Kelembaban Aplikasi Gel Aloevera dan Gliserin sebagai Pelembab pada Produk Pembersih Tangan (Handasanitizer)

15 Pengujian Efektivitas Produk Pengujian efektivitas produk menggunakan uji swab. Bakteri yang didapatkan dari hasil usapan pada setengah telapak tangan dan sela-sela jari pada tangan kanan. Jumlah bakteri didapatkan dengan membagi total koloni yang tumbuh pada media Plate Count Agar dengan luas permukaan tangan cm². Luas permukaan telapak tangan adalah 180 cm² dan luas permukaan sela-sela jari adalah 41 cm² Supeni 2009. Luas permukaan tangan yang diambil adalah setengah dari jumlah luas telapak tangan dan sela-sela jari, maka luas permukaan tangan yang diambil adalah 110.5 cm². Hasil dibandingkan dengan jumlah normal bakteri pada tangan yaitu sebesar 847 CFUcm² pada telapak tangan dan 223 CFUcm² pada jari-jari tangan Fierer 2008, sehingga total bakteri normal rata- rata adalah 1070 CFUcm². Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti 2013, hanya setengah dari luas permukaan yang diambil usapan, sehingga hasil normal rata-ratanya adalah 535 CFUcm². Tabel 4 Hasil perhitungan jumlah bakteri pada tangan Kondisi responden Ulangan jumlah bakteri CFUcm² rata-rata CFUcm² 10 ⁻¹ 10 ⁻² Cuci tangan + pakai air biasa 1 53.85 25.33 39.59 2 46.60 19.45 33.02 Cuci tangan + pakai handsanitizer merk X 1 38.46 14.48 26.47 2 34.39 12.67 23.53 Cuci tangan + pakai handsanitizer 1 19.45 9.95 14.70 2 19.00 8.14 13.57 Kondisi responden sebelum dilakukan pengujian diharuskan mencuci tangan terlebih dahulu sehingga mikroba di tangan sebagian besar telah menurun, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Girou et al. 2002 membuktikan bahwa cuci tangan dapat menurunkan jumlah kuman di tangan hingga 58. Berdasarkan uji statistik parametrik pada Lampiran 8 didapatkan nilai P0.05, maka disimpulkan tolak H o dan terima H 1 . Hal tersebut dapat diartikan perbedaan kondisi responden mempengaruhi cemaran mikroba pada tangan. Berdasarkan hasil kondisi tangan responden mempengaruhi jumlah cemaran mikroba pada tangan, selanjutnya dilakukan uji lanjut one way anova untuk mengetahui perbedaan paling signifikan diantara ketiga kondisi tangan responden. Berdasarkan hasil uji lanjut one way anova pada Lampiran 9, menunjukkan adanya perbedaan paling signifikan rata-rata kondisi tangan responden yaitu kondisi responden dengan cuci air biasa dan cuci tangan menggunakan formulasi handsanitizer, sedangkan untuk cuci tangan menggunakan handsanitizer X tidak memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan cuci air biasa dan cuci menggunakan formulasi handsanitizer. 16 Pendugaan Umur Simpan Produk Handsanitizer Umur simpan suatu produk adalah rentang waktu antara produk mulai dikemas atau diproduksi sampai digunakan dengan mutu yang masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi Robertson, 2010. Pendugaan umur simpan pada produk handsanitizer menggunakan formulasi F yang menjadi formulasi terbaik dari hasil uji hedonik. Sampel tersebut dilakukan pengamatan terhadap perubahan pada suhu 25 o C, 35 o C dan 50 o C dengan parameter susut bobot, persentase kadar air dan etanol pada suhu 70 o C dan 105 o C. Perubahan susut bobot diamati selama penyimpanan dengan tujuan untuk mengetahui besar bobot produk yang hilang ketika penyimpanan dengan suhu normal dan suhu tinggi. Selain penyusutan bobot, penyusutan kadar air dan etanol juga menjadi parameter pengujian umur simpan. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui persentase penurunan kadar air dan etanol yang menguap pada suhu 70 o C dan 105 o C. Produk handsanitizer yang memiliki komposisi bahan sebagian besar tersusun dari air dan etanol memiliki karakteristik mudah menguap. Etanol akan mudah menguap pada suhu 70 o C, sedangkan air akan menguap pada suhu 100- 105 o C. Namun pada produk handsanitizer, karena air dan etanol telah bercampur dan sulit untuk dibedakan, maka pada suhu 70 o C tidak murni etanol yang menguap dan pada suhu 105 o C tidak murni air yang menguap. Oleh karena itu pengujian diukur kadar air dan etanol pada suhu 70 o C dan 105 o C untuk mengetahui persentase penurunan kadar air dan etanol yang menguap. Pengukuran kadar air dan etanol menggunakan alat moisture analyzer. Alat tersebut memiliki prinsip kerja sama dengan oven, namun memiliki kelebihan dibandingkan dengan oven yaitu lebih akurat, terkalibrasi dan pengukuran dapat dilakukan dengan cepat. Pendugaan umur simpan produk menggunakan persamaan arhenius untuk mengetahui apakah produk masih layak diterima oleh konsumen. Persamaan arhenius menunjukkan laju reaksi terhadap suhu penyimpanan. Keadaan suhu penyimpanan sebaiknya tetap dari waktu ke waktu Syarief dan Halid, 1993. Penentuan persamaan arhenius bertujuan untuk mengetahui berapa lama produk dapat disimpan dalam penyimpanan suhu yang diinginkan. Penyimpanan produk handsanitizer pada ketiga suhu tersebut mneggunakan kemasan alumnium foil 20 ml. Foil adalah bahan kemas dari logam, berupa lembaran aluminium yang padat dan tipis dengan ketebalan kurang dari 0.15 mm. Foil mempunyai sifat hermetis, fleksibel dan tidak tembus cahaya. Ketebalan dari aluminium foil menentukan sifat protektifnya. Foil dengan ketebalan rendah masih dapat dilalui oleh gas dan uap. Sifat alufo yang tipis dapat diperbaiki dengan memberi lapisan plastik atau kertas menjadi foil-plastik, foil-kertas atau kertas-foil-plastik Syarief et al., 1989. Aluminium foil didefinisikan sebagai aluminium murni derajat kemurnian tidak kurang dari 99.4 yang dapat diperoleh dalam bentuk campuran yang berbeda-beda. Kemasan aluminium foil digunakan sebagai bahan pengemas primer produk handsanitizer karena barrier aluminium foil yang baik dengan dua lapis yakni plastik dan aluminium tipis. Kemasan primer tersebut akan melindungi produk dengan baik dan tahan lama Puspasafitri, 2014.