Kualitas jus jeruk hasil mikrofiltrasi

56 membran tidak atau agak sulit terjadi sehingga lebih banyak molekul yang dapat melewati membran sebagai permeat.

4.1.8. Kualitas jus jeruk hasil mikrofiltrasi

Beberapa hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa mikrofiltrasi tidak mempengaruhi kualitas jus jeruk secara signifikan. pH permeat jus yang dihasilkan sebesar 5.2, tidak berbeda jauh dengan pH umpan. Dengan demikian, proses mikrofiltrasi tidak mempengaruhi keasaman jus. Kandungan vitamin C di dalam permeat adalah sebesar 11.65 mg100 g dan mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu rata-rata sebesar 44 . Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian Cisse et al. 2001 yaitu sebesar 11 dan Venturini et al. 2003 sebesar 28. Kehilangan vitamin C yang cukup besar kemungkinan disebabkan karena vitamin C sebagian besar masih tergabung di dalam partikel yang berukuran lebih besar sehingga dapat tertahan oleh membran. Pembentukan lapisan cake pada dinding membran akibat polarisasi konsentrasi dapat mengurangi efektivitas pori membran Hernandez et al. 1992a sehingga kemungkinan berkontribusi terhadap rejeksi vitamin C. Selain itu, kehilangan vitamin C yang cukup tinggi kemungkinan terjadi karena aplikasi tekanan transmembran yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu Venturini et al. 2003, Cassano et al. 2006, Cassano et al. 2007a, dan Cassano et al. 2007b diketahui bahwa kehilangan vitamin C semakin besar pada tekanan yang lebih tinggi. Kehilangan terbesar vitamin C ditunjukkan oleh hasil penelitian Venturini et al. 2003 yaitu sebesar 28. Tekanan transmembran yang digunakan merupakan tekanan tertinggi dari beberapa peneliti lainnya yaitu 1.6 bar. Pada penelitian ini, tekanan transmembran yang digunakan adalah 1.74 bar, lebih tinggi dari penelitian Venturini et al. 2003, sehingga kemungkinan kehilangan vitamin C menjadi lebih tinggi. Pada tekanan tinggi, lapisan cake cepat terbentuk dan cenderung lebih kompak sehingga mengurangi porositas membran. Hal ini menyebabkan partikel-partikel yang tertahan menjadi lebih banyak. Kandungan total padatan terlarut di dalam permeat juga mengalami penurunan yang cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar 38 . Hasil yang sama juga diperoleh oleh Cisse et al. 2005. Cisse et al. 2005 menyatakan bahwa total padatan terlarut di retentat lebih besar daripada di permeat. Penurunan dimungkinkan karena padatan terlarut di dalam jus jeruk merupakan gabungan 57 dari berbagai komponen kimia seperti gula dan mineral. Selain karena pengurangan efektivitas pori, pembentukan lapisan cake menyebabkan sebagian padatan terlarut dapat tertahan oleh membran, tergabungnya gula dan mineral menjadi partikel yang lebih besar dapat menjadi penyebab penurunan kandungan padatan terlarut di dalam permeat. Kandungan asam sitrat di dalam permeat sebesar 0.56 dan mengalami sedikit penurunan, yaitu rata-rata sebesar 10 . Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa komponen yang merupakan paramater kualitas jus seperti warna, kandungan vitamin C dan total padatan terlarut mengalami penurunan. Untuk memperbaiki kualitas jus jeruk, pada aplikasi di industri perlu dilakukan proses lanjut yaitu pencampuran. Milnes et al. 2007 menggunakan kombinasi teknologi untuk menghasilkan jus jeruk dengan rasa yang tidak pahit dan kualitas yang baik. Milnes et al. 2007 menggabungkan teknologi membran ultrafiltrasi tiga tahap untuk menyaring pulp, teknik adsorbsi resin untuk menghilangkan rasa pahit, kemudian mencampurkan 10 retentat hasil ultrafiltrasi dengan hasil adsorbsi resin untuk menghasilkan jus yang berkualitas baik. Dari hasil penelitian ini, komponen warna, vitamin C, dan tota padatan terlarut dapat dikembalikan dengan cara mencampur sebagian pulp hasil penyaringan awal dengan filter 200 mesh ke dalam permeat hasil mikrofiltrasi. Dengan demikian akan diperoleh jus jeruk yang tidak berasa pahit dengan kualitas yang baik.

4.1.9. Efisiensi pencucian