Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Pencemaran Logam Berat Tembaga

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran di atas, maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah tembaga mempunyai pengaruh toksik terhadap pertumbuhan, klorofil-a dan struktur talus Gracilaria edulis ? 2. Apakah tingkat konsentrasi Cu berpengaruh terhadap sifat fitotoksisitasnya ?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menunjukkan respon pertumbuhan, konsentrasi klorofil-a, dan struktur talus Gracilaria edulis berdasarkan tingkat konsentrasi Cu.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai dasar kelengkapan informasi tentang toksisitas cemaran tembaga pada biota air khususnya organisme fotosintetik, Gracilaria edulis berdasarkan respon fisiologis untuk kemudian dapat dijadikan dasar dalam melihat tingkat indikator kesehatan ekosistem pesisir dan laut dan dapat memberikan informasi kepada pembudidaya Gracilraria spp dalam mempertimbangkan lokasi budidaya sehingga usaha budidaya Gracilaria spp dapat berhasil dengan baik.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah tingkat konsentrasi Cu pada kisaran 0,01-0,5 ppm selama 28 hari paparan dapat menurunkan pertumbuhan dan konsentrasi klorofil-a serta merusak struktur talus Gracilaria edulis.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pencemaran Logam Berat Tembaga

Lingkungan perairan dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahan- perubahan dalam tatanan lingkungan perairan sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat masuknya suatu zat ke dalam tatanan lingkungan tersebut. Salah satu zat yang dapat mencemari lingkungan perairan adalah logam berat dan apabila terlarut dalam konsentrasi tinggi, dapat berdampak buruk pada satu atau lebih jenis organisme yang tadinya hidup normal dalam tatanan lingkungan tersebut. Tembaga Cu masuk ke dalam tatanan lingkungan perairan melalui jalur alamiah dan non alamiah. Pada jalur alamiah, logam tembaga mengalami siklus perputaran yang stabil, namun kandungan alamiah logam akan berubah-ubah akibat jalur non alamiah. Jalur non alamiah berupa aktifitas manusia seperti buangan limbah kegiatan industri, pertambangan Cu, maupun industri galangan kapal beserta outfall dan pengecatan anti fouling pada kapal adalah jalur yang mempercepat terjadinya peningkatan kelarutan Cu dalam perairan Mukhtasor, 2007. Kadar ambien total Cu +2 yang terlarut dalam perairan laut lepas berkisar antara 1-10 nM dan akan meningkat kadarnya mencapai 10-100 nM pada daerah pesisir dan muara sungai Brown dan Newman, 2003. Penelitian mengenai status pencemaran tembaga di Indonesia telah banyak dilakukan dan diperkirakan sudah berindikasi pencemaran. Evaluasi kondisi lingkungan perairan Kepulauan Seribu bagian utara, tengah, dan selatan tahun 2004 menunjukkan bahwa konsentrasi Cu telah melebihi ambang batas toleransi bagi makroalga yaitu berkisar antara 0,076-0,209 mgl Sachoemar, 2008.

2.2 Peran Tembaga Bagi Makroalga