Gambaran darah ikan Histopatologi dan Gambaran Darah Ikan .1 Histopatologi ikan

penyakit atau kajian tentang adaptasi yang tidak cukup terhadap perubahan- perubahan lingkungan eksternal dan internal. Insang adalah organ yang berhubungan dengan pernapasan utama dari ikan. Epithelium insang dari ikan adalah lokasi pertukaran gas yang utama, keseimbangan asam basa, dan regulasi ion. Fungsi organ pernafasan ini adalah hal yang penting bagi kehidupan ikan, dan untuk seluruh keberadaan ikan. Oleh karena itu, jika ikan diekspos ke lingkungan yang tercemar, akan membahayakan fungsi utama dari organ pernafasan ikan tersebut. Toksisitas logam-logam berat yang melukai insang dan struktur jaringan luar lainnya, dapat menimbulkan kematian terhadap ikan yang disebabkan oleh proses anoxemia, yaitu terhambatnya fungsi pernapasan yakni sirkulasi dan eksresi dari insang. Unsur- unsur logam berat yang mempunyai pengaruh terhadap insang adalah timah, seng, besi, tembaga, kadmium dan merkuri Widodo 1980. Ginjal berfungsi untuk filtrasi dan mengekskresikan bahan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, termasuk polutan seperti logam berat yang toksik. Hal tersebut menyebabkan ginjal sering mengalami kerusakan oleh daya toksik logam. Ginjal berperan utama dalam ekskresi metabolisme, pencernaan dan tempat penyimpanan berbagai unsur, termasuk bahan racun. Histopatologi ginjal adalah suatu kunci indikator dari toksisitas bahan kimia.

