Aplikasi Membran pada Industri Pangan

10 partikel dan akan meningkat dengan cepat karena pembentukan agregat Carreau et al. 1999. Gambar 4 Reogram untuk beberapa tipe fluida Perry Green 1999. Menurut Morrison dan Ross 2002, suspensi umumnya merupakan fluida Newtonian sampai tercapai laju geser yang tinggi dimana pada kondisi geseran tinggi sekelompok partikel menunjukkan sifat dilatan. Partikel tidak akan menunjukkan perilaku dilatan sampai tercapai kondisi close packing limit pada fraksi volume 60-70. Sifat reologi beberapa produk olahan jeruk telah diteliti, jus jeruk jenis orange yang sudah diklarifikasi dan dihilangkan pektinnya pada selang suhu 5 – 70 ºC dan konsentrasi 30.7 – 63.5 ºBrix bersifat Newtonian Ibarz et al. 1994. Produk olahan lainnya yaitu konsentrat jeruk menurut Rouse 1977 dan Kimball 1999 memiliki sifat pseudoplastis.

2.4. Aplikasi Membran pada Industri Pangan

Aplikasi membran pada industri pangan terutama bertujuan untuk pemekatan atau penghilangan suatu komponen dalam produk pangan. Pemanfaatan teknologi membran pada industri pangan sangat dimungkinkan karena proses membran tidak menggunakan suhu tinggi sehingga sangat baik bagi produk pangan yang sensitif terhadap perubahan suhu Liu 2005. Salah satu industri pangan yang menggunakan filtrasi membran adalah industri jus. Aplikasi membran filtrasi terutama bertujuan untuk klarifikasi dan konsentrasi. Mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi merupakan proses membran yang banyak digunakan. Menurut Mans 2006, beberapa sistem ultrafiltrasi telah digunakan untuk menjernihkan jus apel, pir, persik, cranberries, dan anggur. 11 Penelitian tentang pemurnian jus dengan menggunakan membran telah dilakukan sejak beberapa dekade yang lalu dan sampai sekarang masih dikembangkan. Pada Tabel 2 dapat dilihat beberapa hasil penelitian terdahulu tentang aplikasi filtrasi membran berbahan baku jus. Tabel 2 Ringkasan hasil penelitian aplikasi membran pada jus Referensi Proses Membran Bahan baku Jenis dan geometri membran Kondisi operasi Fluksi yang dihasilkan Hasil-hasil lainnya Kendala operasi Chamchong Noomhorm 1991 MF Jus jeruk tangerine - polisulfon - flat sheet - 25 kDa, 50 kDa, 100kDa, 0.10.2µm - A : 14 cm 2 - TMP : 0.93 – 1.94 bar - v : 0.96 – 3.5 m dtk -1 - T : 25 °C - perlakuan awal umpan: penambahan poligalakturo nase penyesuaian pH menjadi 2 - Fluksi maksimum : 69 Lm -2 jam -1 pada: pori 0.1 μm TMP : 1.94 bar v : 3.5 m dtk -1 - polarisasi konsentrasi dan fouling terjadi pada tekanan tinggi dan laju alir rendah Venturini et al. 2003 MF Jus jeruk - keramik - tubular - 0.1, 0.2, 0.8 1.4 µm - d : 8 mm - L : 0.2 m - A : 0.005 m 2 TMP : 0.3 – 1.6 bar 5 - 37 Lm -2 jam -1 - TMP limit :1.5 bar 0.8 µm, 2 bar 1.4 µm, 2.4 bar 0.1 µm - tidak ada perubahan total padatan terlarut, pulp, pH, total asam - kehilangan vitamin C : 28 - peningkatan suhu meningkatkan fluksi penurunan fluksi karena polarisasi konsentrasi dan