Oksigen Terlarut DO Suhu Nilai pH

1990. Selanjutnya dinyatakan bahwa, kebanyakan spesies budidaya dapat bertahan pada air yang memiliki konsentrasi CO 2 Lingkungan perairan dengan konsentrasi CO lebih dari 60 mgL apabila masih terdapat DO dalam jumlah tinggi. 2 yang tinggi, dapat menghalangi respirasi CO 2 pada insang ikan sehingga dapat menyebabkan kekurangan O 2 , hal ini disebabkan karena insang ikan sangat tergantung pada perbedaan kadar konsentrasi CO 2 di dalam darah dengan air untuk memindahkan gas. Kadar CO 2 yang tinggi dapat mengurangi jumlah CO 2 Nilai pH menentukan batas toksisitas CO yang dapat dipindahkan. 2 terlarut. Pada pH di bawah 5, sebagian besar karbondioksida terlarut berada dalam bentuk CO 2 , pada nilai pH antara 7-9 berbentuk sebagai HCO 3 - , dan pada pH diatas 11 sebagai ion CO 3 2- .

2.4.2 Oksigen Terlarut DO

Konsentrasi DO yang terlalu rendah dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ikan, seperti hypoxia, anorexia, respiratori stres, pingsan, dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Beberapa spesies tilapia menunjukkan kemampuan bertahan hidup dengan baik pada konsentrasi DO 1 mgL Uchida dan King 1962; Denzer 1968, diacu dalam Stickney 1979. Masuknya oksigen kedalam perairan melalui difusi pasif dari atmosfer, suatu proses yang terjadi akibat perbedaan tekanan parsial oksigen dalam air dan udara Wedemeyer 1996. Selanjutnya Boyd 1982 menyatakan bahwa kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh suhu, salinitas, agitasi dan tekanan. Pengaruh tekanan udara terhadap oksigen terlarut yaitu mempercepat proses kelarutan dan pelepasan oksigen.

2.4.3 Suhu

Suhu berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap aktifitas enzim, tingkat metabolisme dan kadar oksigen. Tingkat penyerapan racun dapat lebih tinggi dengan adanya kenaikan suhu. Kenaikan suhu di atas kisaran toleransi organisme dapat meningkatkan laju metabolisme, seperti pertumbuhan, reproduksi dan aktifitas organisme. Pada spesies perairan tropis memiliki suhu optimal 25ÂșC Stickney 1979.

2.4.4 Nilai pH

Nilai pH merupakan suatu ekspresi dari konsentrasi ion hidrogen H + dan menjelaskan logaritma negatif -log [H + ] dari aktifitas ion hidrogen . Jika terjadi penurunan pH dari 6 ke 5 artinya terjadi peningkatan kepekatan ion H + Nilai pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu ikan dan makhluk-makhluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya nilai pH maka dapat diketahui apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk menunjang kehidupan organisme akuatik. sebanyak 10 kali lipat. Kisaran pH di bawah 4,0 menyebabkan ikan mengalami kematian, dan pada pH 2,0-5,0 tidak dapat memijah. Swingle 1961; Mount 1973, diacu dalam Boyd 1988 menyatakan, bahwa titik mati asam dan basa untuk ikan masing-masing antara pH 4 dan pH 9. Namun demikian, jika perairan lebih asam dari pH 6,5 atau lebih basa dari pH 9,5 untuk waktu yang lama, maka pertumbuhan dan reproduksi akan menurun. Perubahan nilai pH mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia dan juga tembaga Cu. Nilai pH 7 merupakan nilai pH optimum yang baik bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan, pada kondisi ini perairan berada dalam keadaan stabil.

2.4.5 Total Amonia Nitrogen TAN