2.5.2 Gambaran darah ikan

Sel darah tersusun atas sel darah merah eritrosit dan sel darah putih leukosit, dan kedua tipe sel ini terbentuk pada jaringan hematopoetik ginjal. Volume darah pada ikan lebih sedikit dibandingkan dengan vertebrata lainnya, yaitu sekitar 3 dari berat tubuhnya. Darah mempunyai fungsi vital diantaranya adalah mengedarkan nutrien ke seluruh sel-sel tubuh, membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh serta membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukannya Wedemeyer 1996. Darah mengalir dengan membawa oksigen dari insang ke jaringan, karbondioksida ke kulit dan insang, serta produk pencernaan dari hati ke jaringan dan ion seperti Na + dan Cl - yang berperan dalam osmoregulasi. Sedangkan bahan-bahan asing atau yang tidak dibutuhkan oleh tubuh diangkut ke ginjal dan dikeluarkan melalui urin atau dipagositasi. Parameter darah merupakan suatu indikator adanya perubahan kondisi kesehatan ikan, baik karena faktor infeksi mikroorganisme maupun karena faktor non infeksi oleh lingkungan, genetik, dan nutrisi. Menurut Amlacher 1970, darah mengalami perubahan-perubahan yang serius khususnya bila terkena infeksi oleh bakteri, dalam hal ini Bacterial Haemorragic Septicemia. Selain itu, kelebihan dan kekurangan makanan juga mempengaruhi komposisi darah perubahan pada level total protein, hemoglobin, dan total eritrosit. Eritrosit pada ikan merupakan sel yang terbanyak yang berfungsi sebagai transpor oksigen. Pada ikan air tawar berjumlah sekitar 1-2 juta selmm 3 Bowser 1993, diacu dalam Wedemeyer 1996. Sedangkan menurut Roberts 1978, pada ikan normal yang tidak terkena penyakit atau gangguan-gangguan lainnya jumlah sel darah merah berkisar 1,05-3,00 x 10 6 selmm 3 Leukosit berjumlah lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit, pada ikan Chanel catfish total leukosit berjumlah 64,75 x 10 . Rendahnya jumlah eritrosit menandakan ikan mengalami anemia dan kerusakan organ ginjal. Sedangkan tingginya jumlah eritrosit menandakan ikan dalam keadaan stres dan terserang patogen Wedemeyer dan Yasutake 1977; Nabib dan Pasaribu 1989. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sel darah merah adalah spesies, perbedaan induk genetik, kondisi nutrisi, aktifitas fisik, dan umur Dellman dan Brown 1989. 3 selmm 3 Wedemeyer 1996. Menurut Rastogi 1977, jumlah sel darah putih pada ikan air tawar berkisar antara 20.000-150.000 selmm 3 Trombosit berfungsi utama dalam pembekuan darah apabila terjadi luka pada tubuh ikan serta mengaktifkan protrombin menjadi trombin dengan bantuan kalsium. Trombosit merupakan nukleat dan berukuran lebih kecil daripada limposit tetapi sering tidak ditemukan pada darah ikan yang tidak mengalami stres Wedemeyer 1996. Monosit beredar melalui peredaran darah dan mampu darah. Jumlah leukosit yang menyimpang dari keadaan normal mempunyai arti klinis penting untuk evaluasi proses penyakit Dellman dan Brown 1989. Leukosit berdiferensiasi di ginjal menjadi beberapa tipe khusus seperti limposit, netrofil, dan trombosit. Jumlah limposit pada ikan salmon adalah 90-98, netrofil 1-9, dan trombosit 1-6 sedangkan monosit sekitar 0,1 dari total leukosit. menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung dan berdiferensiasi menjadi sel-sel fagositik Rastogi 1977. Netrofil berfungsi melawan penyakit bersama-sama dengan eosinofil yang disebabkan oleh organisme mikroseluler seperti bakteri dan virus. Sifat melawan penyakit ini disebut sifat fagositik yaitu memakan dan menghancurkan sel penyebab penyakit Lagler et al. 1977. Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah dan plasma darah, serta berpengaruh terhadap pengaturan sel darah merah Hesser 1960. Peningkatan kadar hematokrit ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu perubahan parameter lingkungan terutama suhu perairan serta keadaan fisiologi ikan terkait dengan energi yang dibutuhkan Jawad et al. 2004. Menurut Snieszko 1960 ikan rainbow trout yang normal, nilai hematokrit berkisar antara 23-33. Apabila ikan terserang penyakit atau kehilangan nafsu makan karena sebab-sebab yang tidak jelas, maka nilai hematokrit menjadi lebih rendah Snieszko 1960. Hal ini sesuai dengan Angka et al. 1985 yang menyatakan bahwa apabila ikan terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, maka nilai hematokrit akan menjadi rendah. Menurut Angka et al. 1985 hematokrit ikan bervariasi tergantung pada faktor nutrisi dan umur ikan. Anak ikan dengan nutrisi baik mempunyai kadar hematokrit lebih tinggi daripada ikan dewasa atau anak ikan dengan nutrisi rendah. Nabib dan Pasaribu 1989 menyatakan bahwa nilai hematokrit di bawah 30 menunjukkan defisiensi eritrosit. Sedangkan Gallaugher et al. 1995 menyatakan bahwa nilai hematokrit yang lebih kecil dari 22 menunjukkan ikan mengalami anemia. Hemoglobin adalah protein dalam eritrosit yang tersusun atas protein globin tidak berwarna dan pigmen heme yang dihasilkan dalam eritrosit. Kemampuan darah untuk mengangkut oksigen bergantung pada kadar Hb dalam darah Lagler et al. 1977. Disebutkan juga oleh Siakpere et al. 2005 bahwa secara fisiologis, hemoglobin menentukan tingkat ketahanan tubuh ikan dikarenakan hubungannya yang sangat erat dengan daya ikat oksigen oleh darah. Wells et al. 2005 menyatakan bahwa 1 gram hemoglobin dapat mengikat kira-kira 1,34 mL oksigen. Hemoglobin dalam darah ikan teleostei berkisar antara 37-70 Lagler et al. 1977. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ogbulie dan Okpokwasili 1999 diperoleh bahwa Clarias garipienus yang sehat memiliki nilai hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang sakit. Molekul hemoglobin adalah suatu protein dalam eritrosit yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi Fe bervalensi. Hemoglobin darah merupakan alat transportasi oksigen dan karbondioksida. Di dalam kapiler-kapiler insang, hemoglobin bergabung dengan oksigen membentuk oksihemoglobin. Menurut Angka et al. 1985 kadar hemoglobin dalam darah ikan mas dewasa normal adalah 8,61±0,43 - 10,86±0,48 g100mL, sedangkan menurut Blaxhall 1972 bahwa kadar hemoglobin dibawah kisaran kadar hemoglobin ikan normal mengindikasikan ikan mengalami anemia. Meningkatnya kadar hemoglobin menunjukkan ikan berada dalam keadaan stres Anderson dan Swicki 1993.

2.6 Toksisitas Cu Terhadap Konsumsi Oksigen dan Respon Hematologi