Tingkat Konsumsi Oksigen Prosedur Pengukuran Kualitas Air Tahap Analisis Darah

pH digunakan CH 3 COOH 1 dan untuk meningkatkan nilai pH digunakan NaOH 1. CH 3 COOH 1 sebanyak ±1ml dapat menurunkan nilai pH sebesar ±0,1, sedangkan NaOH 1 sebanyak ±2 ml dapat meningkatkan pH sebesar ±0,1. 3.3.2 Penelitian Inti 3.3.2.1 Uji Pengaruh Uji pengaruh dilakukan tanpa pergantian air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas tembaga pada berbagai pH terhadap tingkat konsumsi oksigen dan respon hematologi ikan nila gift. Pada penelitian ini digunakan empat nilai pH dengan konsentrasi tembaga dari hasil uji toksisitas yang menyebabkan letalitas terendah dan laju pertumbuhan harian tertinggi pada ikan nila gift. Pemberian tembaga pada perlakuan hanya dilakukan sekali yaitu pada awal penelitian. Pada awal dan akhir penelitian juga akan dilakukan analisis air media pemeliharaan dengan metode AAS untuk mengukur kandungan Cu yang terdapat pada air media pemeliharaan dan hati ikan uji. Pengukuran pH air dilakukan setiap hari, untuk menjaga agar nilai pH yang digunakan tetap sesuai dengan perlakuan. Variabel yang diukur meliputi : tingkat konsumsi oksigen, dan respon hematologi jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, kadar hemoglobin, dan kadar hematokrit serta diferensiasi leukosit, kerusakan jaringan, dan kelangsungan hidup. Pada uji pengaruh ini, digunakan ikan sebanyak 240 ekor dengan masing- masing perlakuan sebanyak 10 ekor dengan volume air 25 L pada 4 perlakuan, 4 kontrol dan 3 kali ulangan sehingga terbentuk 24 unit percobaan.

3.3.2.2 Tingkat Konsumsi Oksigen

Tingkat konsumsi oksigen diukur pada akhir penelitian dengan menghitung rasio oksigen terlarut pada awal dan akhir pengamatan. Botol respirasi diisi air sampai penuh, selanjutnya diaerasi dengan kuat bubling sehingga kandungan oksigennya bertambah. Setelah diaerasi air media dibiarkan selama setengah jam, kemudian dilakukan pengukuran oksigen terlarut sebagai DO awal. Ikan ditimbang kemudian dimasukkan kedalam botol respirasi dan ditutup selama 1 jam untuk dihitung DO akhir, maka akan didapatkan tingkat konsumsi oksigen dengan menggunakan rumus Liao dan Huang 1975. TKO = {DOawal – DoakhirW x t} x V Keterangan : TKO = tingkat konsumsi oksigen mg O 2 DOawal = oksigen terlarut pada awal pengamatan mgL gr tubuh jam DOakhir = oksigen terlarut pada akhir pengamatan mgL W = berat ikan uji gr t = periode pengamatan jam V = volume air dalam respirometer L

3.3.2.3 Prosedur Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air terdiri dari CO 2 , DO, NH 3 , H 2 S, pH dan suhu air. Pengukuran pH dan suhu dilakukan setiap hari, dan pengaturan pH untuk mencapai nilai pH perlakuan dilakukan setiap 8 jam. Pengukuran CO 2 dan DO dilakukan pada awal penelitian sebelum ikan dimasukkan, setelah ikan dimasukkan, dan pada akhir penelitian saat diperoleh kematian 50 pada salah satu perlakuan. Konsentrasi H 2 S dan NH 3 dalam media pemeliharaan diukur pada akhir penelitian.

