, masing-masing 5 menit.
2. Rehidrasi dengan mencelupkan slaid secara berurutan dalam etanol 98
sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit, kemudian alkohol 90, 80 dan 70 masing-masing selama 5 menit.
3. Bilas dengan air mengalir selama 5 menit.
4. Slaid siap dipulas dengan pulasan Van Gieson.
3.6.3. Protokol Pemulasan Van Gieson.
19
1. Slaid yang telah dideparafinisasi dan dibilas dengan air mengalir, dipulas
dengan Weigert’s iron hematoxilin selama 15-30 menit untuk memulas nukleus.
2. Bilas dengan air mengalir.
3. Bilas dengan larutan alkohol asam untuk menghilangkan Weigert’s iron
hematoxilin dari sitoplasma dan struktur lain kecuali nukleus. 4.
Bilas dengan air mengalir hingga alkohol asam hilang. 5.
Pulas dengan larutan Van Gieson selama 3 menit 6.
Dehidrasi dengan cara mencelupkan slaid secara berurutan dalam etanol 70,80,96 dan etanol absolut, masing-masing selama 5 menit.
Universitas Sumatera Utara
7. Clearing dengan cara mencelupkan preparat ke dalam larutan xylol
sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit. 8.
Lakukan mounting dan tutup dengan kaca penutup.
3.7. Alat dan Bahan Penelitian