1. Koordinasi yang kurang maksimal
Berdasarkan hasil wawancara dan penelusuran dokumen, koordinasi yang tidak terlaksana dengan baik menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan
GNRHL Gerhan. Hubungan antara Tim Pengendali Tingkat Pusat, Tim Pengendali Tingkat Provinsi, Tim Pembina Pelaksana, serta masyarakat
dinilai masih belum optimal. Indikasi tidak maksimalnya koordinasi dalam kelembagaan GNRHL Gerhan terlihat dalam proses penyampaian informasi
yang tidak lancar. Tidak lancarnya transfer informasi dapat berpengaruh buruk terhadap realisasi program GNRHL Gerhan. Program GNRHL Gerhan
melibatkan banyak pihak Pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi, LSM, dan masyarakat yang bergerak di sektor yang berbeda dan latar
belakang yang berbeda pula. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi dalam mengapresiasikan maksud, tujuan, bahkan teknis pelaksanaan
program. Penyampaian informasi yang kurang baik juga ditemukan pada tataran
masyarakat kelompok tani, sebagian kelompok tani masih belum memahami tujuan dan peranan keterlibatan mereka dalam program GNRHL Gerhan.
Contoh kasus dari koordinasi dan penyampaian informasi yang tidak terlaksana dengan baik ditemukan pada tataran masyarakat atau kelompok
tani, sebagian kelompok tani masih belum memahami maksud dari keterlibatan mereka dalam program GNRHL Gerhan dan keberlanjutan
kelompok yang mereka bentuk setelah melakukan penanaman. Hal tersebut juga menjadi indikasi bahwa pengembangan kelembagaan di tataran
masyarakat belum berjalan dengan baik. Sistem koordinasi yang tidak tertata rapi juga merupakan kendala dalam
pelaksanaan GNRHL Gerhan. Sistem koordinasi yang tidak tertata rapi menyebabkan ketidakmerataan pemaknaan terhadap tugas dan wewenang
pihak–pihak yang terlibat dalam program GNRHL Gerhan.
2.
Ketidakpastian waktu keluarnya anggaran
Adanya ketidakpastian waktu pencairan dana yang digunakan untuk pelaksanaan program GNRHL Gerhan menjadi faktor penghambat terhadap
pelaksanaan program tersebut. Sebagai contoh, dana yang seharusnya dikeluarkan pada awal tahun atau bulan Januari pada kenyataannya baru
keluar pada bulan November. Selama rentang waktu dari Januari hingga November pelaksanaan program GNRHL Gerhan menjadi terhambat,
akibatnya capaian realisasi program GNRHL Gerhan pada tahun tersebut tidak memenuhi target.
Ketidakpastian waktu pencairan dana anggaran GNRHL Gerhan berakibat padakeberhasilan kegiatan penanaman. Kegiatan penanaman idealnya
dilakukan pada bulan–bulan tertentu November sampai Februari dan ini membutuhkan biaya. Apabila dana baru dicairkan pada waktu – waktu ideal
tanam, maka kemungkinan presentase keberhasilan tanaman di lapangan menjadi rendah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan program GNRHL Gerhan belum menjadi gerakan bersama dalam skala nasional
yang terkoordinasi baik. Walaupun kelembagaan program tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bersama tiga Menteri Koordinasi dan melibatkan
banyak instansi dan lembaga, pada kenyataannya hanya sektor Kehutanan dan instansi serta lembaga di tingkat daerah yang terlibat aktif dalam program
tersebut. Selama ini pendanaan program GNRHL Gerhan hanya mengandalkan Dana
Alokasi Khusus–Dana Reboisasi. Pihak–pihak lain belum cukup berperan dalam pendanaan. Arahan untuk mengadakan dana pendamping baik dari APBN maupun
APBD belum terlaksana dengan baik, padahal adanya dana pendamping diharapkan dapat mengatasi kendala ketidakpastian waktu turunnya anggaran
GNRHL Gerhan. Para pembuat kebijakan program GNRHL Gerhan harus memiliki solusi
untuk mengatasi segala bentuk kendala yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan program tersebut. Pembuat kebijakan harus dapat menemukan akar
permasalahan dari timbulnya kendala tersebut. Bila pembuat kebijakan hanya mengatasi kendala yang bersifat teknis, maka dapat diprediksi kendala serupa
akan terjadi kembali. Lain halnya jika GNRHL Gerhan sudah menjadi kebutuhan bersama para pihak yang terlibat, maka akan dengan sendirinya para pihak yang
terlibat tersebut merasa perlu untuk melakukan program GNRHL Gerhan dengan sebaik–baiknya.
4.4 Analisis Administrasi Program GNRHL Gerhan dari Sisi Birokrasi