didukung oleh perilaku seseorang tersebut yang tidak
rutin menyikat gigi maka dengan mudah karies gigi
akan terbentuk. Apalagi kedua hal tersebut didukung
juga dengan kurangnya pengetahuan
tentang bagaimana cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan
gigi pada umumnya adalah penyakit jaringan penyangga
gigi dan karies gigi. Sumber dari penyakit itu karena
terabaikannya kebersihan gigi dan mulut dan akhirnya
terbentuk plak. Plak adalah endapan lunak, tidak
berwarna, dan mengandung aneka ragam bakteri yang
melekat erat pada permukaan gigi. Plak terbentuk karena
adanya sisa-sisa makanan di gigi kita sehingga sisa-sisa
makanan itu menjadi mikroorganisme
yang berkumpul dan mengendap
yang terdapat pada lapisan permukaan gigi yang tidak
dibersihkan. Plak juga merupakan penyebab utama
keradangan. Kecenderungan adanya plak ada pada setiap
individu di setiap kalangan usia. Demikian pula masih
banyak penduduk Indonesia masih tidak melakukan hal
yang dapat memelihara kesehatan gigi dan mulut
seperti menyikat gigi minimal dua kali sehari pada saat pagi
sesudah makan dan malam pada saat sebelum tidur.
2. Karies Gigi
Masalah kesehatan gigi yang paling banyak terjadi
khususnya pada masyarakat Indonesia ialah karies gigi.
Karies merupakan suatu proses demineralisasi oleh
interaksi antara produk- produk mikroorganisme,
ludah, serta bagian-bagian lain yang berasal dari
makanan dan email gigi. Ada beberapa faktor
penyebab terjadinya karies gigi.
Faktor yang
memungkinkan terjadinya karies yaitu :
a. umur; b. kerentanan permukaan gigi;
c. air ludah; d. bakteri;
e. frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies
makanan kariogenik. Karies gigi dapat timbul
karena terabaikannya
kebersihan gigi dan mulut sehingga terbentuk plak. Plak
adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung
aneka ragam bakteri yang melekat erat pada permukaan
gigi. Plak terbentuk karena adanya sisa-sisa makanan
yang akhirnya mengalami interaksi
dengan mikroorganisme sehingga
mengumpul dan mengendap pada lapisan permukaan gigi
yang tidak dibersihkan. Intinya, karies gigi
terjadi karena adanya interaksi antara makanan,
mikroorganisme, dan ludah saliva
sehingga memunculkan plak yang
selanjutnya dapat
berkembang menjadi lubang atau abses pada jaringan gigi.
Pada umumnya plak yang terbentuk berwarna putih atau
kecoklatan, plak yang terbentuk merupakan indikasi
penyakit karies pada gigi dan perlu untuk diwaspadai.
Karies pada gigi dapat dicegah dan ditindaklanjuti,
salah satunya dengan penerapan teknik menyikat
gigi yang baik dan benar secara teratur. Teknik
menggosok gigi yang baik dan benar jika diaplikasikan
tentu akan
mampu menjangkau bagian-bagian
gigi yang sulit dijangkau dengan teknik menyikat gigi
yang kurang
tepat. Pengaplikasian
teknik menggosok gigi yang baik
dan benar secara rutin dan kontinu tentu akan dapat
mencegah bahkan
menindaklanjuti penyakit karies.
3. Proses Terjadinya Karies pada Gigi
Terjadinya karies
merupakan rangkaian dari faktor-faktor tertentu dengan
suatu hasil. Karies gigi disebabkan oleh 3 faktor atau
komponen yang saling berinteraksi yaitu komponen
dari gigi dan air ludah atau saliva,
komponen
mikroorganisme yang
terdapat dalam mulut yang menghasilkan
asam Streptococcus
dan Lactobacil, dan komponen
makanan yang mengandung sukrosa dan glukosa.
Proses terjadinya karies pada gigi secara lebih lanjut
dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, yang pada
poin sebelumnya telah dibahas bahwa plak ini
merupakan akumulasi dari sukrosa gula dari sisa
makanan, ludah, serta bakteri asam laktat yang menempel
pada waktu tertentu sehingga menurunkan pH mulut
menjadi kritis yakni mencapai 5,5 kondisi sangat
asam. Hal ini pada akhirnya dapat
menyebabkan demineralisasi email yang
jika berlanjut dapat menjadi karies gigi Suryawati, 2010 :
244. Demineralisasi interna
selanjutnya menuju kearah dentin melalui lubang fokus
tetapi belum sampai kavitasi pembentukan
lubang. Kavitasi baru timbul bila
dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun, pada
beberapa kasus begitu banyak mineral hilang dari inti lesi
sehingga permukaan gigi mudah rusak secara mekanis
sehingga menimbulkan
kavitasi yang makroskopis atau dapat dilihat.
Pada karies dentin tahap awal, yang terlihat
hanya lapisan keempat lapisan transparan, terdiri
atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk
rintangan terhadap
mikroorganisme dan
enzimnya dan lapisan kelima lapisan opak tidak tembus
penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin
merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas.
Setelah terjadi kavitasi, bakteri baru akan menembus
tulang gigi. Pada karies tahap lanjut
atau karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan tiga
atau lapisan demineralisasi suatu daerah sempit, dimana
dentin partibular diserang,
lapisan empat dan lapisan lima Suryawati, 2010 : 246.
4. Teknik Menggosok Gigi yang Baik dan Benar