Kelengketan Aplikasi Gel Aloevera dan Gliserin sebagai Pelembab pada Produk Pembersih Tangan (Handasanitizer)
14 60. Persentase kelembaban sebelum dan sesudah pemakaian sampel dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Persentase kelembaban produk handsanitizer
No Panelis
Pemakaian Sebelum
Sesudah
1 1
27.8 46,.9
2 2
37.7 52.4
3 3
25.7 46.0
4 4
29.4 48.7
5 5
31.2 50.6
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kelembaban telapak tangan meningkat setelah pemakaian sampel handsanitizer. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sampel handsanitizer membuat kulit lebih lembab sesudah pemakaian. Hasil yang didapatkan sesudah pemakaian sampel masih dalam kisaran kelembaban ideal
kulit yaitu 40-60. Sampel handsanitizer yang digunakan merupakan sampel yang memiliki tingkat kelembaban tertinggi.
Keistimewaan lidah buaya ini terletak pada gelnya yang dapat membuat kulit tidak cepat kering dan selalu lembab. Keadaan tersebut disebabkan sifat gel
lidah buaya yang mampu meresap ke dalam kulit, sehingga dapat menahan kehilangan cairan yang terlampau banyak dari dalam kulit Suryowidodo, 1988.
Kandungan lignin di dalam gel lidah buaya mampu melindungi dan menjaga kelembaban kulit. Lignin merupakan senyawa polifenol yang banyak ditemukan
pada tumbuhan dan memiliki cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Gugus hidroksil tersebut dapat mengikat air dan memungkinkan
penyerapan air pada kulit Fengel D dan Wagener G, 1995.
Selain itu, gliserin memilik sifat higroskopis yang dapat melembabkan kulit dan melindunginya dari kekeringan. Gliserin merupakan pelembab yang baik
karena dapat berfungsi sebagai penarik, penahan, penyimpan dan penyuplai sumber air pada celah lapisan permukaan kulit. Kemampuan mengikat air oleh
gliserin disebabkan oleh adanya tiga gugus hidroksil yang dimilikinya, sehingga gliserin mampu mengikat air lebih besar dibandingkan jenis gula lain.
Penambahan konsentrasi gliserin yang semakin besar menyebakan air yang diikat semakin banyak, karena gliserin memiliki kemampuan mengikatmenahan air
Barnett, 1972.
Hal tersebut menyebabkan gliserin dan gel aloevera memiliki kemampuan sebagai bahan pelembab dan menjadi kombinasi pelembab terbaik yang disukai
panelis. Namun kombinasi bahan pelembab tersebut menyebabkan lengket di tangan. Hal tersebut disebabkan karena gliserin akan berinteraksi dengan lignin
menyebabkan senyawa yang lebih besar dan gugus hidroksil pada kedua kandungan pelembab tersebut bertemu sehingga menyebabkan kelengketan yang
kurang disukai oleh panelis.
15
Pengujian Efektivitas Produk
Pengujian efektivitas produk menggunakan uji swab. Bakteri yang didapatkan dari hasil usapan pada setengah telapak tangan dan sela-sela jari pada
tangan kanan. Jumlah bakteri didapatkan dengan membagi total koloni yang tumbuh pada media Plate Count Agar dengan luas permukaan tangan cm². Luas
permukaan telapak tangan adalah 180 cm² dan luas permukaan sela-sela jari adalah 41 cm² Supeni 2009. Luas permukaan tangan yang diambil adalah
setengah dari jumlah luas telapak tangan dan sela-sela jari, maka luas permukaan tangan yang diambil adalah 110.5 cm². Hasil dibandingkan dengan jumlah normal
bakteri pada tangan yaitu sebesar 847 CFUcm² pada telapak tangan dan 223 CFUcm² pada jari-jari tangan Fierer 2008, sehingga total bakteri normal rata-
rata adalah 1070 CFUcm². Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyastuti 2013, hanya setengah dari luas permukaan yang diambil usapan,
sehingga hasil normal rata-ratanya adalah 535 CFUcm².
Tabel 4 Hasil perhitungan jumlah bakteri pada tangan
Kondisi responden Ulangan
jumlah bakteri CFUcm²
rata-rata CFUcm²
10 ⁻¹
10 ⁻²
Cuci tangan + pakai air biasa 1
53.85 25.33
39.59 2
46.60 19.45
33.02 Cuci tangan + pakai handsanitizer merk X
1 38.46
14.48 26.47
2 34.39
12.67 23.53
Cuci tangan + pakai handsanitizer 1
19.45 9.95
14.70 2
19.00 8.14
13.57
Kondisi responden sebelum dilakukan pengujian diharuskan mencuci tangan terlebih dahulu sehingga mikroba di tangan sebagian besar telah menurun, hal ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Girou et al. 2002 membuktikan bahwa cuci tangan dapat menurunkan jumlah kuman di tangan hingga 58.
Berdasarkan uji statistik parametrik pada Lampiran 8 didapatkan nilai P0.05, maka disimpulkan tolak H
o
dan terima H
1
. Hal tersebut dapat diartikan perbedaan kondisi responden mempengaruhi cemaran mikroba pada tangan.
Berdasarkan hasil kondisi tangan responden mempengaruhi jumlah cemaran mikroba pada tangan, selanjutnya dilakukan uji lanjut one way anova untuk
mengetahui perbedaan paling signifikan diantara ketiga kondisi tangan responden. Berdasarkan hasil uji lanjut one way anova pada Lampiran 9, menunjukkan
adanya perbedaan paling signifikan rata-rata kondisi tangan responden yaitu kondisi responden dengan cuci air biasa dan cuci tangan menggunakan formulasi
handsanitizer, sedangkan untuk cuci tangan menggunakan handsanitizer X tidak memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan cuci air biasa dan cuci
menggunakan formulasi handsanitizer.