fouling Cisse et al. 2005 MF Jus jeruk Valencia - keramik - tubular - 0.2 µm - A : 0.22 m 2 - TMP : 4 bar - v : 7 m dtk -1 - T : 20 ±2 °C - t : 10 jam 62 Lm -2 jam -1 - tidak ada perubahan vitamin C, total asam, konsentrasi gula, aroma - total padatan terlarut di retentat lebih besar daripada di permeat - padatan tersuspensi, senyawa terpen, karotenoid tertahan Hernandez et al. 1992a UF Jus Jeruk Grapefruit - polisulfon - hollow fiber - 500 000 Da - d : 0.75 mm - A : 4.68 m2 TMP : 1.03 bar T : 25 °C - - padatan tersuspensi, pektin dan sebagian senyawa aroma terejeksi - alkohol, ester, aldehida lolos - total padatan terlarut tidak berubah penurunan fluksi karena polarisasi konsentrasi Hernandez et al. 1992b UF Jus Jeruk Grapefruit - polisulfon - hollow fiber - 500 000 Da - d : 0.75 mm - A : 4.68 m2 TMP : 0.55 – 1.38 bar 6.25 – 14.1 Lm-2 jam-1 TMP optimum : 1.38 bar penurunan fluksi karena polarisasi konsentrasi 12 Tabel 2 Lanjutan Referensi Proses Membran Bahan baku Jenis dan geometri membran Kondisi operasi Fluksi yang dihasilkan Hasil-hasil lainnya Kendala operasi Capanelli et al. 1994 UF Jus jeruk - PVDF - 15 kDa 80 kDa - tubular - d : 25 mm - L : 1500 mm - A : 4.68 m 2 - TMP : 1.9 – 2.9 bar - v : 0.5 – 13 m dtk -1 - T : 40 ±1 °C ± 10 – 170 Lm -2 jam -1 - TMP limit : 2 bar - pektin dan pulp terdeposit di membran penurunan fluksi karena polarisasi konsentrasi - keramik - 0.5 – 0.8 µm - tubular - d : 4 mm - L : 0.85 m - A : 4.68 m 2 - TMP : 1.5 – 2.5 bar - v : 0.5 – 13 m dtk -1 - T : 40 ±1 °C ± 10 – 100 Lm -2 jam -1 - kinerja membran lebih tinggi dibandingkan dengan PVDF pada laju alir rendah Casani dan Jorgensen 2000 MF Jus ceri - Hollow fiber - 0.8 0.5 µm - A : 0.23 m 2 - TMP :0.06-1.21 bar - v : 0.5 m dtk -1 retentat - T : 3-5 °C - batch 350 - 200 Lm -2 jam -1 penyumbatan pori bukan disebabkan oleh konsentrasi umpan °Brix, tetapi oleh jumlah jus yang melewati membran - Keramik - 0.5 µm - A :52.6 m 2 - TMP : 0.35 - 0.56 bar 236 Lm -2 jam -1 - mikrofiltrasi tidak mempengaruhi warna, kandungan gula dan total fenol - Bruijn et al. 2002 UF Jus apel - keramik - 15 kDa 50 kDa - tubular - d : 3 mm - L : 1200 mm - A : 0.0225 m 2 - TMP : 1.5-4 bar - v : 2 7 m dtk -1 - Suhu : 50-55 °C - resirkulasi - umpan : 25 L penurunan fluksi terutama diakibatkan oleh fouling. Kondisi optimum untuk meminimisasi fouling : tekanan trasmembran rendah dan laju alir tinggi Cassano et al. 2003 UF Jus blood orang e wortel - PVDF - Tubular - 15 000 Da - A : 0.23 m 2 - TMP : 1.03 bar - v : 0.14 m dtk -1 - T : 23.5 °C - resirkulasi - tangki : 25 L Wortel : 25 Lm -2 jam -1 - peningkatan suhu umpan meningkatkan fluksi - peningkatan laju alir meningkatkan fluksi penurunan fluksi akibat fouling - TMP : 0.87 bar - v : 0.14 m dtk -1 - Suhu : 25 °C - batch Jeruk : 20 Lm -2 jam -1 Wortel : 15 Lm -2 jam -1 Cassano et al. 2006 UF Jus buah kiwi - PVDF - 15 000 Da - tubular - A : 0.23 m 2 - TMP : 0.85 bar - Q : 500 - 800 