I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hama merupakan salah satu spesies yang dapat mengganggu aktivitas manusia, khususnya
para petani. Hama juga dapat menyebabkan kerugian dan kerusakan pada hasil panen, serta
mengganggu aktivitas hewan lainnya. Banyak metode kontrol hama dalam bidang pertanian
yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama. Kecekatan petani dalam melakukan
kontrol hama dengan menggunakan pembasmi hama sangat diperlukan, karena jika penggunaan
pembasmi hama tidak benar akan menimbulkan kerugian. Beberapa kerugian yang disebabkan
karena penggunaan pembasmi hama ialah: a kurang efisien dikarenakan terdapat hama yang
kebal terhadap pembasmi hama tertentu; b berkurangnya
populasi serangga
yang menguntungkan;
c berkurangnya
spesies predator yang dapat mengendalikan hama; d
gangguan pada hasil panen; e bahaya ekologi; f berdampak buruk pada ekosistem pertanian;
g tingginya bahaya keracunan pada manusia yang dapat menyebabkan kematian.
Pengendalian hayati biological control merupakan metode pengendalian hama oleh
manusia yang melibatkan musuh alami untuk mengurangi jumlah hama sampai pada batas
tertentu. Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh,
melemahkan, dan mengurangi fase reproduktif, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada
hama. Pengendalian hayati dapat diartikan sebagai pengendalian populasi hama dengan
menambahkan sejumlah predator atau musuh alami ke dalam suatu ekosistem Bosch et al.
1982 . Dalam bidang ekologi, jika jumlah hama berlebih dan menyebabkan kerugian ekonomi,
maka perlu dilakukan upaya pengurangan jumlah hama sampai pada level kesetimbangan
sehingga dapat menurunkan tingkat kerugian ekonomi.
Terdapat empat pendekatan utama untuk melakukan pengendalian hayati yaitu: 1
pendekatan klasik atau yang sering disebut pendekatan importasi: pendekatan ini dilakukan
untuk jenis hama yang hanya bisa dikendalikan dengan
predator tertentu;
2 pendekatan augmentasi: pendekatan yang dilakukan pada
situasi ketika jumlah predator tidak cukup optimal untuk mengendalikan hama dalam
jumlah besar; 3 manipulasi genetik: pendekatan ini dilakukan untuk meningkatkan resistensi
musuh alami
terhadap lingkungan;
4 pendekatan
konservasi: pendekatan
ini dilakukan untuk melindungi, memelihara, dan
meningkatkan efektivitas populasi musuh alami dalam
suatu habitat
Bin-Yahya 2012.
Diperlukan pemahaman yang lebih pada permasalahan dinamika populasi hama dan
predator agar upaya pengendalian hayati dapat berhasil. Contoh keberhasilan yang diterapkan
dari daerah Mediterranean di Eropa Selatan, bahwa penambahan predator serangga tomcat
Paederus sp dilakukan untuk mengendalikan hama daun kubis Plutella xylostella.
Model matematika banyak digunakan pada bidang pertanian, khususnya pada masalah
pengendalian hama secara hayati. Pada kasus ini, model matematika dapat membantu dalam
penentuan fungsi
kontrol atau
upaya pengendalian
pada sistem
hama-predator, sehingga kedua populasi dapat mencapai level
kesetimbangan dan tidak menyebabkan kerugian ekonomi. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas
mengenai upaya pengendalian hama yang dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama upaya
pengendalian
hama dilakukan
dengan menentukan dua fungsi kontrol untuk populasi
hama dan predator, sedangkan pada tahap kedua upaya pengendalian hama dilakukan dengan
menentukan satu fungsi kontrol, yaitu hanya dengan menambahkan sejumlah predator ke
dalam sistem hama-predator untuk mencapai level kesetimbangan. Sumber utama karya
ilmiah ini ialah artikel Optimal pest control problem in population dynamics yang ditulis
oleh Marat Rafikov dan Jose Manoel Balthazar tahun 2005.
1.2 Tujuan