3.3.2.4 Tahap Analisis Darah

1 Penghitungan jumlah sel darah merah SDM Prosedur pengamatan dan penghitungan jumlah SDM pada penelitian ini berdasarkan Blaxhall dan Daisley 1973. Darah diambil dari ikan dengan menggunakan injeksi yang berisi cairan antikoagulan untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah. Darah yang tersedot dimasukkan kedalam ependorf, kemudian darah dihisap menggunakan pipet pencampur sampai dengan skala 0,5 dan ditambahkan larutan Hayems yang dihisap dengan pipet yang sama hingga mencapai skala 101. Setelah itu, pipet digoyang membentuk angka delapan selama 3-5 menit. Tetesan pertama dibuang dan tetesan berikutnya diteteskan kedalam hemositometer haemocytometer dan ditutup dengan kaca penutup. Penghitungan dilakukan pada 5 kotak kecil yaitu pada sudut kiri atas, sudut kanan atas, sudut kiri bawah, sudut kanan bawah dan pada bagian tengah. Jumlah sel darah merah yang terhitung dikonversikan dengan rumus : Jumlah sel darah merah = ∑ sel darah merah terhitung x 10 4 selmm 3 . 2 Penghitungan jumlah sel darah putih SDP Prosedur pengamatan dan penghitungan jumlah SDP dilakukan berdasarkan Blaxhall dan Daisley 1973. Metode pengambilan darahnya sama dengan metode pengambilan darah merah. Darah dihisap dengan pipet pencampur sampai dengan skala 11. Jumlah sel darah putih yang terhitung dikonversikan dengan rumus : Jumlah sel darah putih = ∑ sel darah putih terhitung x 50 selmm 3 3 Pengukuran kadar hematokrit Prosedur pengamatan dan penghitungan kadar hematokrit dilakukan menurut Anderson dan Swicki 1993. Menggunakan Microhematocrit method, darah dimasukkan kedalam tabung mikrohematokrit sampai 45 bagian. Kemudian salah satu ujung tabung disumbat dengan crestaseal. Darah disentrifuge selama 5 menit. Setelah itu akan terbentuk lapisan-lapisan yang terdiri dari lapisan plasma yang jernih di bagian atas, kemudian lapisan putih abu-abu buffy coat yang merupakan trombosit dan leukosit dan lapisan eritrosit yang berwarna merah. Nilai hematokrit ditentukan dengan mengukur persentase volume eritrosit dari darah dengan menggunakan alat ukur panjang mistar dan dinyatakan dalam persentase Ht. 4 Kadar Hemoglobin Hb Pengukuran kadar haemoglobin pada prinsipnya adalah mengkonversikan haemoglobin dalam darah ke dalam bentuk asam hematin oleh asam klorida. Mula-mula darah diisap menggunakan pipet sahli hingga skala 20 mm 3 . Kemudian dipindahkan ke dalam tabung Hb yang berisi HCl 0,1 N sampai skala 10 garis kuning. Didiamkan selama 3–5 menit agar Hb bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin, kemudian diaduk dan ditambahkan aquadestila sedikit demi sedikit hingga warnanya sama dengan standar. Pembacaan skala dilakukan dengan melihat tinggi permukaan larutan yang dikocok dengan skala lajur g yang menunjukkan banyaknya Hb dalam gram setiap 100 ml darah dan dinyatakan dalam persentase Hb. 5 Diferensiasi Leukosit Satu tetes darah diteteskan di atas gelas objek yang bersih. Dengan menggunakan gelas objek yang lain darah disinggungkan sehingga antara kedua objek gelas tersebut membentuk sudut ± 30°. Setelah itu darah didorong ke arah depan dengan tidak mengubah sudut kedua objek gelas tersebut. Sediaan darah yang tipis setelah dikeringanginkan difiksasi selama ± 5 menit. Sediaan yang telah difiksasi kemudian diwarnai dengan zat warna Giemsa selama ± 30 menit. Sediaan diangkat dan kelebihan zat warna dibilas dengan air kran. Kemudian dikeringanginkan dan siap untuk diamati.

3.3.2.5 Uji Histopatologi