• Wawancara interview, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan untuk memperoleh sejumlah data primer melalui wawancara lisan yang
dilakukan secara langsung kepada informanpihak-pihak yang bersangkutan dalam obyek penelitian ini pejabat, pegawai pada instansi
terkait, dan pelaku teknis di lapangan. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan
dengan terlebih dahulu menyiapkan bahan wawancara atau pertanyaan. Informasi yang diperoleh dari informan akan bermanfaat untuk
mewujudkan validitas data secara keseluruhan dengan cara membandingkan dan melengkapi data hasil dokumentasi dengan informasi
yang diberikan oleh informan. Pada penelitian ini informan terdiri dari Kasubag. Hukum Ditjen Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial,
Pegawai Badan Pengelolaan DAS Citarum–Ciliwung, dan perwakilan kelompok tani.
• DokumentasiKajian Pustaka, yaitu pengumpulan data untuk mengumpulkan data-data sekunder dari berbagai dokumen, peraturan,
jurnal, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, yang dapat mendukung data-data hasil
wawancara. Dokumen institusi ini merupakan dokumen resmi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.
3.4 Analisis Data
Data mengenai program GNRHL Gerhan yang diperoleh di lapangan dengan mekanisme wawancara terstruktur akan dibandingkan dengan aturan yang
telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam bentuk Peraturan Mentri Kehutanan. Selanjutnya data mengenai program GNRHL Gerhan akan dianalisis
menggunakan karakteristik birokrasi ideal Weber. Analisis tersebut diharapkan dapat memberikan kesimpulan apakah kebijakan yang dibuat dalam Peraturan
Menteri Kehutanan terkait program GNRHL Gerhan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.
Analisis yang dilakukan meliputi : 1.
Peninjauan kebijakan, peninjauan kebijakan tersebut dilakukan dengan cara menelusuri latar belakang pembuatan kebijakan dan keterlibatan
berbagai elemen dalam kebijakan tersebut. 2.
Peninjauan implementasi kebijakan, peninjauan implementasi kebijakan dilakukan dengan cara menganalisa hasil kajian di lapangan mengenai
pelaksanaan program GNRHL Gerhan. 3.
Analisis administrasi, analisis administrasi didasarkan pada perbandingan antara kinerja program GNRHL Gerhan dengan karakteristik ideal Weber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Latar Belakang Program GNRHL Gerhan
Program GNRHL Gerhan dilatarbelakangi oleh semakin memburuknya kondisi lahan kritis di Indonesia. Pada bab sebelumnya telah disampaikan bahwa
lahan kritis di dalam kawasan hutan mencapai 8 juta hektar dan di luar kawasan hutan mencapai 15 juta hektar. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan perlu
dilakukan untuk menanggulangi hal ini. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GNRHL Gerhan ini merupakan salah satu aplikasi upaya rehabilitasi
hutan dan lahan yang berskala nasional dengan melibatkan banyak pihak. Tujuan GNRHL Gerhan dijadikan gerakan nasional adalah agar banyak
pihak yang terlibat dan mengambil peranan dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Keterlibatan berbagai instansi, lembaga, bahkan elemen masyarakat dapat
mendorong adanya kesadaran untuk berperan aktif dalam upaya menanggulangi kerusakan hutan dan lahan, sehingga tujuan dari upaya rehabilitasi hutan dan
lahan untuk mengurangi kerusakan lahan beserta dampaknya dapat terwujud. Tujuan tersebut dijelaskan dalam Permenhut No : P.03Menhut-V2004,
Permenhut No : 33Manhut-V2005, dan Keputusan Menteri Kehutanan No : 369Kpts-V2003.
4.2 Kelembagaan Program GNRHL Gerhan