Toksisitas Cu Terhadap Konsumsi Oksigen dan Respon Hematologi

Okpokwasili 1999 diperoleh bahwa Clarias garipienus yang sehat memiliki nilai hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang sakit. Molekul hemoglobin adalah suatu protein dalam eritrosit yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi Fe bervalensi. Hemoglobin darah merupakan alat transportasi oksigen dan karbondioksida. Di dalam kapiler-kapiler insang, hemoglobin bergabung dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Menurut Angka et al. 1985 kadar hemoglobin dalam darah ikan mas dewasa normal adalah 8,61±0,43 - 10,86±0,48 g100mL, sedangkan menurut Blaxhall 1972 bahwa kadar hemoglobin dibawah kisaran kadar hemoglobin ikan normal mengindikasikan ikan mengalami anemia. Meningkatnya kadar hemoglobin menunjukkan ikan berada dalam keadaan stres Anderson dan Swicki 1993.

2.6 Toksisitas Cu Terhadap Konsumsi Oksigen dan Respon Hematologi

Laju konsumsi oksigen dalam tubuh biota air dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor-faktor lingkungan eksternal dan faktor-faktor dalam biota itu sendiri internal. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan, yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah. Insang sebagai alat pernapasan ikan, juga digunakan sebagai alat pengatur tekanan antara air lingkungan dengan dalam tubuh ikan osmoregulasi. Oleh sebab itu, insang merupakan organ yang penting pada ikan, yang juga sangat peka terhadap pengaruh toksisitas logam. Sel epitel insang merupakan tempat beberapa macam logam klas B terikat. Keberadaan logam berat yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi sistem respirasi organisme akuatik.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan selama bulan Oktober – Desember 2009. Untuk pemeliharaan dan analisis Cu pada air dan hati ikan uji dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, sedangkan untuk analisis darah dan histopatologi dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium, selang, pH- meter, termometer, mikroskop, DO-meter, blower, stoples, dan timbangan elektrik. Bahan-bahan yang diperlukan adalah ikan nila gift ukuran 10-12 gram, agen tembaga CuSO 4 .5H 2 O, NaOH, CH 3 COOH, air ketapang, kapur pertanian dan pakan ikan.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pertama berupa penelitian pendahuluan dengan 2 tahapan yaitu uji toksisitas Cu dan uji nilai pH; dan bagian kedua berupa penelitian inti yaitu uji pengaruh toksisitas Cu pada berbagai pH, analisis darah, pengukuran tingkat konsumsi oksigen dan uji histopatologi. 3.3.1 Penelitian Pendahuluan 3.3.1.1 Uji Toksisitas Cu Uji toksisitas Cu bertujuan untuk menentukan konsentrasi CuSO 4 .5H 2 O sebagai bahan uji yang akan digunakan untuk mencemari media pemeliharaan dengan Cu sebagai bahan aktif sebanyak 0,1 mgL; 0,3 mgL; 0,5 mgL, 0,7 mgL dan 0,9 mgL. Nilai konsentrasi yang dipakai berdasarkan nilai LC 50 Cu pada ikan air tawar. Apabila pada uji ini tidak diperoleh hasil yang diharapkan pada batas ambang bawah dan batas ambang atas dari konsentrasi Cu yang digunakan, maka nilai konsentrasi Cu yang dipakai akan diturunkan atau ditingkatkan. Langkah yang dilakukan adalah membagi sebanyak 150 ekor hewan uji menjadi 5