L jam -1 - T : 20 °C - resirkulasi 13.5 – 17.5 Lm -2 jam -1 - TMP limit :0.8 bar - TMP : 0.85 bar - Q: 800 L jam -1 - T : 25 °C - batch Fluksi menurun dari 15 Lm -2 jam -1 menjadi 7 Lm -2 jam -1 - seluruh padatan tersuspensi tertahan - kehilangan vitamin C :0.5 - 80-90 senyawa ester tertahan - rejeksi rendah terhadap senyawa polar seperti alkohol penurunan fluksi yang berangsur- angsur selama waktu operasi karena polarisasi konsentrasi dan pembentukan cake. 13 Tabel 2 Lanjutan Referensi Proses Membran Bahan baku Jenis dan geometri membran Kondisi operasi Fluksi yang dihasilkan Hasil-hasil lainnya Kendala operasi Cassano et al. 2007a UF Jus buah kiwi - PVDF - 15 000 Da - tubular - d : 12.7 mm - L : 1500 mm - A : 0.23 m 2 - TMP : 0.9 bar - Q: 300-700 L jam -1 - T : 20-30 °C - batch - TMP limit :0.9 bar - klarifikasi berhasil mengurangi jumlah padatan tersuspensi dan turbiditas - kehilangan vitamin C : 16 - lapisan cake dan fouling ireversibel berkontribusi terhadap tahanan total - kontribusi fouling reversibel terhadap total tahanan : 29.4 Cassano et al . 2007b UF Jus blood orange - PVDF - 15 000 Da - tubular - d : 12.7 mm - L : 1500 mm - A : 0.23 m 2 - TMP : 0.85 bar - Q: 800 L jam -1 - T : 25 °C - batch Fluksi menurun dari 11 Lm -2 jam -1 menjadi 9 Lm -2 jam -1 - TMP limit :0.8 bar - peningkatan suhu umpan dari 21 °C menjadi 25 °C meningkatkan fluksi permeat sebesar 12 - kehilangan vitamin C : 8.41 - rejeksi antosianin: 9.4 - senyawa flavonon lolos penurunan fluksi yang berangsur- angsur selama waktu operasi karena pembentukan lapisan fouling oleh partikel tersuspensi dan ketakmurnian makromolekul yang teradsorb. Keterangan : TMP : tekanan transmemban v : laju alir L : panjang membran T : suhu Q : debit d : diameter membran Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa parameter operasi seperti tekanan, laju alir, dan suhu mempengaruhi fluksi yang dihasilkan. Berdasarkan perbandingan hasil penelitian Venturini et al. 2003, Cassano et al. 2006, Cassano et al. 2007a, dan Cassano et al. 2007b, kehilangan vitamin C yang lebih besar terjadi pada tekanan yang lebih tinggi. Peningkatan laju alir dan suhu menyebabkan peningkatan fluksi. Mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi umumnya dapat merejeksi padatan tersuspensi dan pektin. Kendala utama operasi umumnya disebabkan oleh polarisasi konsentrasi yang membentuk lapisan cake dan fouling. Perbedaan bahan baku yang digunakan dengan parameter operasi yang sama mengakibatkan perbedaan fluksi yang dihasilkan 14 sebagaimana hasil penelitian Cassano et al. 2003. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan sifat bahan seperti kandungan padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Perbedaan kandungan padatan berpengaruh terhadap pembentukan lapisan cake yang terpolarisasi, sehingga dapat menghasilkan fluksi yang berbeda pula.

2.5. Kinerja Membran, Polarisasi Konsentrasi dan Fenomena Perpindahan Massa